Leo menengadahkan dahinya ke dinding kaca jendela kantornya. Menatap tiap gerak gerik kendaraan yang memenuhi kota Seoul di siang hari.
Otaknya terasa jengah karena kasus pembunuhan yang terjadi kemarin. Berlembar lembar dokumen yang harus di konfirmasi beserta pertanyaan media pers benar benar harus dijawabnya dengan penuh kesabaran.
"Leo Oppa?" Hye Mi menyentuh bahu Leo untuk menyadarkannya dari lamunan.
"N.. Ne..?" Leo menoleh dengan gagap ke Hye Mi. Hye Mi yang hadir di kantornya sebagai saksi mata dari kejadian itu.
Gadis itu melihat Leo dalam tatapan mata yang aneh, Leo dengan cepat dapat menangkap kenyataan kalau gadis itu masih trauma.
"Kau masih memikirkannya? Jangan dipikirkan terus.." Leo memeluk tubuh mungil Hye Mi. Pria itu bisa merasakan getar tubuh mungil dari Hye Mi.
"Sebenarnya.. aku masih takut"
Leo mencium dahi Hye Mi. Setidaknya walaupun mereka bukan sepasang kekasih tapi Leo berharap dengan begini dia bisa menenangkan gadis 18 tahun itu.
Hye Mi benar benar merasa bersalah. Dia tahu benar kenapa Gong Chan menyerahkan nyawanya pada gadis itu.
Gong Chan mencintai Hye Mi..
Pria itu menyerahkan nyawanya untuk orang terakhir yang disayanginya.
Gong Chan terlihat sangat ringkih dengan semua beban yang dilaluinya sendiri. Bahkan pria itu terlihat amat tegar dari luar.
"Andai waktu bisa diputar kembali.. aku ingin merubahmu.. aku ingin bersamamu dan aku ingin membuatmu sadar akan indahnya dunia.."
Hye Mi menangis sendu di dada bidang Leo.
Tangannya bergetar, masih sangat terasa dinginnya pistol yang ia gunakan untuk membunuh pria itu. Leo dengan perlahan memeluknya, memberikan sedikit kehangatan.
Tuk...tuk..tuk...
Suara ketukan pintu reflek membuat Leo dan Hye Mi melepaskan pelukannya.
Shin Dong memasuki ruangan sambil membawa satu map dokumen dengan warna merah. Wajahnya tak seceria dulu, muncul rambut rambut tipis yang memenuhi dagu sampai philtrumnya.
"Jayden-ah.. ada kabar buruk" Ucap pria itu to the point dan menyerahkan map itu kearah Leo.
Leo membuka map itu dan membacanya serius.
"Ternyata Gong Chan menyimpan seorang sandera di Prancis.." Shin Dong mengurut dahinya.
".. sumber diketahui oleh para teman kerja dan tetangganya terdekat, kalau mereka sering mendengar suara minta tolong seakan akan dari dalam tanah"
Leo mengernyit, matanya terbuka lebar sampai disebuah kolom berisi nama korban yang diprediksikan.
"Jung Se Na.. warga negara Korea Selatan yang diculiknya saat bekerja"
Ucapan Shin Dong seakan menghujam jantungnya telak.
"Jayden-ah.. gwaenchanayo?" Shin Dong menepuk bahu pria itu begitu menemukan kejanggalan di wajahnya.
"Se Na-yah..."
***
Seorang gadis menatap manja sesosok pria tampan didepannya. Leo tersenyum kecil melihat reaksi gadis itu yang terus terusan memberikan puppy eyes padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho Party
أدب الهواةTiap tetes percikan darah hangat mereka hampir membuatku gila.. siapa yang akan menolak darah hangat dari orang orang yang kalian sayangi? rasanya setangkup darah saja tak mampu menghilangkan hausku yang membunuh.. Rasa haus mencekik.. membuat matak...