☕☕☕
Untuk beberapa saat Hoseok termenung dihadapan koper besarnya, meratapi apa yang Sowon katakan. Mustahil untuknya membawa koper besar miliknya sendirian, mungkin ini sudah termasuk overweight jika di dalam bandara.
"See?" Sowon berkacak pinggang menatap gundukan baju Hoseok. Benar-benar lelaki yang serius tentang fashion, baju untuk sebulan saja sudah bisa membuat kopernya meledak. Apa yang akan terjadi jika Sowon melihat lemari baju lelaki Jung secara keseluruhan?
Hoseok mengusap jenggot gaibnya, "seandainya aku punya pasangan, aku akan memintanya mengatarkanku ke Seoul." Angannya yang membuat Sowon menggeleng geli.
"Kalau begitu carilah lelaki impianmu itu, jangan hanya pandai berangan. Kenapa juga kau tidak jadian dengan Taehoon?"
Hoseok terlihat memandangi langit-langit kamar, berpikir untuk menjawab pertanyaan Sowon sedemikian rupa. "Dia kuat, lembut, lelaki yang baik, tapi membosankan."
"Memang seperti apa tipe idealmu?" tanya Sowon.
"Sejujurnya aku tak punya tipe ideal, tapi siapapun orang yang bisa membuatku merasakan cinta, dia yang mendapatkanku. Simple namun selama 25 tahun aku belum pernah menemukannya," Hoseok bergerak untuk kembali membenahi kopernya.
Sang sahabat menatap setiap gerakan Hoseok yang terlihat tak beralih fokus, berbanding terbalik dengan pikiran Sowon yang melayang, dia jelas mengerti apa yang Hoseok maksud barusan.
Populasi manusia mungkin banyak tapi memilih yang tepat selalu menjadi tantangan tersendiri, sahabatnya itu terlihat sudah kehilangan kepercayaan soal cinta yang keberadaannya terasa begitu samar bagi kehidupannya.
Semua yang dia yakini sebagai cinta selalu pergi, menyisakan kenangan menyesakkan didada Hoseok yang masih menganga. Sowon ikut membantu si Jung yang mulai mengangkat posisi kopernya ke posisi berdiri, kedua orang yang kini duduk dilantai dengan perasaannya masing-masing.
"Hoseok," panggil Sowon pelan.
"Ya?"
"Carilah kebahagiaan di Seoul, setidaknya buat aku lega telah melepasmu sendirian tanpaku."
"Hei, memangnya aku berapa tahun dimatamu?"
Sowon menghela napas, "aku serius."
"Baiklah, baiklah."
Hoseok berjalan ke arah dapur, membuka kulkas dengan hanya menemukan bahan-bahan masak saja. Hoseok memutar kepalanya 180 derajat untuk melirik Sowon yang tatapannya masih diarahkan ke koper hitamnya, "ayo ke supermarket."
☕☕☕
Tak ada yang mengatakan jadi seorang single parents itu mudah, anak-anak yang masih butuh perhatian, dan rasa sayang orang tua yang haus terpenuhi. Parenting sendiri bukan hal yang mudah, meski begitu Yoongi bisa membesarkan Haru selama 5 tahun belakangan dengan secuil kasih sayangnya.
Hal yang beruntung karena sifat Haru yang menurun padanya, tak begitu menyukai hal yang ribet, tak begitu banyak bicara namun punya seribu pertanyaan, karena bagaimanapun Haru masih anak berusia 6 tahun yang ingin tau segalanya.
Yoonji sebagai bibi dari anak Yoongi yang sifatnya sudah dipastikan menurun dari sang kakak itu menganggap Haru sebagai adiknya, mereka cukup dekat meski dengan kesibukan Yoonji yang membuatnya sulit untuk berasama Haru dalam jangka waktu yang panjang.
Dilihatnya anak lelaki yang sibuk membaca buku ceritanya diatas meja belajar, membiarkan kaki kecilnya melayang dan digoyangkan sesuka hati. Memilih tak berkutik sama sekali setelah gadis itu meluapkan emosi padanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/320381947-288-k386062.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Americano | YoonSeok [SOPE]
FanfictionDari balik kaca laboratorium, Jung Hoseok hanya tahu dua hal: hidupnya sebagai kelinci percobaan tidak akan pernah berubah, dan pria bersurai abu di seberang sana adalah pelaku didunia kecilnya. Min Yoongi-sang penguji-hanya tahu satu hal: dia tidak...