Eun Byeol kali ini benar-benar sendirian di kediamannya. Hal itu menjadi kesempatan baginya untuk membuka buku sejarah milik ayahnya.
"Aku masih belum paham tentang apa yang ahbuji tulis di buku ini" gadis itu masih kebingungan mencerna setiap kata serta kalimat yang ayahnya itu tulis. Apalagi mengetahui ada nama menteri Min tercantum disana. Ia semakin gelisah bahkan takut. Karena yang ia hadapi itu bukanlah lawan yang mudah.
Seorang dayang secara tiba-tiba berlari masuk ke ruangannya tanpa permisi. Hal itu membuat Haewon kesal karena ia masih memegang buku rahasia itu "lancang sekali kau masuk tanpa izin!"
dayang itu terlihat susah bernafas, akibat berlari hingga sampai tempat itu "maafkan kelancangan saya Hae bin mama. tetapi ada hal yang harus anda tau...."
"Hal apa sehingga kau dengan berani menerobos kediamanku. Ini termasuk tindak penyalahan aturan"
"Jeonha, kini tengah bermesraan dengan jungjeon di taman"
Sang selir cukup terkejut mendengar hal itu. Meskipun ia tau bahwa hal itu memang wajar, namun hatinya itu cemburu "kau berlari hanya karena ingin memberitahuku tentang hal itu? Apakah kau tidak punya akal. Memangnya kenapa jika mereka berdua terlihat mesra. Bukankah itu hal yang wajar bagi suami istri. Aku bisa saja menghukummu karena hal ini, tetapi kali ini aku akan menganggap kalau kau tidak pernah mengatakan hal seperti tadi. Sekarang, cepat pergi dari kediamanku"
dayang itu sekilas melihat buku sejarah yang seir itu pegang, kemudian ia bergegas untuk pergi.
Haewon merasa lega setelah datang dayang itu benar-benar pergi "fyuh, semoga saja dia tak melihat buku sejarah ini. Jika dia tau, maka hal ini akan berbahaya. Para dayang sekalipun bisa melakukan apa saja jika sudah diperintah oleh atasannya. tetapi, benarkah yang di bilang dayang tadi.... Seharusnya aku harus menerima ini semua. Sebuah kenyataan bahwa aku hanyalah seorang selir. yang lebih berhak atas jeonha adalah jungjeon"
________
"Apa kau bilang, raja dan ratu bermesraan di taman. Kau benar tidak salah lihat?"
"Saya melihat sendiri bahwa raja mencium ratu"
"Baiklah, itu bukan jadi masalah. Justru hal itu bagus, dengan begitu selir itu tak punya hak lebih atas raja. Setiap kali aku aku mengingat bahwa dia adalah mantan dayang, membuat aku sangat marah. lalu bagaimana, hasil apa yang kau dapatkan setelah pergi ke kediaman Wulandari?"
dayang itu seketika diam, namun beberapa detik kemudian ia mulai mencoba untuk berbicara. Sang dayang dengan keberanian yang ia kumpulkan, mulai mengatakan sesuatu pada ibu suri "saya melihat buku sejarah itu ada pada selir Wulandari"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanyang Flower
Ficțiune adolescențiPutra mahkota yang jatuh cinta pada seorang dayang Info : cerita ini aku karang sendiri. Semua hal yang ada di dalam cerita ini hanyalah karangan belaka. Jika ada kesamaan nama tempat ataupun kejadian, mohon maaf yang sebesar-besarnya, tidak ada uns...