Psycho Party - Banzai -

762 67 9
                                    


***

Aku membuka mataku saat bau anyir menusuk hidungku. Aku langsung memuntahkan semua isi perutku ke lantai. Benar benar bau busuk yang tak bisa dijelaskan lagi oleh kata kata.

Aku merasakan nyeri di sepanjang lenganku, seperti ada tali tambang yang mengikat kedua lenganku ke tiang.

"Wah.. wah.. kau sudah bangun Mademoiselle? Bonjour.." Sesosok pria asing muncul mendekat ke arahku. Sial! Karena bau anyir ini membuat air mataku mengembun, aku tak bisa melihat sosok pria itu dengan jelas.

"Wah wah.. kau tidak sopan sekali muntah di ruang pesta ku.." Pria itu menggeleng gelengkan kepalanya tanda tak senang.

Tunggu? Apa ini ruang pesta?

Perlahan pandanganku kembali jernih dan apa yang kulihat di depanku adalah sebuah mimpi buruk terbesar dalam hidupku. Sebuah gereja megah yang sudah tua, ruang megah berdesain seperti ruang theater kuno zaman dulu yang berwarna merah marun. Samar samar terdengar lagu belanda kuno dari sudut ruangan, alunan music yang menentramkan, seperti lagu yang biasa diputar orang stress hanya untuk merilekskan pikiran mereka.

Terdapat panggung besar di depanku, yang kutahu.. tempat biasanya sepasang kekasih mengucapkan janji suci mereka ke seorang pastor, sudah dirombak menjadi tempat eksekusi yang mengerikan. Mayat mayat bergelantungan di sudut sudut ruangan, ada yang terbelah.. ada yang hancur bersama ribuan belatung.. benar benar mimpi buruk.

"Mademoiselle? Apa kau menyukai ruang dansa ini? Kebetulan dari sekian temanmu, hanya kau dan gadis cucu nya kepala sekolah tengik itu lah yang tersisa.." Katanya sambil tertawa terbahak bahak.

Apa katanya? Maksudnya apa hanya aku yang tersisa?!

"Hmmphh..Hmmpphh.." Terdengar suara seseorang yang seakan meminta pertolongan. Na Eun!

"Na Eun! Na Eun!!" Aku mencoba menolongnya dari tiang besi itu, namun tanganku yang dipaku oleh orang gila ini benar benar tidak bisa membuatku berkutik.

"Lepaskan mereka Chan-ah, urusanmu adalah denganku.. orang yang kau sayangi bukan?" Teriak suara seorang pria yang kukenal, begitu aku menoleh ke pojok ruangan Leo sedang terikat di kursi, sepertinya dia mengenal pria gila ini.

Laki laki berkemeja dan jaket hitam berdiri di depan ku lalu tertawa keras. "Ahahaha... jangan kuno begitu Jayden-ah.."

"Aku akan membunuh siapapun mulai hari ini..."

Pria bernama Gong Chan itu tiba tiba menarik suatu tuas dan tak lama terdengar suara aneh dari atap yang berdesir seperti air.

"NA EUN!!"

Aku tak kuasa lagi saat atap diatas Na Eun terbuka dan menumpahkan berliter liter air keras yang menghancurkan wajahnya, tubuhnya menyusut dan mendidih hingga menimbulkan nanah yang bercucuran hingga tampak tulang kemerahan darisana.

"H..Hye...M..i-ah..." Na Eun tampak merintih dan mengembangkan senyumannya, tampak air mata terakhir yang menetes dari pelupuk matanya sebelum mata Na Eun mendidih, membesar, lalu hancur berserakan di lantai.

"Well, well.." Pria itu melakukan standing applause ke Hye Mi lalu menunjuk beberapa bagian tubuhnya khas orang berdoa. "Pertunjukan yang lumayan bagus.."

Kali ini pria itu menoleh kearah Leo. Leo membalas tatapannya dengan penuh kebencian.

"Wel.. pak detektif, kapan giliranmu akan tiba?"

"Apa... detektif?"

***

Hye Mi menoleh kearah Leo dengan tatapan tak percaya. Teman sekelasnya baru saja dipanggil 'detektif' oleh namja gila di depan mereka. Sementara Leo masih berusaha untuk melepaskan rantai yang melilit tangan dan lehernya.

Psycho PartyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang