5. balas dendam

816 37 0
                                    

tubuh dika rasanya kram dan kaku, sudah dua hari sejak kejadian pemerkosaan oleh guru nya itu dika masih berbaring di ranjang miliknya, asal kalian tau malam itu pak saga mengagahi dika sampai jam tiga subuh, tidak sampai pingsan tapi dika hampir mati saat itu

siapa yang menyangka, guru yang kejam dan dingin itu melakukan hal bejat terhadap siswa di sekolahnya? padahal saga tau mereka  berdua adalah laki laki

bukankah dulu biasa saja, --maksudnya-- pak saga dan dika hanya sebatas guru dengan murid biasa, minusnya karena dika pernah beberapa kali membangkang dengan cara membolos saat jam pelajaran bahasa jepang

tapi apa ini?--mungkinkah ada alasan yang masuk akal..

harga diri dika terinjak, dia merasa terhina dan akan segera memberi pelajaran lelaki dewasa itu

bahkan jika perlu dika akan membunuh guru bejatnya itu

ah tunggu, apa dia masih pantas disebut guru? sepertinya tidak

karena guru adalah makhluk mulia yang diciptakan tuhan untuk memberantas kebodohan di dunia ini, lalu pak saga? tidak tidak, dia itu setan

dua hari di satu atap yang sama, dika tidak mengeluarkan sepatah katapun, melihatpun ngga sudi

ini tidak berakhir di sini, dika akan balas dendam

sore tadi dika sempat berjalan ke dapur, mengambil minum dan tak sengaja matanya melihat pisau buah yang tergeletak di atas meja, matanya berbinar senang, sepertinya rencananya akan dimualai malam nanti

'cklekk

pintu kamar terbuka, sosok guru bejat itu berjalan masuk, dika udah naruh pisau di balik selimutnya

"saga udah pulang sayang" kata pak saga ramah, dika diem sambil mikir sebenernya gurunya ini beneran punya kepribadian ganda apa ya? atau ini orang lain..

guru yang terkenal galak ini berubah jadi meong kalo ngomong sama dika

apalagi pas nyebut namanya sendiri itu, apa sebelumnya kepala pak saga terbentur tembok sampai membuat nya gila seperti ini

"gimana kabar dika? udah sembuh kan" posisinya sekarang pak saga duduk di lantai samping ranjang sambil ngecupin satu persatu jari tangan dika, cara pak saga menyentuh dika lembut banget, seperti menganggap dika sebagai barang mahal yang sangat dia sukai, jadi apa ini kepribadian yang lainnya?

dika sempat akan menusukkan pisau buah ke mata atau dada pak saga tapi ini masih terlalu rawan, saat pak saga tidur itu pasti akan berhasil dan ini akan segera selesai

"makannya habis? haha dika pinter.." sedetik setelah pak saga melihat mangkuk bubur buatannya sudah habis

dika lagi bayangin pasti cewe2 di sekolahnya akan kegirangan kalo mereka yang diperlakuin gini sama pak guru kesayangannya, tapi dika engga, dika malah jijik

"saga minta maaf udah bikin dika jadi sakit"
dika diam, dia yakin di hati pam saga pasti sedang menjerit senang karena berhasil membuat anak orang seperti ini

posisi itu masih bertahan sekitar lima menit, pak saga masih mainin jari lentik muridnya, sedangkan dika, dia bodoamat dan mending dia tidur biar nanti malem bisa bangun buat ngasih pelajaran pak saga

laki2 dua puluh lima tahun itu berdiri dengan hati2, saga berusaha tidak membuat suara yang bisa ganggu tidur dika

setelah benerin posisi tidur murid kesayangan nya, menyelimuti sampai dada dan melihat wajah dika sejenak sebelum mengecup pelan bibir pelum anak manis ini

tidak ada lumatan, tidak kasar hanya ada kelembut dan rasa hati-hati,

"goodnight my prince-ss"

setelahnya Arsaga keluar, dengan membawa pisau buah dalam selimut dika.

"kayanya saya harus singkirin semua benda tajam disini-" tidak ada rasa marah, padahal saga baru memergoki seseorang sedang mengacam nyawanya

>>>

tepat jam sebelas malam, dika membuka mata. lengan kekar terparkir apik di pinggangnya, nafas tenang pak saga meyapu rambut dika

rasanya aneh, kalo dika tidur sama abangnya pasti tendang tendangan, kalo sekarang buat gerak aja susah karena tubuhnya dikunci sama pak saga

setelah membuka selimut, sudah dika tebak sebelumnya kalau pisau buah yang dia bawa akan dengan mudah pak saga,

tapi tak apa, setelah dika menyingkirkan lengan pak saga di pinggangnya dan kaki yang menindih sebagian kaki dika, remaja delapan belas tahun itu meringis pas kakinya berhasil menyentuh lantai, terus jatuhin badannya pelan2 ke lantai, tangan dika meraih sesuatu dari kolong ranjangnya

sama seperti tadi, tapi yang ini lebih panjang dan tajam, pisau daging..

dika sedikit gugup saat pisau itu udah di tangannya, gimanapun ini kali pertama dika bakal bunuh orang

tapi ini semua ga bakal kejadian kalo saga ga mulai duluan

tidak perlu waktu lama lagi, dika ingin ini segera berakhir, dia berjalan ke sisi dimana saga tidur, mengangkat tinggi pisau daging miliknya tepat di atas saga,

Dan..

"AAAKKKHH"

'pranggg

Tubuh dika bergetar, dia takut, apa dia baru aja bunuh orang?

jawabannya adalah tidak, kecepatan kaki pak saga lebih cepat dari tangan dika, pak saga bisa nyingkirin pisau daging itu dengan menendang kuat lengan dika, sampai dika jatuh terkapar di lantai

"dika sayang.."

'grepp

"MATI AJA LO BANGSAT!!- GUE BENCI LIAT MUKA LO"

Arsaga memeluk erat tubuh bergetar itu, menengelamkan wajah dika di dada bidangnya, dan mengelus pelan pundak dika. pukulan keras di dadanya dibiarin aja

"BAJINGAN GILA!" semakin dika berontak, makin erat juga saga meluknya

".. iya, marahin aja saga gapapa" dan benar, walaupun pukulan di dada saga belum berhenti tapi malah makin keras waktu dika mukulnya sambil nangis

'bugh

'bugh

'bugh 'bughh

"akh-"

saga rasa ini malah akan menyakiti dika juga, maka dengan cepat pak guru itu mengedong dika terus ngelanjutin meluknya di atas kasur

"JANGAN SENTUH GUE DASAR BEJAT!!-"

"ssst.. sayang maafin saga ya" tapi nyatanya pelukannya untuk dika tidak melonggar sedikitpun

isakan masih terdengar jelas, pukulan2 kecil masih dapat saga rasakan, dika merasa sangat fustasi dan juga marah, kenapa pisaunya tadi tidak jadi tertancap di jantung manusia bejat ini..

"saga salah, saga minta maaf"

ARSAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang