Prolog

284 15 0
                                    


Happy Reading!!!


"Kenapa nggak angkat telpon?" Pertanyaan disertai kedatangan mendadak seorang pria dengan rambut mulai gondrong itu membuatnya tersentak. Entah sejak kapan pria itu berdiri di sampingnya.

"Dari kapan kamu disini?" Pria itu berdecak saat gadis di depannya membalas pertanyaannya dengan pertanyaan pula.

"Jawab aja! Kenapa telponnya nggak diangkat?" Pria itu mengacak rambutnya hingga berantakan yang malah menambah kesan sexy di mata cewek-cewek yang berada di taman itu. Berbeda dengan empunya yang kini merasa khawatir, tak lupa jantungnya yang masih berdetak kencang karena ulah gadis di depannya ini yang senang sekali membuatnya kalut.

"Ehh, handphone-nya silent mode." Cengirnya setelah melihat begitu banyak penggilan tak terjawab di ponselnya.

"Huh, lain kali jangan gitu lagi, sayang." Badannya meluruh setelah memastikan gadisnya baik-baik saja.

"Kenapa sihh?" Tanyanya heran. Ia memperhatikan pria itu yang sekarang sudah berantakan, mulai dari kemejanya yang kusut, lengan bajunya yang naik sebelah, tak lupa rambut berantakannya. Wajahnya juga terlihat kusut dan menyiratkan kekhawatiran, atau mungkin ketakutan?

Gadis dengan tinggi 165 cm itu mengeluarkan tissue dari dalam tasnya, kemudian mengusap keringat pria di depannya yang tengah memejamkan mata. Menenangkan dirinya yang hampir saja kehilangan akal sehatnya. Ia merengkuh tubuh gadis di depannya yang kaget karena perlakuan tiba-tibanya. Membenamkan wajahnnya di bahu gadis itu.

"Jangan pergi! Jangan jauh-jauh." Gumamnya lirih yang dapat didengar gadis itu. Meskipun heran, ia menepuk punggung yang biasanya tegap itu pelan. Biarlah nanti ia bertanya kepada pria itu, mungkin sekarang bukan waktu yang tepat.

***

Welcome to my new strory...

Semoga betah disini yaa..

Next?

26-12-22

3XTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang