Renjun, seorang remaja yang pertama kali memasuki ruang tuan Min, sang CEO dari perusahaan MYG. Ruangan tersebut berada di lantai paling atas, tak heran jika ruangannya pun menjadi sangat mewah karena akan terlihat pemandangan dari jendelanya.
Tuan Min duduk di kursinya dan memperhatikan Renjun lalu menghela nafasnya.
"Namamu siapa?" Tanya Tuan Min dengan wajah datarnya.
"Nakamoto Renjun" jawab Renjun dengan senyum manisnya. Oh ayolah, wajah itu bahkan tak nampak seperti anak SMA. Lebih terlihat seperti anak yang baru mau masuk SMP.
"Ada perlu apa kau mencari ku?"
"Aku cuma mau bertemu dengan tuan pangeran, apa boleh jika aku terus berkunjung?" Tanya Renjun polos.
Lagi dan lagi, Tuan Min hanya menghela nafasnya. Nampaknya Renjun memang baru masuk SMP, ia sangat polos.
"Sebelumnya, kenalkan namaku Min Yoongi, dan jangan panggil aku tuan pangeran. Dan juga kau tau kan kalau ini kantor? Anak SMA tidak diizinkan masuk kesini." Jelas Tuan Min Yoongi. Noted, kalau itu adalah kalimat terpanjang seorang Min Yoongi saat sedang jam luang, kecuali saat meeting.
"Lalu bagaimana aku bisa dekat denganmu jika aku tidak boleh masuk ke kantor ini? Sedangkan tuan pangeran hanya datang ke sekolah hanya sebulan sekali untuk donasi." Renjun nampak murung saat ini. Apakah harus ia hentikan sampai sini perjuangannya?
"Sekolah? Jdi dia yang tak sengaja bertabrakan denganku saat di sekolah Neo School" batin Yoongi.
Yoongi memperhatikan Renjun, ia cukup heran knp bisa anak remaja sepertinya bisa menyukai orang yang bahkan hendak memasuki umur 30 tahun?
Yoongi lagi dan lagi menghela nafasnya berat dan menatap lekat Renjun. "Kenapa kau ingin dekat denganku?"
"Aku menyukai tuan pangeran.. makanya aku ingin dekta denganmu.." Renjun menunjukan wajah murungnya, ia sungguh tak tega dengan remaja itu. Namun apa boleh buat? Ia tidak mungkin bisa mewujudkan keinginan anak itu untuk mengunjunginya di kantor setiap hari.
Yoongi mengeluarkan dompetnya dan memberikan kartu nama miliknya yang khusus tertera nomor pribadinya. "Ambil ini, dan pulanglah. Saat ini masih jam kerja. Hubungi saja nomor disitu kalau ada apa-apa." Yoongi melemah. Remaja cantik dan imut membuatnya lemah. Jangan sampai ia menyukai remaja tersebut.
Renjun menerima kartu nama itu dan tersenyum dengan begitu manis pada Yoongi. Ia sangat senang meski mendapatkan kartu nama itu. Ia turun dari kursinya dan dengan lancang memeluk Yoongi dengan secara tiba-tiba.
"Makasih tuan pangeran!! Aku akan menghubungimu nanti" Renjun yang memberikan senyum terbaiknya pada Yoongi tak sadar bahwa pria itu tengah mematung memproses segala yang terjadi.
Bahkan saat Renjun keluarpun ia masih tidak berkutik, saat sadar ia pun langsung teriak. "Lancang sekali kau Nakamoto Renjun!"
Bagi yang bilang kalau itu adalah teriakan murka, kalian salah. Nyatanya saat ini Yoongi memegangi wajahnya yang kian memanas. Saat Renjun memeluknya, wangi parfum candy menyeruak di hidungnya. Sangat manis, menurutnya Renjun memang belum pantas masuk SMA karena ia masih sangat seperti anak-anak.
︵︵︵︵︵︵︵︵︵︵︵︵︵︵︵︵︵︵
PRIMADONA KEPINCUT DUDA||YOONREN
︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶︶Saat malam hari tiba, Renjun sedang memandangi ponselnya yang sudah tertera nomor pribadi Yoongi dengan senyuman yang merekah. Ya, Renjun memikirkan perlakuannya pada Yoongi tadi siang.
"Aaaaa aku pasti sudah gilaa!!" Teriaknya sampai membuat bunda Winwin dan papa Yuta masuk ke kamarnya karena khawatir.
"Ada apa Njun sayang? Kenapa teriak malam-malam?" Tanya bunda Winwin lembut.
"Ada ular? Maling? Atau apa? Sini papa hajar" dan saat ini, bunda Winwin dan Renjun memandangi aneh papa Yuta. Namun saat mendengar kata maling, Renjun kembali tersipu.
"Ada maling pa, yang maling hati Njun" dengan seketika Renjun menutupi wajahnya dengan bantal karena salting sendiri.
"Owalah... Papa keluar dulu ya, bunda mau bicara sama Njun" Papa Yuta hanya membalas dengan anggukan dan keluar. Jika sudah seperti ini, para seme hanya bisa dia saat para uke membicarakan hal yang hanya harus dibicarakan sesama uke.
Bunda Winwin duduk di samping putranya yang manis dan mengelus rambutnya dengan penuh kasih sayang. "Siapa orang yang berhasil mengambil hatimu Jun?"
"Dia.. pangeran Bunda.. pangeran esnya Njun." Renjun kembali tersipu karena ini pertama kalinya ia jatuh cinta.
"Pangeran itu pasti sangat baik karena Njun saja sampai mendapatkan cinta pertamanya. Bunda hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk kalian.." ucap bunda Winwin tulus sembari tersenyum memperhatikan Renjun.
Renjun mengangguk dan memeluk bunda Winwin. "Makasih bunda.. Njun sayang bunda"
Bunda Winwin hanya mengangguk dan pergi meninggalkan putranya yang sedang kasmaran. Sedangkan Renjun dengan sedikit ragu mulai menekan icon panggilan ke nomor Yoongi.
3 detik, 5 detik tidak diangkat juga. Renjun sedikit heran, padahal sudah jam segini apa Yoongi masih di kantor? Akhirnya untuk yang kedua kalinya diangkat oleh Yoongi namun terdengar suara balita laki-laki tengah menangis di dekatnya.
"Halo? Ini siapa? Maaf jika dari kantor atau klien, saya saat ini sedang tak ada waktu luang karena anak saya sedang rewel. Saya mohon maaf" ujar Yoongi saat telpnya terhubung.
"Maaf tuan pangeran, ini Njun. Maaf ya kalau Njun ganggu..." Renjun akhirnya berbicara setelah beberapa detik. Dan Yoongi yang mendengar nama Renjun pun hanya menghela nafasnya.
"Jun, nanti ku telp lagi, saat ini anakku sedang rewel." Namun, bukannya Renjun segera mengakhiri, tapi malah terdengar suara balita itu memanggil mama pada Renjun.
"Mama.. mama..."
"Eh? Ujii.. ini bukan mama.." dan tepat setelah Yoongi bilang begitu, Ujii atau anaknya Yoongi pun kembali menangis kencang.
"Tuan pangeran, bisa kasih telpnya ke anak itu?" Tanya Renjun hati-hati. Dan tentu dengan sedikit ragu Yoongi memberikan ponselnya ke anak satu-satunya yang bernama Woozi, namun sering ia panggil Uji.
"Bicaralah" Yoongi memperhatikan reaksi dari anaknya.
"Mama.. mamaa..." Dan lagi-lagi, Uji memanggil Renjun dengan panggilan mama.
"Iya Uji.. ini mama.. jangan rewel ya.. tidur sekarang dan berhenti nangis okay? Mama sama Uji disini.. Uji tidur ya.." dengan lemah lembut Renjun berkata seperti itu pada Woozi. Yoongi sedikit terkejut karena Woozi seketika menurut dengan Renjun dan mulai terlelap.
Yoongi mengambil handphonenya dan kembali bicara pada Renjun. "Bagaimana bisa Uji seketika diam saat Renjun yang berbicara? Apa karena Renjun persis seperti Renjana?" Batin Yoongi.
"Tuan pangeran.. apa anaknya tuan pangeran sudah tidur?" Tanya Renjun saat sudah tidak mendengar suara tangis Uji.
"Iya, sudah."
"Anak tuan pangeran penurut ya" Renjun terkekeh di sebrang sana, sangat berbeda dengan Yoongi yang kembali mengingat sosok mendiang istrinya.
"Tuan pangeran? Apa kau tidur??" Tanya Renjun kembali karena tak mendapatkan respon dari Yoongi.
"Besok datanglah ke kantorku, untuk kau yang masuk sekolah, aku akan mengirim surat izin pada kepala sekolah."
Seketika suasana sedikit tegang membuat Renjun bingung. Apa ia sudah berbuat salah? Entahlah, saat ini masih menjadi tanda tanya di kepalanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/328573902-288-k363325.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Primadona Kepincut Duda||YoonRen
Ficção AdolescenteSeorang anak SMA kelas 3, dan primadona di sekolahnya, tiba-tiba menyukai duda yang memiliki anak 1?!!! "Anak-anak tidak boleh ada disini" "Aku bukan anak-anak... aku hanya mengunjungi orang yang Kusuka" "Siapa orangnya? Akan ku panggil kan" "Dirimu"