Chapter 4

77 5 1
                                    

Happy Reading!!!

"Adek! Tungguin Abang." Seorang gadis kecil berlari menuju lapangan, meninggalkan anak kecil yang berteriak memanggilnya.

Setibanya di lapangan ia berhadapan dengan seorang anak laki-laki yang berpeluh keringat karena main bola. Tanpa aba-aba didorongnya anak itu hingga terjengkang ke belakang. Tak lama setelahnya datang anak laki-laki kecil yang tak lain adalah kembarannya.

"Adek! Maafin Adek aku ya." Anak kecil itu membantu korban yang terjatuh karena gadis kecil yang tak lain adalah adiknya.

"Kenapa Adek dorong dia?" Tanya sang kembaran heran. Tak biasanya adiknya ini menjahati anak lain tanpa ada apa-apa. Gadis kecil itu tak menjawab, melainkan kembali mendorong anak kecil itu dengan sekuat tenaganya saat ia baru berdiri.

Tak terima didorong dua kali, anak kecil itu ikut membalas dan mendorong gadis kecil itu. Hingga terjadilah aksi pertengkaran antar bocah itu.

Kembaran gadis kecil itu melerai aksi keduanya yang sudah berbekas luka di beberapa bagian. Ia ikut khawatir melihat tangan adiknya yang mengeluarkan bercak darah.

"Greisy!" Panggil kembarannya dengan nada sedikit keras. Tanpa berkata apa-apa gadis itu segera pergi dari sana.

Anak keci itu mengusak kepalanya frustasi. Masih kecil saja adiknya itu sangat pintar membuatnya berpikir keras dan hampir gila, apalagi jika sudah besar.

Anak kecil yang tak lain adalah Giovanno-kembaran Greisy- itu segera mengejar adiknya tanpa mempedulikan anak laki-laki itu yang sudah dihampiri teman-temannya. Ia mengikuti langkah kaki sang kembaran, takut kehilangan jejaknya.

Sampai di sebuah lorong yang jarang dimasuki orang-orang, ia melihat adiknya itu memangku seekor kucing liar dengan beberapa luka di tubuhnya, sepertinya bekas luka dipukuli dengan kayu atau benda tumpul lainnya. Tak hanya sang kembaran, ia juga mendapati temannya yang selalu mengekori Greisy kesana-kemari di tempat itu. Kini ia mengerti kenapa gadis kecil itu marah kepada anak kecil tadi.

***

Sepasang anak manusia sedang menonton televisi di ruang tengah. Rumah ini terasa sepi karena memang hanya ada mereka berdua di dalamnya. Si pria merebahkan kepalanya di paha sang kekasih, sedang si cewek mengelus kepalanya dengan sayang. Sungguh pemandangan yang dapat membuat para jomblo panas dingin.

Si cowok menggenggam tangan kekasihnya, mengecup punggung tangan itu dengan sayang, tak lupa menatapnya dengan tatapan lembut yang dapat membuat siapa saja jatuh ke dalam pesonanya, namun tidak dengan gadis itu ia malah menarik tangannya dan mengambil setoples makanan ringan yang berada di atas meja.

Pria itu menatap sang gadis dengan tatapan kesal, kemudian mengalihkan pandangannya ke arah tevelisi yang sedang menayangkan film action. Gadis itu terkekeh melihat tingkah pacarnya sangat menggemaskan di matanya.

"Lucunya pacar guee..." Gemasnya mencubit pipi pria itu yang membuatnya kembali tersenyum.

"Iwh..." Cibir seorang cowok yang baru datang. Geli meliat teman kulkasnya itu teralalu bucin kepada kembarannya.

"Ck, ganggu!" Sinisnya.

Tak mau kalah, cowok itu ikut duduk di sebelah cewek yang tak lain adalah kembarannya. Menyenderkan kepalanya di bahu cewek itu hingga membuat pacarnya mendengus kesal dan menoyor kepalanya sampai hampir terjengkang.

"Anjir! Kekerasan ini mah." Sungut pria itu tak terima.

Baru saja ingin membalas, aksinya terhenti oleh teriakan Greisy yang membuat mereka terdiam seketika.

"Diam!"

Kedua pria itu menyibukkan diri dengan menonton televisi yang masih menyala. Vera yang melihat tingkah mereka diam-diam tersenyum. Kedua tangannya mengelus kepala kedua pria dengan gemas, membuat mereka tersenyum senang.

***

Dua orang paruh baya memasuki rumah sepulang bekerja. Mereka tersenyum melihat pemandangan di ruang tengah yang menampilkan tiga anak manusia yang tertidur. Anak perempuannya menjadi tumpuan kedua pria yang juga tidur lelap itu. Sudah tak heran melihat keduanya tak mau jauh-jauh dari sosok yang selalu mereka ekori kemana pun.

"Nggak terasa ya, Pah, mereka udah gede aja sekarang." Ujar sang istri mengelus rambut putrinya sayang.

"Iya Mah, rasanya baru kemarin mereka bikin anak tetangga nangis." Kekeh sang suami mengingat sikap anak gadisnya yang sering membuat anak orang menangis.

"Sampe sekarang juga mereka nggak berubah." Balas sang istri ikut terkekeh.

"Eungh..." Yang dibicarakan terbangun karena mendengar suara-suara di dekatnya. Ditatapnya kedua paruh baya yang sudah membesarkannya dengan penuh kasih sayang.

"Mamah udah pulang?" Tanyanya sembari mengucek mata.

"Jangan dikucek matanya." Ujar Mama menahan tangannya.

"Bangunin Abang sama Eugene, ya? Kita makan malam dulu." Titah Mama yang diangguki oleh gadis itu.

Sekarang semuanya sudah duduk di meja makan. Siap untuk makan malam bersama. Meja makan dipenuhi dengan canda tawa, tak terlepas pula dari pertikaian si kembar yang membuat orang tertawa. Jangan lupakan atensi pria yang jarang berbicara namun ikut memeriahkan suasana sesekali.

Pria yang tak lain adalah pacar sekaligus sahabat si kembar itu sering bertandang di rumah ini. Sedari kecil pria itu selalu bersama mereka kemana pun. Sungguh pertemanan yang awet. Walau berbeda kasusnya dengan hubungan mereka sekarang yang sudah naik tingkat menjadi sepasang kekasih.

"Abang dulu!" Cegat Varo menahan Vera yang akan mengambil sepotong ayam goreng yang tersisa di meja.

"Abang udah dua, ini punya Adek." Ujarnya tak terima.

"Salah siapa lama makannya." Cibir pria itu menatap sang adik remeh.

Saat akan mengambilnya, ayam goreng itu sudah lenyap dan berpindah ke piring sang adik. Hal itu merupakan ulah Xiever yang sedari tadi diam memperhatikan mereka, namun bergerak cepat saat ia terlengah. 'Dasar pasangan bucin!' cibirnya dalam hati.

Vera tertawa melihat raut wajah Varo yang cemberut karena kalah cepat. Ia menepuk pundak pria itu dua kali dengan senyum mengejek yang membuatnya semakin kesal. Kemudian mengacungkan jempolnya kepada Xiever yang dibalas usapan di rambutnya. Kedua paruh baya yang berada di ruangan itu menatap mereka dengan senyum yang tak luntur.

***

21-02-23

3XTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang