Author's Note:
a modern AU
pokkopiku as married couple :)
enjoy!- bleumont -
————————
Surprise
Pieck tengah melipat pakaian dan bersenandung pelan, saat ponsel di sampingnya berdenting. Sebuah notifikasi pesan singkat. Pieck berhenti melipat dan membuka kunci ponsel. Matanya berbinar, diikuti sebuah senyum yang merekah di wajah cantiknya.
Pesan singkat dari sang suami terpampang di layar. Pesan yang terlampau singkat. Hanya berupa emoji love sebanyak tiga buah. Pertanda isyarat yang dikirim Porco bila ia jenuh di kantor. Pieck menaikkan sebelah alisnya.
Jari telunjuknya menekan tombol kamera dan berswafoto. Pieck berpose, mengedipkan sebelah mata. Mengirimkannya kepada Porco. Tak lupa dibubuhi dengan kalimat 'fokuslah bekerja. Can't wait to meet you, hubb.'
Pieck terkekeh pelan. Membayangkan, Porco yang salah tingkah di kantor. Tangannya menaruh ponsel itu ke tempat semula. Pieck kembali melipat pakaian yang tertunda.
Ponsel yang tergeletak di atas meja itu bergetar. Dengan cekatan, Porco menyambar ponselnya. Sebuah seringai muncul di wajahnya, kala nama Pieck terpampang di layar. Buru-buru, Porco membuka pesan Pieck. Seringai di wajah Porco berganti menjadi senyuman. Hatinya terasa meledak. Rasanya waktu berjalan dengan lambat di kantor. Porco ingin cepat-cepat pulang.
Porco membalasnya. Lalu menaruh kembali ponsel miliknya ke atas meja. Porco menghirup napas dalam-dalam. Meregangkan punggungnya yang kaku, akibat duduk berjam-jam. Pesan balasan dari Pieck membuatnya bersemangat penuh untuk menyelesaikan pekerjaan di kantor. Pieck adalah mood booster terbaik bagi Porco.
.:.
Bel rumah berbunyi. Pieck yang menanti Porco pulang itu, segera berlari. Membuka pintu dan menerjangnya dengan pelukan. Porco terkejut dan hampir kehilangan keseimbangan.
Tangannya tidak sengaja menjatuhkan bungkusan makanan untuk Pieck ke lantai. Porco balas memeluk Pieck dan memutar tubuh mungil sang istri. Ia mengecup lembut kening Pieck. Membuat si wanita tertawa pelan.
Pieck mencubit pipi tembam Porco, "I miss you," gumam Pieck manja.
Porco menyeringai, "Sebegitu kangennya?" goda Porco lalu mencium kening Pieck.
Pieck mengangguk antusias. Tangannya tak lepas dari tubuh Porco. Pieck kembali memeluk Porco erat. Menenggelamkan wajah di dada Porco. Menyesap aroma tubuh yang Pieck sukai.
"Ayo, masuk," ajak Porco. Pieck menggumam pelan. Mereka saling bergandeng tangan.
Kini, mereka duduk di sofa. Pieck duduk menyila dengan Porco berbaring. Menjadikan paha Pieck sebagai bantal. Tangan Pieck mengusap rambut pirang Porco yang tak lagi memakai gel. Rambutnya terlihat berantakan sekarang, namun, Porco menikmatinya. Menikmati usapan jari tangan Pieck yang menyisir rambut pirangnya. Rasanya menyenangkan.
Pieck mengamati wajah tampan Porco. Wajah pria yang ia cintai. Sebuah senyum mengembang di wajah Pieck. Betapa beruntungnya ia. Menjadi wanita pilihan yang bersanding dengan Porco. Pieck mengingat momen-momen itu. Momen hari bahagianya.
Baik Porco maupun Pieck tak ada yang membuka suara. Mereka menikmati kesunyian ini.
"Pieck," panggil Porco memecah kesunyian.
"Hmm," Pieck bergumam lembut. Tangannya masih mengusap surai pirang Porco.
"Terus kirim foto selfie pas aku kerja, ya?" pinta Porco dengan nada memelas.
"Kenapa?"
Porco menatap langit-langit ruang keluarga yang mereka tempati, "Mood booster," ungkapnya pelan.
Pieck menaikkan kedua alisnya, "Oh ya?"
Porco mengangguk. Mengiyakan jawaban Pieck, "You're my life savior."
