10. musuh

607 16 1
                                    

dika menatap dua orang dewasa itu jengah, karena ulah mereka berdua dia kehilangan hapsu makannya. pertengkaran saga dan zack masih berlanjut, itu yang menyebabkan mereka bertiga digiring keluar restoran oleh pelayan alias diusir, menganggu kenyamanan katanya.

mahardika menutup pintu mobil dengan keras meluapkan kemarahannya, hal itu tak luput dari pandangan saga. lalu matanya beralih ke zack yang berdiri tak jau dari tempatnya

"fu*k off" bibir zack berucap tapi tak mengeluarkan suara, tapi saga paham maksud itu semua.

sialan, dia mengumpati pagawai restoran tadi. belum puas dia menghajar zack tapi sudah keburu diusir. jangan sakahkan saga--ini bukan murni salahnya kan. zack yang memulai semuanya, dia hanya membereskan saja.

mobil itu berjalan, tak ada pembicaraan setelahnya. saga sibuk menyetir dan dika tidak perduli. moodnya benar² hacur sekarang

sampai dirumahpun tetap sama, dika langsung berlalu untuk ke kamarnya.

saga menyusulnya, dia akan meminta penjelasan tentang zack. dari mana asal manusia itu, dia harus tau sedetail mungkin.

"sini kamu"

saga menepuk sisi sofa di sebelahnya, sedangkan dika yang berbaring di atas kasurnya.

dika tidak mengubrisnya, dia memilih memejamkan matanya sejenak.

"kamu kesini atau saya yang kesana, dika?"

dika membuang nafas berat, dengan malas dia menuruni tangga dan berjalan mendekati saga. tidak duduk, hanya berdiri di depan orang tua itu

"duduk"

"ga-"

"ck.duduk."

dan mau tak mau dika menurut, oh ayolah-pak saga terlihat berbeda dari kemarin, dika yakin jika memang seperti ini saga yang sempat dia kenal dulu. harus dia akui bahwa dia sedikit--takut

sulit dipercaya, tapi itu benar dika sedikit ngeri sekarang

"jelasin" dika memandang pak saga penuh tanya, sebenarnya dia tau persis apa yang diinhinkan pak guru ini

"apa?" katanya pura² tak paham

"zack"

dika memutar bola matanya malas, sudah dia duga jika ini tidak penting. dia menyesal menuruti saga untuk duduk di sofa.

"gue kan udah bilang.dia.temen.lama. gue. " kata dika dengan penuh penekanan, saga belum puas dengan itu. menurutnya mana ada teman yang menggunakan panggilan seperti itu jika--ah dika bukan gay!

"jangan bohong, saya ngga sebodoh itu dika" nada bicara saga yang sedikit tinggi itu membuat dika semakin muak saja

"gue nggak bohong pak, gue sama bang jeki beneran temenan doang" ah sudahlah, untuk apa juga dika menjelaskannya sengotot ini. tidak penting memberi tahu saga tentangnya dan zack

"dimana aja dia nyentuh kamu?" oke saga percaya jika mereka memang teman, tapi bukankah zack bilang tidur bersama--ini yang membuat saga marah besar hingga membuat kekacauan di restoran jepang tadi

"semuanya" jawan dika santai

"JA-"

"iya, dari ujung rambut sampai ujung kaki, bang zack udah pernah--"

"fuck" telinga saga panas, bahkan seluruh tubuhnya pun iya. tangannya mengepal kuat, dia tidak bisa menahan marahnya lagi

saga menarik kerah kaos muridnya, dia menatap mata dika setajam belati. rasanya seperti kulit dika dikuliti hidup² dengan tatapan tak mengenakkan itu, dia menahan tangan saga yang kini semakin mencengkramnya kuat

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 25, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ARSAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang