1

973 65 15
                                    

Pria tan dengan seringaian tengil baru saja bangun dari kursinya. Pria itu berjalan mendekat menatap pria di depannya yang berdiri tak berdaya. Tangannya di ikat ke atas oleh sebuah borgol yang terpasang dengan besi berukuran persegi, wajah dan tubuh pria itu sudah babak belur berlumuran darah.

"Haahh... bukannya ini sangat membosankan?" Pria itu bertanya sembari merentangkan kedua tangannya dengan mulut menguap bosan.

"Hanya ada kita berdua di sini. Apa kau ingin melakukan permainan denganku?" Pria tan itu memutar tubuhnya 360°. Memiringkan tubuhnya menatap pria di depannya yang diam tak berdaya. "Bagaimana kalau kita bermain rolet rusia?"

Tak ada jawaban. Pria tan itu menghela napasnya lelah. Tangannya bergerak ke belakang, mengambil sebuah revolcer dari sarung senjata yang diikatkan di pinggangnya. "Karna kau hanya diam, maka aku akan menganggap jawabanmu adalah ya."

Rolet Rusia adalah sebuah permainan maut menggunakan pistol revolver. Permainan ini dimulai dengan memasukkan satu buah peluru atau lebih ke dalam silinder revolver. Silinder tersebut akan diputar secara acak, kemudian revolver ditodongkan pada diri sendiri, dan pelatuk pun ditarik. Hanya keberuntungan yang dapat menyelamatkan sang pemain dari kematian.

Clik

Suara silinder revolver yang dikunci terdengar begitu nyaring di ruangan hampa. Silinder tersebut diputar, memindahkan satu lubang yang berisi peluru secara acak. Tangannya yang memegang senjata diangkat ke udara, jemari yang berada di pelatuk bergerak pelan.

"Sebelum kita mulai, bagaimana kalau kita membuat kesepakatan terlebih dulu? Karena kedua tanganmu terikat tak bisa memegang revolver ini, bagaimana kalau aku berbaik hati menggantikanmu untuk memegangnya? Sebagai gantinya, kau juga menggantikan kepalaku untuk ditodong nantinga. Bagaimana?"

Pria tan itu memajukan wajahnya lebih mendekat, menatap pria di depannya yang hanya diam menatapnya. Tangannya mencengkram rahang pria di depannya, menggerakkan kepala tersebut ke atas dan ke bawah. "Kau setuju?! Hooo aku mulai menyukaimu. Baiklah, kita mulai sekarang!"

Tubuhnya kembali berdiri tegak. Tangannya terangkat menodongkan moncong pistol ke kepala yang berlumuran darah. "Siapa yang membayarmu untuk melakukan semua ini?"

1

2

3

Pik

Suara tembakan kosong terdengar setelah hitungan ketiga. Pria itu menutup matanya, memperlihatkan wajah kelegaannya.

"Oke, pertanyaan selanjutnya. Hmm... apa makanan kesukaanku?"

"1... 2... 3..." Tak ada lagi jawaban.

Pik

Tembakan kosong kembali keluar dari revolver tersebut. Pria tan itu mendengus sebal.

"Oh ayolah, sekarang permainan ini mulai membosankan, hanya aku yang sedari tadi berbicara. Pertanyaan selanjutnya, semoga salah satu diantara kalian ada yang bersuara, baik itu kau atau revolver ini."

Jemarinya kembali bergerak meremat gagang pistol yang dipegangnya. Sekilas tersenyum manis melirik pria di hadapannya yang ketakutan. "Siapa anggota S yang paling menyebalkan? 1... 2... 3..."

DORR!

Suara tembakan terdengar begitu memekakan telinga. Pria tan itu menutup matanya saat darah segar memuncrat dari kening pria di depannya. Tangannya mengepal kesal, tubuhnya segera berbalik menatap pria tan lainnya yang berada tak jauh darinya.

"KAI! Kau merusak permainanku lagi!"

"Kau lelet, pria itu tak akan menjawab pertanyaanmu sampai kapanpun." Pria tan bernama Kai menjawab malas. Pistol yang tadi digunakannya untuk menembak kening tawanan mereka kembali dimasukkan ke saku celananya.

Dark HorseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang