"Ini punya siapa? Kok ada disini?" Seorang gadis kecil terheran-heran melihat sesuatu yang ada di depannya.
"Ini kenapa beldalah?" Herannya, ia memungut sebuah boneka yang berlumuran darah.
"ADEK!" Gadis kecil itu tersentak kaget saat seseorang meneriakkan namanya dengan keras.
"Abang ngagetin." Rajuknya.
"Itu apa?" Tanya anak laki-laki yang datang bersama abangnya.
"Nggak tau, udah disitu dali tadi." Anak laki-laki itu menatap penuh selidik. Tak hanya ia, sang abang pun ikut menatapnya penuh tanya.
"Benelan ih," kesalnya dengan lucu.
"Kita pergi aja, nanti Mama nyariin. Lagian ini udah sore." Ujar sang abang.
Akhirnya mereka pergi dari sana. Kebetulan tempat itu tidak jauh dari rumah mereka. Anak laki-laki tadi sempat menatap boneka itu lekat sebelum benar-benar pergi dari sana.
***
"Maksudnya apa kek gini?" Vera yang baru duduk di kursi terkejut dengan Xiever yang tiba-tiba menodongnya dengan pertanyaan.
"Apa?" Tanya gadis itu heran.
"Kamu mau nonton sama cowok lain?" Tanya pria itu tak suka.
"Ohh itu, iseng aja sih." Jawabnya santai yang mampu membuat kepala Xiever mendidih.
Pria itu meributkan insta story gadis itu yang berisikan, 'Ada yang mau nonton Fast X, kah? Gue punya tiket lebih, kalo ada yang mau bisa hubungi gue.'
"Kenapa nggak ngajak aku? Kenapa harus bikin pengumuman segala?" Todongnya yang membuat Vera terkekeh.
"Lah, kamu kan sibuk. Aku dah terlanjur beli tiketnya, daripada mubazir mending aku cari orang lain aja." Jelasnya. Pria itu sepertinya masih tidak terima dengan alasan yang ia berikan.
"Kan bisa ngajak Vero, atau temen-temen kamu yang lain." Cibirnya.
"Dia kan sama kek kamu. Temen-temen aku mana mau nonton yang begituan."
"Pokoknya aku nggak terima kamu pergi sama yang lain."
"Tapi dah terlanjur ada yang mau, gimana dong?" Godanya menaik-turunkan alisnya.
"Nggak boleh, awas aja kalo kamu pergi sama dia, aku bakalan marah."
"Emang bisa marah sama aku?" Vera tak dapat menyembunyikan senyumnya melihat tingkah pacarnya itu. Pria bucin yang hanya bersikap manis saat bersamanya dan garang saat bersama yang lain.
Tak menjawab. Pria itu terdiam, ia merajuk karena Vera yang tak peka. Vera gemas dibuatnya, kalau saja teman-teman pria itu melihatnya sudah pasti mereka akan menertawakannya.
"Jadi nanti kan, Ver?" Tanya seorang siswa yang baru saja memasuki kelas. Siswa itu adalah orang yang menerima ajakan Vera di insta story-nya.
"Nggak jadi, Vera nonton sama gue." Balas Xiever ketus yang membuat siswa itu terkejut karena tak menyadari atensinya sebelumnya.
Vera meringis tak enak, "Sorry Fal, nontonnya nggak jadi soalnya ada singa yang lagi ngamuk." Jelasnya disertai ejekan untuk sang pacar.
Siswa yang dipanggil Fal itu mengangguk lalu pergi dari kelas setelah menerima tatapan tajam dari Xiever.
"Udah kan? Sana lanjut latihan!" Titahnya. Dengan sedikit terpaksa pria itu pergi kembali ke lapangan.
Sebentar lagi akan ada turnamen basket antar sekolah, Xiever dan Vero yang merupakan tim basket tentunya disibukkan untuk latihan akhir-akhir ini. Maka dari itu, ia yang sudah terlanjur membeli tiket mencari partner lain untuk menonton. Namun, respon pacarnya itu membuatnya terhibur. Sudah tak heran lagi karena Xiever memang pencemburu dan posesif padanya.
Vera melihat punggung Xiever yang sudah keluar dari kelas. Kelas sudah sepi sedari tadi karena saat ini adalah jam istirahat. Ia memutuskan untuk mengisi perut ke kantin sekalian membeli minuman untuk dua orang tersayangnya.
