CHAPTER 7

27 5 4
                                    

•HAPPY READING•
-
-
-
-
-
-
-
-

Sheila dan Joe akhirnya sampai dipekarangan rumah Argantara.

"Lo sih lama, ketinggalan kan kita." Ucap Sheila, yang sembari melepaskan helm itu.

"Lo yang gak mau pegangan, gue takut anak orang melayang anjir." Jawab Joe, Sheila tidak menanggapi ia berjalan masuk kerumah Argantara.

"Anjir dari mana lu berdua?, lama amat." Tanya Argantara

Sheila tak menjawab, memilih langsung merebahkan diri di karpet.

"Tu anak lama, mana nih makanan? masih ada gak?."

"hahaha anjir, parah lo Joe. Masih, itu lagi diambilin pacar gue." Balas Argantara.

Sheila yang masih tiduran, melihat kearah tempat Ryan dan Aqella duduk, mereka sedang asyik bercanda, sambil sesekali Ryan mengelus-elus rambut Aqella.

'anjing emang, ini kenapa lagi kok nyesek?'

"Woi! kesambet entar lo." Ucap Joe tiba-tiba, Sheila terkejut, ia menoleh ke samping. Mendapati Joe yang sedang memakan snack.

"Ga usah ngagetin napa, Na."

"Lu nya aja yang kagetan, mending makan deh, tadi disekolah makan cuma dikit." Ucap laki-laki itu.

"Ga mood gue, pengen balik aja."

"Lah? baru juga nyampe, La. Kenapa?hm?." Tanya Joe, Sheila hanya tertunduk, Joe yang tahu bahwa perempuan itu sedang menahan tangis, menarik Sheila masuk ke pelukannya.

"dasar, cangeng banget lo, udah gede juga. kenapa lagi hah?, demen bener nangis." Lagi-lagi Sheila hanya diam, membiarkan Joe berbicara sendiri.

Suara isak-an dari mulut perempuan itu terdengar ditelinga Joe, laki-laki itu memilih untuk diam sambil mengelus rambut Sheila, dengan lembut.

"Mana-mana sini yang bikin lo nangis, biar gue timpuk pake helm palanya."

...
Suara isak-an dari Sheila semakin besar, hingga menarik perhatian Argantara yang ada di dapur, yang tak jauh dari ruang tamu.

Argantara menghampiri Sheila yang ada didalam pelukan Joe.

"Kenapa, La?." Sheila tak menjawab, tangannya memegang erat baju Joe.

"Mau pulang." Ucapnya pelan.

Joe melepas pelukan tersebut, ia menatap mata Sheila yang sudah sembab. Yang lain pun ikut mendatangi mereka.

"Ra, gue anterin dia pulang dulu deh."

"Tunggu dulu, Sheila kenapa nangis? lo apain?."

"Bukan gue anjir, aelah fitnah lo."

"Sheila kenapa?." Tanya Willia dan Viona bersamaan.

"Mau pulang." Ucap Sheila sekali lagi dengan pelan.

"Iya, kita pulang ya, ayo berdiri."

"Entar deh bahasnya, gue anterin dia pulang dulu."

"Ribet deh jadi cewe, ganggu aja." Ucap Aqella tiba-tiba.

"Mulut lo anjir, kek ga punya adab." Kesal Willia, Viona mencoba menenangkan temannya itu.

"Udah, Wil, kita ikutan pulang deh, ga enak gue suasananya jadi begini." Ucap Viona, akhirnya Willia dan Viona pulang terlebih dahulu, sebab bila tidak begitu, emosi Willia akan semakin memuncak.

"Sayang, sepupu kamu kenapa?." Tanya Anandita.

"Gatau, dia emang suka gitu, besok juga baikan." Anandita mengangguk paham.

Selesai Tanpa Memulai(On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang