Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kita mau ke tempat penyihir itu?"
"Apa di sana orang-orangnya terbang pake sapu lidi?"
"Kok aku nggak bisa bikin air jadi mendidih?"
Ocehan itu membuat kaki jangkung Raiden berhenti. Ekor matanya melirik gadis pemilik bibir cerewet itu. Selena yang hanya fokus pada ucapannya tapi tidak pada langkahnya, langsung menabrak punggung lebar Raiden yang sekeras tembok.
Bruk!
"Aw!"
"Aku kira penyihir bulan pendiam." Raiden menatap perempuan itu dari kepala sampai kaki dengan sinis.
"Kenapa aku penyihir bulan? Aku maunya jadi penyihir saturnus."
"Nggak ada penyihir saturnus, Selena," ucap pria itu malas. Ia seperti menjawab pertanyaan anak SD yang baru belajar sains.
"Terus?"
"Apa kamu nggak sadar arti nama yang dikasih orang tuamu itu?"
"OH, WAIT?"
Selena baru menyadari koneksi itu. Ia sampai melihat ke langit untuk berpikir dan membayangkan galaksi di atasnya.
"Jadi orang tuaku penyihir juga?!" pekiknya yang menggema ke seluruh hutan sepi itu.
"Bukan. Orang tuamu yang sekarang bukan orang tua kandungmu."
"Ucapanmu jangan sembarangan, Raiden."
"Secara teknis, mereka orang tua kandungmu. Tapi jiwa kamu bukan."
"Kamu gaslight aku dengan kalimat-kalimat aneh."
Raiden tak menghiraukan tuduhan Selena. Hidupnya telah dihabiskan untuk membawa rahasia-rahasia penyihir, termasuk tentang takdir Selena yang tidak diketahui Selena sendiri.
Termasuk ramalan yang berkaitan dengan Selena. Ia bahkan tak percaya bahwa ramalan itu akan terjadi setelah melihat kepribadian Selena.
"Terserah," jawab Raiden malas.
Selena memutar matanya. Sedikit banyak ia tak menyukai sikap raiden yang sok keren. Memang, sih, dia selama di kelas tak pernah bersikap jahil atau lucu. Bahkan Selena tak mengingat kalau Raiden pernah bercanda.
"Jadi, kenapa aku nggak boleh jadi penyihir saturnus?"
Mereka berhenti setelah Selena bertanya. Ternyata mereka sudah sampai di depan sebuah gua besar di tengah hutan.
Merinding bulu kuduk Selena saat menatap ke tempat gelap itu. Terlihat sangat dingin dan kosong seperti tidak ada kehidupan. Kegelapannya menyerap fokus dan kesadaran jika dilihat terlalu lama.
"Hanya ada dua suku penyihir. Solaris Tribe, berisi penyihir matahari dan Lunaris Tribe, berisi penyihir bulan. Kamu, penyihir bulan, bisa mengendalikan air dan angin. Semua kekuatan kamu berasal dari bulan." Raiden melepaskan tas ranselnya lalu mengambil beberapa peralatan.