***
"Latihan hari ini sepertinya cukup sampai disini dulu. Kalian boleh pulang dan istirahat, besok kita lanjutkan lagi." Pelatih basket SMA Cendana itu membubarkan mereka setelah puas dengan latihan hari ini.
"Siap, Coach!" Jawab tim basket serentak. Setelahnya mereka bubar, ada yang pergi ke pinggir lapangan untuk mengambil tas dan minuman, ada juga yang langsung berganti pakaian.
"Makasih." Xiever menampilkan senyumnya pada sang pacar saat Vera memberinya sebotol minuman, tak hanya itu Vera juga memberinya handuk untuk mengelap keringatnya yang bercucuran.
"Buat Abang mana?" Tanya Vero merasa iri melihat Vera lebih memperhatikan Xiever.
"Ck, sabar!" Vera mendecak, namun tak urung ia juga menyodorkan sebotol air mineral kepada pria itu.
"Gue pulang dulu, Bro!" Beberapa anggota basket yang sudah selesai berganti baju pulang dan berpamitan kepada Vero selaku ketua basket.
Vero hanya mengacungkan jempolnya karena pria itu sibuk mengelap keringat di pelipisnya.
"Yok!" Xiever menggandeng tangan Vera untuk pulang, pria itu bahkan tidak mengganti bajunya terlebih dahulu.
"Mau kemana?" Vero mencegat dengan memegang tangan Vera yang sebelahnya. Gadis itu menghela nafas lelah, kedua orang itu akan ribut kembali.
"Pulang." Ujarnya singkat.
Vero segera mengambil tasnya dan ikut menggandeng sebelah tangan Vera untuk pulang. Sudah menjadi hal umum melihat ketiga orang itu selalu bersama kemana-mana. Anggota basket yang tersisa hanya menatap mereka heran, heran dengan ketua mereka yang selalu menempeli pasangan itu.
***
"Mau minum apa?" Xiever bertanya pada Vera yang tengah sibuk dengan handphone-nya.
Saat ini mereka sudah berada di bioskop. Sebentar lagi film mereka akan tayang, jadi Vero memutuskan untuk membeli makanan dan minuman terlebih dahulu, belum lagi filmnya yang berdurasi lebih dari dua jam.
"Kek biasa aja." Jawabnya yang dibalas anggukan oleh pria itu.
Xiever mengenakan kemeja hitam polos yang dibiarkan tak terkancing, rambutnya ditata sedikit berantakan yang menambah kadar ketampanannya. Banyak gadis-gadis yang meliriknya sedari tadi, wajah datarnya juga membuat para gadis merasa penasaran dan tak henti curi-curi pandang kepadanya.
Pria itu kembali dengan kedua tangan yang penuh, sebuah popcorn berukuran besar dan dua minuman. Ia memberikan salah satu minuman kepada Vera yang diterima dengan senyum oleh gadis itu.
"Makasih, sayangnya aku." Vera terkekeh melihat telinga Xiever memerah karenanya.
"Ciee, telinganya merah..." Goda gadis itu.
"Diem." Pria itu sangat lucu kalau salah tingkah begini.
Tak lama kemudian mereka sudah berada di dalam studio. Film akan segera ditayangkan. Vera nampak begitu antusias untuk menonton film favoritnya itu.
"Segitu gak sabarnya nunggu filmya mulai, hm?" Tanya Xiever menatap Vera lekat.
"Gak sabar banget." Antusiasnya dengan mata berbinar.
Pria itu tersenyum melihat Vera yang sudah anteng begitu film dimulai. Gadis itu bahkan tak menyentuh popcorn-nya sama sekali. Sesekali Xiever menyuapkannya yang diterima dengan senang hati oleh gadis itu.
***
Halooo... Kembali lagi dengan 3X yang telah lama menghilang
Maapkeun saya yeorobun...
06-09-23
KAMU SEDANG MEMBACA
3X
Teen Fiction"Kenapa nggak angkat telpon?" "Dari kapan kamu disini?" "Jawab aja! Kenapa telponnya nggak diangkat?" Pria itu mengacak rambutnya hingga berantakan yang malah menambah kesan sexy di mata cewek-cewek yang berada di taman itu. Berbeda dengan empunya y...