Penculikan

22 7 10
                                    

➴➴➴

Seharian Amel berada di dalam rumah. Gabut, suntuk, dan bosan adalah hal yang ia rasakan saat ini.

"Gabut, gue ke minimarket aja kali ya?"

"Tapi bisa mampus kalo gue ketauan sama tu cowo."

"Aktif kaga ye tu bocah."

Lalu Amel mencoba mengabari Fedry lewat chat.

"Ck, males banget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ck, males banget." kesal Amel.

Tok...
Tok...

Amel yang sedang berbaring di sofa ruang keluarga pun di kagetkan dengan dengan suara ketukan pintu. Ia segera bangun dari posisinya, dan menghampiri pintu tersebut.

"Siapa?" tanya Amel seraya membuka pintu. Namun, saat pintunya terbuka, tidak ada siapapun di luar.

"Siapa toh? Apa bocil iseng? Tapi, kalo bocil harusnya ga secepet itu kan?" gumam Amel heran sekaligus bingung. Karna masih penasaran, ia pun mencari-cari keberadaan seseorang di luar rumah. Dan...

"Mmph!!" tiba-tiba seorang lelaki membekap Amel dari Arah belakang. Tak lama pandangan Amel mulai kabur. Dan...

Bruk..

Amel jatuh pingsan. Karna kain yang digunakan untuk membekap Amel mengandung cairan tidur.

☘︎☘︎☘︎

Fedry yang baru saja sampai di kejutkan dengan, terbukanya pintu rumah Amel. "Amel!!" gumam Fedry panik, dan bergegas masuk ke dalam rumah. Ia mencari keberadaan gadis tersebut di penjuru rumah. Tapi, hasilnya nihil. Saat hendak keluar dari rumah, ia melihat segumpal kertas. Ia membuka kertas tersebut.

Tertulis alamat dimana seseorang mengambil Amel dan membawanya pergi ke alamat tersebut. Setelah membaca tulisan tersebut, ia meremas dan membuangnya asal. "Gue ga akan biarin  lo ngelukai Amel."

Dengan sorot mata yang menahan amarah ia berjalan kearah mobilnya berada untuk pergi ke alamat yang tertera di kertas tadi.  Ia melajukan mobilnya di tengah-tengah ramainya jalan kota.

Sesampainya di tempat yang dituju. Ia segera mencari keberadaan orang. "DIMANA KALIAN?!" teriak Fedry menggema di luar gudang tua tersebut.

"Wow, wow, wow, rupanya awak berjaya jumpa tempat ni." ujar seorang lelaki.

Fedry menoleh ke arah suara tersebut. "Mana awak sorokkan Amel ha?" tanya Fedry dengan nada dingin.

"Wo wo wo, jangan tergesa-gesa tuan. Jom main sekejap." ucap lelaki itu, lalu ia mengeluarkan sebuah senjata berupa pisau.

Amelia dan Pembunuh Bayaran Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang