Awali harimu dengan? Awali harimu dengan menjahili orang. Yap, Bintang tiba tiba mengklakson mamang si 'tetangga' Bulan yang sedang menyapu dengan kencang yang berhasil membuatnya terlonjak kaget.Bintang yang melihatnya sontak tertawa. Mamangnya si nggak masalah. Sudah biasa dengan Bintang yang gabutnya gak berfaedah. Tapi yang bermasalah itu jantungnya. Jantungnya sudah sepuh. Sudah rapuh, kalau kata Bintang mah.
"Sendirian aja mang, jomblo ya?" goda Bintang dengan cengirannya yang menyebalkan.
Si Mamang terlihat menghela napas pelan, "Kamu kali yang jomblo," si Mamang melirik jok belakang motor Bintang, "... kasian, jok belakang ga pernah ada cewe." lanjutnya.
"Heh!" Bintang melotot tak terima. "Ngga terima sumpah Mang, ngga asik ah si Mamang."
Mamang tertawa. Bintang tambah jengkel. Niatnya tadi kan ingin gangguin si Mamang, kok malah jadi dirinya yang kena? kena mental.
Setelahnya, Bintang langsung saja masuk gerbang rumah Bulan yang tidak di kunci. Meninggalkan Si Mamang yang menatapnya penuh kemenangan.
Tadi, saat ia hendak berangkat sekolah, Bunda, -Bunda Bulan maksudnya, sempat memintanya untuk mampir karena ada barang Bulan yang ketinggalan. Dan langsung saja Bintang menyetujuinya.
Setelah mengambil barang Bulan, Bintang langsung menuju motornya. Lanjut berangkat ke sekolah. Tapi saat melihat Mamang itu masih di tempat tadi, niatnya ia urungkan.
"MANG!!" seru Bintang keras keras dibarengi dengan klakson motornya. Membuat si Mamang yang masih di tempat tadi terkejut bukan main. Langsung saja Bintang melajukan motornya cepat, menghindari tatapan marah si Mamang.
"Ya Allah gusti, eta Bintang harus dimutilasi emang."
⭐🌙
"Eh anjir! Tumben bener lo bawa bekal, Bin?" seru Eza saat tak sengaja melihat isi kantong yang di bawa Bintang.
Kini, Bintang, Eza, Ezra, Juna, dan Agam sedang menuju ke kantin. Istirahat pertama. Eza yang memang sudah uring uringan sejak pelajaran pertama karena lapar, langsung menggiring semuanya untuk menuju kantin. Mengisi perut.
"Wih, wih. Bekal apaan tuh?" ucap Juna dan Agam hampir bersamaan. Juna yang memang bersebelahan dengan Bintang langsung heboh mengintip isi kantong itu. Penasaran.
Langsung saja Bintang mendorong kepala Juna jauh-jauh. "Kepo kaya monyetnya dora."
"Mampus." Agam berkata pada Juna tanpa suara. Eza terkikik melihat Juna yang sudah marah marah tak jelas. Sedangkan Ezra hanya diam. Hanya melirik sekilas. Tetap melanjutkan langkahnya menuju kantin.
Saat sudah tiba di kantin, pandangan Bintang langsung mencari keberadaan seseorang. Langsung saja Bintang mengajak 'geng' nya untuk bergabung di meja mereka. Si pemilik bekal.
"Nih," Bintang menyodorkan kantong itu pada Bulan yang kini sedang menelungkupkan kepalanya di meja. Membuat dahi Bintang mengerut.
Bintang tak menghiraukan teman temannya yang rusuh memilih menu makan mereka saat ini. Apa lagi Eza yang ngotot minta di traktir Ezra. Ah iya, Eza dan Ezra, mereka berdua kembar.
Satu orang tua. Satu rahim. Satu Tuhan juga. Yang satu masyaallah, yang satunya lagi astaghfirullah.
Bintang bertanya pada Putri, yang sedang sibuk menanggapi celotehan ketiga temannya. Minus satu, karena Ezra tidak banyak bacot.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
Teen Fiction"𝚃𝚎𝚗𝚝𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚒𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚙𝚎𝚛𝚐𝚒 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚖𝚎𝚗𝚢𝚎𝚖𝚋𝚞𝚑𝚔𝚊𝚗 𝚕𝚞𝚔𝚊." ••• "Bulan, mau menjadikan kisah ini abadi?" -𝙱𝚒𝚗𝚝𝚊𝚗𝚐 𝙿𝚛𝚊𝚍𝚒𝚙𝚝𝚊 ••• "Kamu adalah cerita yang tak ingin aku akhiri." -𝙱𝚞𝚕𝚊𝚗 𝙰𝚗𝚊𝚗𝚍𝚑𝚒𝚝...