Two

6.5K 382 19
                                    




.
.
.
.
.
.
.

Rutinitas yang dipenuhi kesibukan dan jalan cerita yang hampir sama, semua berjalan menurut kesenangan dan caranya sendiri. Apapun, kapanpun, dimanapun hanya ada dia dan dunianya sendiri.

Itulah yang saat ini sedang dijalani oleh seorang pria bertubuh tinggi yang berdiri menyandarkan tubuh di sudut meja sambil fokus pada sesuatu di kedua tangannya apalagi kalau bukan berkas berkas perusahaan beserta cabangnya. Menjadi pemimpin perusahaan bukanlah hal yang mudah, terlebih lagi memiliki beberapa cabang perusahaan di tempat lainnya.

Dia, Johnny Seo Davinson berumur 30 tahun. Seorang Alpha dan anak tunggal di keluarga Davinson. Ibunya seorang pria omega yang sudah meninggal saat usia Johnny menginjak 15 tahun. Johnny pria yang sangat kaya raya, tampan, berkarisma, tegas namun cukup sulit ditebak, bisa saja menjadi kejam, cenderung tenang, meskipun begitu dominasinya pada suatu hal sangat menonjol, memiliki kecerdasan yang membuatnya ahli bersaing dalam bisnis, dia bukanlah tipe pria yang bersifat dingin tapi datar, hanya berekspresi secukupnya dan ia tidak suka jika kepemilikannya diganggu dengan kata lain ia posesif.

Karena kekayaan dan banyaknya kelebihan yang ia miliki, tidak heran jika banyak wanita atau pria omega maupun beta yang menyukainya, bahkan terang terangan menyatakan cinta padanya. Tidak jarang juga relasi pemimpin perusahaan lain menawarkannya untuk menjadi menantu mereka tapi itu semua hanyalah angin lalu bagi seorang Davinson.

Bukan tidak ingin menikah tapi Johnny tidak terlalu tertarik dengan dunia pernikahan.



Drrtt Drrtt Drrttt

1 pesan masuk

Getaran ponsel di atas meja kerja mewahnya tiba tiba membuyarkan fokus pria itu.

Johnny membuka notifikasi ponselnya.

Gana Davinson
"Pertemuan dipercepat, makan malam Jam 8 di restoran Xinqi"

Setelah membaca pesan itu, ia mengetuk ngetukkan jarinya sejenak di atas meja seolah memikirkan sesuatu.

Ya, Johnny akan dijodohkan dengan seseorang. Tidak, bukan disitu letak masalahnya. Beberapa bulan lalu, Ayahnya sudah membicarakan itu dan tidak ada penolakan sama sekali dari Johnny. Sejujurnya ia juga tidak terlalu peduli, hanya saja rencana makan malam hari ini lebih cepat dari yang dibicarakan oleh ayahnya sejak awal.

Tapi tidak apa, bukan masalah bagi seorang Alpha Davinson.

Ia hanya perlu menunda 2 rapat malam ini.





***

"Bodoh! Dimana tongkat bisbolnya!"
teriak seorang pria bermata rubah pada temannya. Ia menatap marah temannya itu sambil menarik kerah bajunya.

"ck! aku tidak sengaja meninggalkannya, aku terlalu takut karena mereka ada banyak"
balas pria yang kerahnya ditarik paksa.

"Sudahlah, kejadian ini tidak terduga. Lagipula kita tidak perlu bertengkar hanya karena sebuah tongkat bisbol"

Teman temannya mencoba menenangkan pria mungil yang marah.

Pria mungil itu melepaskan kerah baju temannya dengan cukup kasar.

"Ini bukan soal tongkat bisbol, ini soal kepercayaan. Aku sudah bilang kau tidak usah ikut bertarung ini tapi kau keras kepala, aku selalu dengan senang hati memberikanmu tongkat bisbol koleksiku tapi kau menghilangkannya dengan sembarangan dan ini bukan sekali"

"Ya, ya aku minta maaf. Aku akan menggantinya"
balas temannya.

"ck! Lupakan saja. Sudahlah, aku pergi dulu"

LOVE SUDDENLY [JOHNTEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang