9. hari minggu

528 17 2
                                    

hai..
akhirnya zel balik lagi

TOLONG BANTU VOTE YA FREN² KUU, THANKYOU♡
.
.

dika membuka matanya, seluruh tubuhnya terasa remuk dan kaku, apa lagi bagian bawahnya yang seperti mengeluarkan cairan

Miris sekali nasibnya, dika tidak berhenti bertanya--sebenarnya apa salah dia sampai2 diperlakukan seperti ini?

apa di kehidupan nya dulu dika seorang pendosa besar?

sedangkan si pelaku sedang terbaring di samping dika dengan tubuh telanjangnya, memandang wajah dika yang entah dari kapan ia lakukan, tangan kiri pak saga menjadi bantal kepala dika, sedangkan yang lainnya asik memainkan punting dika hingga rasanya hampir terputus

dika membuang nafas lelah, setelah kesadarannya sudah seratus persen kembali, dika mendorong kasar tubuh pak saga yang menempel dengan kulitnya

tapi yang lebih tua tidak marah, malah menunjukan senyuman lebar yang membuat dika tambah muak

sebenernya ini kali pertama dika melihat manusia batu ini tersenyum, mungkin orang lain yang melihatnya akan mimisan atau bahkan pingsan saking tampannya

lagi2 dika tidak sama, dengan cepat dika melempar wajah pak saga dengan bantal

'bruk

"mampus.." kesal dika

Pak saga tampak meringis sebelum kembali menunjukkan senyum paling menawan miliknya

"Selamat siang, sayang" katanya

Dika menoleh kearah jendela, matahari sudah terik. Lalu matanya mengarah pada jam dinding yang menunjukkan pukul 11.46, benar sudah siang sekarang, pantas saja perutnya terasa sangat lapar

"Ayo mandi dulu, abistu kita makan!" Ajak pak guru, kata dokter mood orang hamil itu sangat sensitif, Dika akan menangis ataupun stress hanya karena masalah kecil

Karena itu pak saga akan membuat dikanya merasa senang.

Anak itu memalingkan wajah, lalu kembali merebahkan dirinya di antara bantal dan guling

"gue mau tidur lagi, jan ganggu lo" dasar bocah, walaupun sebenarnya dia ingin melahap semua makanan yang ada tapi jika diajak pak saga, mana mau dia

pak saga menahan tangan dika yang hendak mengambil selimut

"Makan dulu sayang!"

"gue gebuk pala lu lama2 kalo manggil gue gitu lagi"

"Makan, nanti sakit lagi" Pemuda itu memang bandel, dengan abangnya aja ngga nurut apalagi dengan guru setres ini

"sehat2 aja nih gue buktinya" malah menantang

pak saga mengeleng lagi, lalu memberi kecupan kecil di bibir dika

cup.. cupp

"bangsat lo--cup"

cup

"b..berhenti bajingan hngg"

cupp

"Dika kok susah banget sih di aturnya-- cupp"

"saga bakal berhenti kalo dika mau bangun"

"gak, gue mau tidur minggir sono"

cup "ahh"

"atau dika mau makan siang punya saga aja?"

'BRUK!!!'

"Sakit sayang.." -tidak juga sebenarnya- entahlah arsaga berubah jadi bocah lima tahun jika dia di dekat dika.

ARSAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang