Chapter 72. Nasihat

13 3 0
                                    

Kedua pengantin baru itu nampak memberi salam pada mantan jeonha serta jungjeon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kedua pengantin baru itu nampak memberi salam pada mantan jeonha serta jungjeon

Haeryeong tersenyum lebar dan sangat bahagia melihat putranya itu menikah dengan wanita pilihannya "aku sangat senang melihat kalian bahagia. Aku harap, kalian bisa berhubungan baik sampai kapanpun"

"Saya akan berjanji pada ibu. Anda tenang saja, kami akan selalu bahagia" jawab Lee Kwan

"Putraku, dengan kau mengangkat seorang selir. Maka kemungkinan besar kubu jungjeon kecewa padamu. Ayah sama sekali tidak masalah dengan keputusanmu ini. Hanya saja, setelah ini kau akan menghadapi masalah yang lebih besar. Suatu saat kau pasti akan dihadapkan dengan beberapa pilihan, yang entah akan membawamu pada akhir yang bahagia atau bahkan tragis"

Apa yang diucapkan sang ayah sangat mengganjal dihati Lee Kwan. Setelah kedua orangtuanya pergi, ia mulai gelisah. Perkataan mantan raja juga menimbulkan pertanyaan besar di dalam hatinya. Sementara sang selir juga berada diambang kebingungan. Ia terkejut ketika mantan jungjeon mendukungnya penuh sebagai seorang selir.

Lee Kwan dengan sungai menggenggam tangan Haewon "bisakah kita seperti ini sampai aku mengantarmu ke kediaman barumu?"

"Oh, tentu saja. Anda bisa melakukan apapun karena saya adalah selir anda"

________

Keputusan raja masih membuat ibu suri geleng kepala. Bagaimana tidak, ia bahkan tak terima bahwa sang raja mengangkat selir dari kalangan seorang dayang.

Menteri Min tiba serta melupakan amarahnya disana "saya tidak terima dengan semua ini. Bukankah anda sudah berjanji dan memastikan kalau jeonha hanya memiliki seorang jungjeon. lalu kenapa sekarang semua ini justru terjadi?"

"lancang sekali kau marah-marah padaku. Apakah kau sudah lupa kalau aku ini adalah bangsawan tinggi?"

"Maaf jika saya lancang. Hanya saja, saya sangat kecewa dengan keputusan jeonha. Kenapa anda tak membujuknya untuk tidak mengangkat seorang selir?"

"Meskipun aku membujuk jeonha, apakah bisa dipastikan kalau dia akan menurut padaku? Berdasarkan rumor yang sudah tersebar, jeonha menikahi dayang itu karena rasa cinta yang ada didalam hatinya. Jika ini sudah menyangkut dengan perasaan, lalu aku bisa apa?"

"tetap saja saya merasa dikhianati. Bagaimana jika rasa cinta itu membuat putri saya turun dari tahtanya...."

"Putrimu tak akan bisa digulingkan dari tahtanya, jika dia sudah memiliki keturunan dengan jeonha. Jika kau ingin putrimu tetap menjadi jungjeon, maka kau harus memastikan kesehatannya.... Pergilah sekarang. Aku sudah berjanji akan bertemu dengan seseorang"

Menteri itu dengan terpaksa keluar dari ruangan ibu suri dengan rasa kecewanya.

Sementara seorang tabib masuk ke dalam ruangan itu. Ia nampak memberi salam pada ibu suri "akhirnya kau tiba juga, duduklah!"

"Baik daebi mama" tabib itu duduk tepat di depan ibu suri.

Hanyang Flower Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang