Zoro pov
.
.Zoro berdiri di depan sebuah rumah klasik dengan 2 lantai. Rumah yg biasa ia datangi setiap pagi untuk menjemput orang yg ia cintai.
Zoro melangkah perlahan menuju ke dalam rumah. Walaupun rumah itu sepi tapi hati zoro terasa hangat disana.
Zoro berjalan meniti satu demi satu anak tangga untuk mencapai sebuah kamar.
Kamar dengan nuansa lavender dan aroma bunga serupa merebak di seluruh ruangan. Zoro pun mendekati kasur berwarna putih dengan motif bunga.
Ia melepaskan kemeja hitam yg membalut tubuh atletisnya, lalu berbaring di ranjang sambil melebarkan kedua lengan, merasakan udara dingin dari AC kamar robin.
"lo pasti juga kedinginan saat lo kehujanan" gumam zoro sambil memejamkan matanya.
.
.
.Sepanjang jalan di dalam pesawat robin sangat tegang. Ingatan akan kecelakaan yg ia alami 3 tahun lalu cukup membuat robin trauma. Beruntung ada nami dan hancock yg menenangkan robin, dan selalu berada di samping nya.
.
.Beberapa jam berlalu, robin saat ini sudah berada di depan rumahnya. Ia yakin sekali orang yg mengirimi nya pesan adalah zoro.
Robin melangkah masuk kedalam rumah terus menuju kamarnya. Ia melihat cahaya dari kamar karna pintu tidak ditutup rapat. cahaya yg tidak cukup terang mungkin itu cahaya lampu tidur.
Robin membuka pintu perlahan, langkah demi langkah robin sudah ada di dalam kamar, matanya berkaca-kaca melihat seseorang yg tidur di ranjang nya.
"zoro.." batin robin.
Robin tersenyum dan mendekati zoro. Robin memperhatikan zoro dari ujung kepala sampai kaki. Orang selama 3 tahun ia lupakan, orang yg sangat ia cintai.
Robin duduk di sisi kiri ranjang. Ia memperhatikan wajah tenang zoro. Robin tertegun saat melihat luka di mata kiri dan dada zoro ia baru ingat saat bersama zoro di dressrosa mata kiri zoro tidak terbuka.
Disentuh nya luka itu bergantian dimulai dari mata lalu dada bidang zoro.
"lo ngapain aja 3 tahun ini? Apa luka di tubuh dan wajah lo ini karna pedang?" batin robin.
Saat masih fokus mengelus dada zoro tiba-tiba tangan robin di tarik paksa.
"jangan sembarangan nyentuh tubuh gua" ucap zoro yg masih memejamkan matanya.
Tangan kiri robin ditarik oleh zoro ke sisi kanan, membuat robin terjatuh di atas tubuh zoro.
"zoro!! Lo dari tadi gak tidur kan!!" kesal robin sambil mencubit lengan zoro
"aw... Lo kenapa sih!" ucap zoro dan membuka matanya.
Pandangan mereka beradu, sangat dekat. Wajah keduanya memerah, jantung mereka berdegup kencang.
"gua gapapa!!... Jadi kenapa lo nyuruh gua kesini" ucap robin mendudukkan dirinya dan membuang muka ke arah lain.
"kenapa? Ya karna ini rumah lo lah! Emang ada jawaban lain?" ucap zoro santai sambil melipat kedua tangan ke belakang kepala nya.
"trus kalau ini rumah gua, kenapa lo disini?" ketus robin
"gua disini, buat nunggu orang yg gua cintai" ucap zoro sambil tersenyum
"lo salah tempat. Harusnya lo ke wano kuni sana!" ucap robin bangkit dari kasurnya
Ia berniat pergi, tapi zoro menahan dan menarik kembali tangan kiri robin.
Keseimbangan robin goyah, ia menabrak tubuh zoro dan mereka kembali jatuh ke ranjang.
"lepasin ih, zoro" kesal robin. Mencoba melepaskan diri
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Buta Arah
FanfictionKisah kasih zorobin ala author. Karakter dan nama tempat hanya milk Eiichiro Oda. Maaf kalau cerita nya gak jelas, gak nyambung, OCC, typo dll. Ini hanya imajinasi penulis saja yg sangat iseng 🌺 Happy Reading yak