Pieck tertawa riang. Tangannya yang bebas mengambil keripik kentang yang di bawa Porco. Mengulurkan keripik itu ke mulut si pria. Pieck menyuapi, "Kau berlebihan."
Porco tak membalas. Mulutnya sibuk mengunyah keripik yang diberikan Pieck. Porco mengganti posisi. Kepalanya menyamping, dengan mulutnya yang masih mengunyah. Sejenak, iris hazel itu menatap foto yang terpajang di dinding. Foto pernikahan mereka. Porco mengerjapkan mata. Teringat sesuatu.
Porco menelan makanan di mulut dengan cepat, "Minggu. Kita berdua berkunjung ke makam Marcel, mau nggak?" tanyanya tanpa melihat wajah Pieck.
Pieck menatap Porco. Tangannya berhenti mengusap surai pirang Porco. Telapak tangannya berpindah tempat.
Kedua telapak tangan Pieck menangkup pipi tembam Porco. Mengusap pipi si pria dengan lembut. Pieck tersenyum, dan menundukkan kepala. Mengecup pelipis Porco.
Pieck mendekatkan bibirnya ke telinga Porco, "Bertiga," jawab Pieck kalem.
"Iya. Ber—" Porco mengerjapkan mata, "Apa!?"
Porco membalik tubuh seperti semula. Berbaring telentang. Wajahnya menghadap wajah Pieck yang tengah tersenyum tulus. Menatap sang istri lurus-lurus.
"Pieck?"
Porco ingin memastikan dirinya tidak salah mendengar. Pieck mengangguk. Seakan mengerti dengan isi hati Porco, "Nggak salah dengar, kok."
"Pieck?"
"Hmm?" balas Pieck.
"Kamu yakin?"
Pieck mengerjap, "Kamu ragu, Pok?"
"Tidak!" bantah Porco cepat. Takut jika Pieck marah padanya.
Pieck menggigit pipi dalamnya. Berusaha menahan tawa. Melihat wajah Porco yang sedikit panik, benar-benar menghiburnya. Pieck memang gemar mengusili suaminya.
"Hmm, pinjam tanganmu."
Suara Pieck mengalun lembut di telinga Porco. Ia menjulurkan tangannya. Porco yang melihatnya, segera mengangkat tangan dan menggenggam telapak tangan Pieck. Porco menggiring genggaman mereka ke wajahnya. Menghirup telapak tangan Pieck yang harum khas body lotion. Pieck berdecak pelan, melihat tingkah sang suami. Pieck menarik tangan mereka dan mengarahkannya ke atas perut, "Bertiga," ulang Pieck.
Porco mematung sejenak. Telapak tangannya berada di perut Pieck. Porco mengerjapkan mata. Berusaha mencerna apa yang terjadi. Lebih tepatnya, berusaha meyakinkan diri, jika Pieck tidak mengusilinya.
Mulutnya tak mampu mengucapkan sepatah kata. Porco menatap Pieck. Raut wajah cantik sang istri tampak bahagia. Porco menyadarinya. Pieck sedang tidak bercanda.
Iris hazelnya tampak berbinar. Iris matanya bergulir. Menatap telapak tangan miliknya di atas perut Pieck. Porco memajukan tubuh dengan hati-hati. Takut, jika kepalanya tak sengaja membentur perut Pieck. Telapak tangan Porco mengusap pelan perut Pieck. Rasa takjub membuncah dalam diri Porco.
Pieck tertawa pelan. Membuat Porco mengalihkan pandangan dari perut ke wajah Pieck. Sebelah tangannya yang bebas meraih tengkuk Pieck. Mendekatkan wajah sang istri ke wajahnya. Pieck menurut. Porco tersenyum dan mengecup lembut bibir Pieck. Tangannya masih mengelus lembut perut Pieck. Mereka berbagi momen bahagia ini bersama. Baik Porco maupun Pieck akan mengingat momen ini. Selamanya.
- the end -
KAMU SEDANG MEMBACA
A Prompt Collection of PokkoPiku [✓]
Fanfiction[POKKOPIKU] Kumpulan Prompt (oneshot dan fluff) dalam rangka meramaikan bulan #PokkoPiku. Prompt tahun 2022 yang dibuat oleh akun twitter pokkopikuevents. [canon related AU, modern AU and Paradis AU] Porco G. x Pieck F. with Marley Warrior(s) ...