***
Leo yang mengerti akan situasi yang tengah terjadi membuat inisiatifnya berjalan cepat, dia segera mengambil sebuah kawat disampingnya dan meliukkanya seperti bentuk sebuah kunci, lalu dengan mudah gembok rantai yang menguncinya itu terjatuh ke lantai, membuat suara gaduh menggema di ruangan itu.
Gong Chan terhenyak saat menoleh kearah Leo, pemuda itu sudah mengacungkan pistol kearah dahi Gong Chan.
"Pfft.. bodohnya aku.." Ucap Gong Chan sambil terkekeh pelan dan berdiri, dia mengulurkan kedua tanganya ke udara, tanda menyerah.
"Kau berani menembakku Hyeong?" Tanya Gong Chan dengan suara menantang, gigi pemuda itu bergemeletuk menahan segala emosi yang campur aduk di dalam hatinya.
Leo melihat bekas air mata Gong Chan yang tertinggal di pipi pemuda tirus itu, pria itu benar benar menangis. Seorang Psychopat menangis, agak lucu namun apa yang harus Leo lakukan?
Tangan Leo bergetar, membuat ujung pistolnya mengarah tak beraturan di depan wajah pemuda yang dia temui beberapa tahun lalu. "Jangan membuatku tertawa Chan-ah.. aku tidak akan segan segan"
"Hmmph.." GongChan menggigit kuat bibir bawahnya, menahan tawa. Tanganya perlahan meraih sebuah pistol silver mungil.
"Kau tidak perlu melakukannya Hyeong.." Dengan tangan gemetar Gong Chan mengarahkan ujung pistol itu ke pelipisnya. Leo membelalakkan matanya, dari lubuk hatinya ia ingin berteriak untuk melarang Gong Chan melakukan hal gila itu, namun logikanya meminta Gong Chan agar menekan pelatuk pistol itu. Semua keadaan yang terjadi sekarang benar benar menginjak perasaannya.
"Hentikan, Oppa, Leo!" Hye Mi mencoba berdiri dan melerai keduanya, namun ikatan rantai mulai membentuk guratan biru di lehernya membuat gadis itu meringis kesakitan.
"Diam.." Gong Chan mengambil sebuah belati dan menunjukkannya ke mata Hye Mi, disatu ujung tangan yang lain pemuda itu hendak menekan pelatuk pistolnya kedada Leo.
Hye Mi tercengang dengan apa yang Gong Chan lakukan padanya. Ujung mata Gong Chan menatap Leo pelik.
Darr...
Satu tembakan tepat melukai bahu Leo, pemuda itu langsung ambruk ke lantai dan meraung kesakitan. Rahang bawah Hye Mi terasa membatu saat melihat pria itu menjerit jerit kesakitan.
"50 C Conversion Unit Night Hawk Custom.. peringkat ke Sembilan dari senjata paling mematikan di dunia.." Gong Chan terkekeh melihat Leo kesakitan, dia berjongkok di depan Leo dan meneliti setiap gerak gerik tubuh Leo, seperti anak SMA yang tengah bereksperimen dengan membelah belah kodok.
"Bagaimana Hyeong? Timah panasnya pasti membuatmu tergila gila bukan.."
"Kau berbohong.." Hye Mi menatap tajam kearah Gong Chan. "Kau sudah berjanji padaku kalau kau tidak akan melukai siapapun lagi.."
Gong Chan menatap Hye Mi dengan alis bertautan, sedetik kemudian pria itu tersenyum lembut. "Maafkan aku.."
Kemarahan Hye Mi benar benar memuncak saat Gong Chan memasang wajah seperti itu, wajah yang sangat tenang saat ratusan jenazah bergelantungan disekitar mereka, dan juga.. yang katanya orang yang paling dia sayang dia biarkan meraung raung begitu saja.
"Kau iblis.."
"Terima kasih..Nyonya" Gong Chan menepuk kepala Hye Mi lembut.
***
Bre*****! Aku tidak akan membiarkan diriku seperti banci pengecut yang hanya bisa meraung raung seperti ini. Tidak..
Sial, timah panas yang menembus bahuku benar benar membuatku menderita, rasanya seperti mau mati saja padahal hanya bahuku yang terluka. Bocah itu.. aku tidak akan memaafkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho Party
FanfictionTiap tetes percikan darah hangat mereka hampir membuatku gila.. siapa yang akan menolak darah hangat dari orang orang yang kalian sayangi? rasanya setangkup darah saja tak mampu menghilangkan hausku yang membunuh.. Rasa haus mencekik.. membuat matak...