"Kamu mau nyulik apa gimana sih? Kenapa kita ke hutan gini?"
"Kamu pernah ke sini, kan?"
Mereka berhenti sejenak saat Raiden menunjuk sebuah kabin di tengah hutan. Dari jarak ini, Selena sudah bisa mencium wangi ceri dari dalam kabin serta mawar-mawar yang ditanam di depannya.
"Gimana ceritanya ke kabin ini bisa jawab pertanyaan aku? Oke, berhenti sebelum aku jalan lebih lanjut. Kamu harus jelasin dulu semuanya yang aku lihat, Raiden. Apa yang tadi dan sebelum-sebelumnya?"
Selena mulai tak sabar dengan Raiden yang masih bungkam. Ia membawa Selena ke tengah hutan seenaknya tanpa penjelasan. Wanita ceroboh ini bisa saja menjadi korban mutilasi tiba-tiba.
"Masuk dulu ke kabin. Sebentar lagi bakal hujan," ucap Raiden sambil menunjuk langit.
Raiden langsung menarik tangan Selena tanpa aba-aba. Ia terpaksa mengikuti pria itu dan berdoa agar tak masuk berita esok hari.
Kembalilah ia ke tempat yang penuh dengan tanaman herbal ini. Dinding kayu yang mulai lapuk itu memberikan kesan lembab dan gelap.
Kali ini, Selena memakai waktunya untuk melihat-lihat sebentar sementara Raiden melempar tas ranselnya ke dapur lalu menuang sebuah minuman dari panci. Warna minuman itu seperti teh yang bersoda. Raiden langsung meminumnya sampai tak bersisa.
"Apa itu racun yang kamu kasih waktu itu?" tanya Selena dan menunjuk panci berisi sisa teh tadi.
"Ya. Ini teh ginseng, ginko biloba, beri liar, dan vodka. Kalau kamu mau sebut campuran itu sebagai racun," ucap Raiden.
"Kamu nggak bercanda, kan?"
"Ngga." Raiden menuang kembali ramuan itu dan kali ini ia menyodorkannya pada Selena.
"Coba minum."
Raiden terlihat baik-baik saja setelah meminum ramuan ini. Wanginya cukup enak dan sepertinya hangat. Hutan ini berkabut ditambah hujan yang membuatnya semakin dingin.
Selena meneguk ramuan itu pelan-pelan, lalu Raiden mengangkat jarinya dan,
"Attack crescent moon."
Stak!
Badan Selena kembali nyeri seperti kemarin. Ia kesulitan bernapas dan badannya langsung terjatuh ke depan. Radien menangkap tubuh itu sambil melihat tanda sabit di punggung tangan Selena.
"Bukan ramuannya yang berisi racun, Selena. Tapi sihir di dalam minuman itu yang buat kamu sakit," ucap Raiden.
Selena masih sangat kesakitan dan Raiden tak menghentikannya. Tangan Selena berpendar dan ia berkeringat dingin.
"Tahan sampai sakitnya selesai. Jangan pingsan," ucap Raiden sambil masih memegangi tubuh Selena yang bersandar ke tubuhnya.
Selena mencengkram bahu Raiden dengan kepalanya bertumpu di dada Raiden. Ia bahkan tak sanggup berteriak karena lehernya seperti tercekik. Kali ini, rasa nyeri dan perih juga menjalar sampai ke kakinya. Badan mungil itu seperti daun kering yang akan segera jatuh dari batang pohon
KAMU SEDANG MEMBACA
Selena's War
Fanfiction- The world between Sun and Moon - A fanfiction of Lee Jeno, Na Jaemin, Jung Jaehyun, and Go Younjung.