***
Jam untuk istirahat kedua, aku berencana untuk menamatkan serial novel favoritku di taman belakang sekolah. Di bawah pohon apel yang rindang.. tempat kesukaanku.
Tapi apa yang kudapati saat sampai di taman belakang sangat mengejutkan. Pria sialan itu lagi.. entah apa yang si bodoh itu lakukan disana.
Dan lebih sialnya lagi, pria itu duduk ditempat biasa aku duduk sambil membaca novel.
"Pergi kau!" Geramku sambil melempari namja itu dengan daun daun kering.
Sesaat kemudian namja itu langsung bangkit dari duduknya dan langsung mengambil semua buku buku yang ada dipangkuannya tanpa melihatku.
"Dia benar benar pergi? Semudah itu?" Batin Hye Mi.
"Bagus.. aku tidak ingin dekat dekat dengan seorang pembunuh!" Teriakku dengan nada menghina.
"Seumur hidupku.. aku dan Baro tidak akan memaafkanmu, PEMBUNUH!"
Leo yang sudah 2 meter berjalan di depanku tiba tiba menghentikan langkahnya.
"Kau yang menyebabkan ini semua.. kau dengar kan? pembunuh.. KAU MENJIJIKAN!" Tak sadar aku berteriak dan menangis keras, cairan hangat dari ujung mataku sudah berjatuhan ke rerumputan tanpa ampun.
Leo masih terdiam. Tatapannya masih mengarah kedepan.
"Kau tak tahu apa yang kau bicarakan Hye Mi-ssi.." Gumam Leo, disambut oleh terpaan angin hangat yang menyibak tubuh kami.
"Kau tak bisa menemukan persamaan dari kematian dan kehidupan, bukan?" Leo segera pergi meninggalkan Hye Mi yang menangis karena dirinya.
***
Ayo lah kawan.. satu pembunuhan lagi dan aku akan menjerat kakimu dengan capit besi besar yang akan memuntahkan darah nistamu kemana mana.
Ayolah kawan.. aku membiarkan kau membunuh satu orang lagi saja.. terserah kau mau patahkan lehernya, cungkil matanya, bakar organ dalamnya.. apapun.. terserah kau..
Asalkan aku bisa mengirimmu ke neraka.
***
Musim semi tahun 2015. Sekolahku yang habis dirundung bertumpuk tumpuk berita mengerikan tiba tiba saja mengumumkan adanya pariwisata ke sebuah gunung Inwangsan.
Dan, disinilah kami sekarang. Sedang bernyanyi nyanyi dalam sebuah bus sewaan yang lumayan besar..
Aku dan Na Eun lebih memilih untuk memakan berbagai snack rumput laut kesukaan kami berdua dibandingkan bernyanyi. Na Eun terlihat sangat bersemangat.
"Hye Mi-ah.. nanti kalau sudah sampai, aku ingin kita berfoto yang banyaaaaakk sekali.." Na Eun sangat semangat sampai sampai kripik yang penuh di mulutnya hampir mencuat keluar.
"Ne.. Na Eun-ah.. tapi habiskan dulu kripikmu itu"
Aku tertawa melihat tingkah konyol Kang In si Gorilla yang sudah pulang kampung itu. Sempat terjadi perkelahian saat Kang In mengetahui bangkunya sudah diisi orang lain. Tapi begitu tau kalau Leo orang yang menyeramkan (Soalnya aku menceritakan pembunuhan Baro itu secara berlebihan ke Kang In) jadi apa daya gorilla itu menolak.
Oiya.. bicara tentang Leo...
Dari layar kaca Handphone ku - si brengsek itu duduk dibelakangku-, aku melihat wajah pemuda itu yang sedang bengong menatap jalanan. Mengingat kejadian kemarin, aku jadi merasa bersalah pada pria itu.
Mungkin bisa jadi bukan dia, kan saat itu aku tidak tahu siapa yang ditemui Baro setelah Baro bertemu dengan Leo.. Tapi sangat sulit bagi hatiku untuk mengingkari pemuda itu.
Leo, sebenarnya kau ini siapa?'
***
Braakkk...
Tiba tiba mobil bus yang kami tumpangi menabrak sesuatu dan hampir terbalik. Semua orang pingsan dan berdarah..
Kulihat didepanku Na Eun dan Hye Mi pingsan dengan luka akibat kaca yang berserakan.
"Bangun! Uhukk.. uhukk.." Aku menggoyang goyangkan tubuh mereka tetapi kedua gadis itu tak kunjung bangun.
Seonsaengnim dan supir yang berada diposisi paling depan kuperkirakan tewas terjepit mesin bus. Kecelakaan yang sangat janggal.
Lama lama dari kaca depan bus yang silau akan lampu mobil besar didepannya menampakan sesosok siluet orang yang kukenal.
Namja itu memasang senyum lebar, senyuman yang sangat familiar.
Namja itu tak lama melemparkan sebuah bom asap dan membuat pandanganku memudar.
"Uhukk.. uhukk.. ternyata.. benar kau.." Aku memasang senyum lebar kepada sosok pria yang selalu kucari cari bertahun tahun lamanya.
Lama lama asap semakin memasuki tenggorokanku dan akhirnya pandanganku pun memudar..
***
Thank you yang udah bacaa.. hehehehh~ *plakk*. Oiya, don't you already find out something of this story? khikhikhikhi~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho Party
FanfictionTiap tetes percikan darah hangat mereka hampir membuatku gila.. siapa yang akan menolak darah hangat dari orang orang yang kalian sayangi? rasanya setangkup darah saja tak mampu menghilangkan hausku yang membunuh.. Rasa haus mencekik.. membuat matak...