"Berpesta dibawah gelapnya dunia tengah malam, dengan tubuh tubuh hancur bergelimpangan di sudut sudut ruang.. dan segelas penuh darah segar dari orang yang kau cintai, bukankah menyenangkan?"
***
Pagi hari di sebuah Sekolah Menengah Atas mungil di atas bukit Seoul tampak heboh dengan ditemukannya sebuah mayat busuk yang menggantung di depan gerbang sekolah. Tak ada yang menyangka kalau seorang kepala sekolah berumur 60 tahunan itu mati dengan kondisi yang tak wajar.
Setelah muncul kabar 3 hari tak tampak di sekitar pekarangan sekolah, mayat Tn. Song kini muncul dengan luka sobek dari dada sampai perut yang tak menyisakan segenggam pun organ dalamnya. Tak hanya itu, muncul pula mahluk putih mungil yang menggeliat geliat disekitar jari tangannya yang menghitam yang terikat tali tambang kokoh. Mata nya melotot, seperti antara hampir tercungkil keluar atau belum.
Tak ada yang tahu siapa yang berbuat hal keji itu ke Tn. Song yang dikenal ramah dan berwibawa. Kini mayat busuknya menjadi tontonan hangat para siswa siswi kesayangannya.
"Hye Mi-ah.. aku takut.." Seorang gadis SMA merangkul lengan teman sekelasnya dengan gemetar diantara kerumunan itu. Si gadis yang dirangkulnya mencoba memberi kehangatan walaupun dia sendiri sedang gemetar hebat.
"Na Eun-ah.. jangan dilihat.." Hye Mi, gadis disebelah Na Eun menutup pandangan temannya itu dengan telapaknya yang dingin.
"Tapi.. tapi.." Na Eun memeluk Hye Mi dan tak lama terdengar suara isak tangis kecil itu diantara kerumunan siswa dan para polisi yang sedang menyelidiki.
"Aku tahu rasanya kehilangan Harabeojji.. Na Eun-ah.." Hye Mi dengan langkah berat merangkul Na Eun ke dalam kelas untuk setidaknya.. menenangkan hati gadis itu.
"Semua siswa dan siswi tetap berada di dalam kelas! Kami akan melakukan pemeriksaan!" Teriak seorang pria berpakaian detektif yang berkoar dengan toa putihnya itu.
"Apa?! Kau sudah gila?! Membiarkan anak anak yang ketakutan karena melihat mayat kepala sekolah mereka itu tetap berada disekolah? Kau sudah gila Jayden! Pulangkan mereka!" Seorang pria paruh baya yang gemuk menghampiri si pria berpakaian detektif itu dan membentaknya.
"Tidak ada yang gila disini, Tn. Shin Dong.." Ucap Jayden, si pria detektif itu dengan nada ketus dan dingin.
"....Tidak ada yang boleh keluar dari sekolah ini, sampai aku menangkap pelakunya.."
***
Sebulan berlalu semenjak kasus pembunuhan Tn. Song, aku Hye Mi.. sudah bisa melupakan kejadian itu dan menguatkan hatiku, sama halnya dengan masyarakat sekolah di Cheon Nam Senior High School ini. Namun tidak begitu dengan sahabatku, Na Eun..
Setelah kejadian mengerikan itu, Na Eun yang dulunya ceria dan cerewet sekarang menjadi keterbalikannya..
Tidak ada cara lain yang bisa kulakukan, bahkan seorang namja popular yang disukainya menegurnya pun tak membuahkan hasil apapun.
"Pabbo Na Eun-ah.. jangan seperti itu, aku menyayangimu.." Aku diam diam mengelus kepala Na Eun yang sedang tertidur diatas mejanya.
Hari ini, jam pelajaran ketiga kosong.. pelajaran Matematika, untungnya. Entah kenapa, mungkin Seonsaengnim terjebak macet di jalan. Sungguh mengasyikkan. Aku selalu berharap telah terjadi 'apa apa' ketika ada jam pelajaran matematika. Hihihi
Namun, kali ini tak sebahagia dulu.. dulu, saat Na Eun belum berubah, aku selalu mengajaknya bermain telepon salah sambung (semacam Ups salah maksudnya wkwk) dengannya saat jam pelajaran kosong.
Hufft..
"Perhatian semuanya.." Tiba tiba, wali kelasku Tn. Jin Young masuk dan mengetuk papan tulis dengan tongkat khasnya berkali kali, menandakan kalau ada yang ingin dia bicarakan seperti biasanya.
Na Eun yang tadinya tertidur langsung terbangun walaupun wajahnya masih sembab.
"Seonsaengnim akan memberitahu ke kalian semua, bahwa kelas ini kedatangan murid baru asal GangWon.." Ucapnya tegas.
"Silahkan masuk, Leo-ssi.." Jemari Seonsaengnim mengisyaratkan pemuda itu untuk masuk ke dalam kelas.
Tep... tep..
Suara langkah kakinya bergema menapak ke dalam kelasku. Tak satupun yang berkomentar atau rebut dengan datangnya pria itu ke kelas kami. Tak seperti Baro dkk yang senang membully anak baru bahkan yang baru masuk seperti dulu.
Pemuda tampan didepanku, dengan tatapan elang dan rambut coklat yang berkilau. Tinggi badannya membuatku mendongak saat menatapnya. Na Eun pun sama.
"Nah, Leo-ssi, silahkan perkenalkan dirimu ke teman teman barumu.." Jin Young sonsaengnim tersenyum ramah pada Leo. Leo terdiam, membuat situasi sekelas menjadi hening.
"Leo Imnida." Ucapnya datar. Tak ada lagi kata kata terlontar setelahnya.
"Hanya itu?" Jin Young seonsaengnim mengedipkan matanya.
"Ne"
***
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho Party
FanfictionTiap tetes percikan darah hangat mereka hampir membuatku gila.. siapa yang akan menolak darah hangat dari orang orang yang kalian sayangi? rasanya setangkup darah saja tak mampu menghilangkan hausku yang membunuh.. Rasa haus mencekik.. membuat matak...