Happy Reading!
"HUAAAA, MAMAAA..." Tampaknya hari ini rumahnya akan kembali kedatangan tamu-tamu yang tak diundang.
Bagaimana tidak, hampir setiap hari rumahnya akan didatangi oleh orangtua anak-anak yang mereka buat menangis. Entah apalagi hukuman yang akan mereka dapatkan kali ini.
Jangan salahkan dirinya, ia hanya membantu abangnya dari anak-anak nakal itu. Salah mereka sendiri yang suka cari gara-gara, tapi cengeng.
"Dasal cengeng, bisanya cuman ngadu." Cibir gadis kecil yang sudah membuat anak itu menangis.
"Adek, kita pulang aja yuk, nanti Mama marah lagi." Sang abang berusaha membujuk adiknya yang galak.
"Abang jangan main sama dia lagi, dia nakal." Ujarnya yang langsung diangguki sang abang agar masalahnya tidak menjadi lebih panjang.
"Iyaa, sekarang kita pergi aja yuk."
Anak kecil yang menangis tadi menghentikan tangisnya setelah mereka pergi. Dari kejauhan gadis kecil itu mencibirnya. Ia tidak suka ada yang mengganggu abangnya apalagi sampai membuatnya menangis. Ia akan selalu siap pasang badan untuk menghajar orang-orang nakal itu. Begitulah prinsipnya.
***
Setelah menonton Vera dan Xiever memutuskan untuk makan malam berdua. Jarang-jarang mereka bisa kencan berdua seperti ini karena Vero pasti akan terus merecoki mereka.
Sepanjang jalan Xiever tak pernah melepaskan tangan Vera dari genggamannya. Sudut bibir pria itu tertarik tipis melihat Vera begitu senang setelah mereka keluar dari bioskop. Sesekali gadis itu akan mengoceh mengenai film yang barusan mereka tonton. Xiever dengan senang hati mendengarkan ocehan gadisnya.
"Happy banget, hm?" Xiever bertanya dengan suara agak serak begitu mereka duduk di bangku sebuah resotoran.
"Hu'um, nggak sabar nunggu lanjutannya." Sumringah Vera menganggukkan kepalanya lucu.
"Gemesnya pacar aku..." Xiever mengusap gemas rambut sang pacar yang dibalas cengiran oleh gadis itu.
Mereka memesan makanan dan melanjutkan obrolan sembari menunggu pesanan datang. Sesekali Xiever akan menunjukkan perhatian-perhatian kecil seperti mengelus tangna Vera dan merapikan rambutnya yang membuat orang-orang mencuri-curi pandang kepada mereka, iri melihat pasangan romantis itu.
"Abis ini mau ke pasar malam nggak?" Tanya Xiever setelah mereka selesai makan.
"Boleh." Setuju gadis itu setelah melihat jam di pergelangan tangannya yang menunjukkan pukul 20:35 WIB, belum terlalu malam pikirnya.
***
Saat ini Vero sedang uring-uringan di kamarnya, menunggu Vera yang tak kunjung pulang. Ia terus menggerutu kesal karena ditinggal oleh mereka Vera dan Xiever. Tadi ia berniat ikut dengan mereka, namun saat ia mandi mereka malah meninggalkannya dan Vera mengancamnya untuk tidak boleh ikut. Vero sangat kesal karena tidak bisa merecoki pasangan itu. Ia gabut tinggal di rumah sendirian.
"Lama banget sih pulangnya, nggak tau orang gabut apa?" Pria itu terus menggerutu kesal karena tak ada objek menarik yang dapat menghiburnya. Ia tak bisa jauh-jauh dari Vera, sang kembaran yang terkadang mengesalkan namun sangat disayangnya.
"Awas aja kalo pulang nanti!" Ia sudah beberapa kali menghubungi Vera maupun Xiever namun kedua orang itu seperti sengaja mengacuhkannya.
Sedangkan di pasar malam yang dipenuhi oleh banyaknya manusia, kedua insan ini terlihat asik berdua. Sedari tadi Vera terus mengelilingi stan makanan dan membeli banyak makanan. Gadis itu sangat suka jajan, dan tentunya jika tak habis akan ada Xiever yang menampung makanannya. Namun, sangat jarang gadis itu menyia-nyiakan makanan, katanya takut mubazir.
KAMU SEDANG MEMBACA
3X
Teen Fiction"Kenapa nggak angkat telpon?" "Dari kapan kamu disini?" "Jawab aja! Kenapa telponnya nggak diangkat?" Pria itu mengacak rambutnya hingga berantakan yang malah menambah kesan sexy di mata cewek-cewek yang berada di taman itu. Berbeda dengan empunya y...