7. Sedikit Cerita Tentang Ana

168 20 1
                                    

Setelah makan malam, Renjun membawa Woozi ke kamar tidurnya dan kembali menemani Echi yang tengah menonton TV. Sedangkan Yoongi sedang sibuk berkutat dengan berkas-berkas dari kantornya yang begitu menumpuk. Perkiraannya, malam ini ia akan tidur subuh lagi karena pekerjaan sialannya ini.

Echi menidurkan kepala Renjun di pangkuannya dan mengusapnya lembut sembari melihat ke arah televisi. Seketika dia teringat kalau Ana juga sering dia perlakukan demikian.

"Njun, mau denger soal ana?" Echi berucap, sontak hal itu menarik sedikit perhatian Renjun yang langsung mengubah posisinya menjadi duduk.

"Boleh? Tapi kalo itu buat Ka Echi sedih karena ingat Ka Ana, tidak perlu cerita ka" Renjun sedikit tidak enak dengan Echi, namun gadis itu malah menatap Renjun dengan mata teduhnya lalu mencubit pelan pipi gembul Renjun

"Kalo sedih pasti, tapi Ka Echi juga mau Njun denger soal sahabat Kaka yang mirip banget sama kamu." ujar Echi lembut. Dia melihat ke arah TV sembari mengingat masa lalu dengan Ana.

"Ana itu, orangnya lugu, terlalu polos sampai seperti orang bodoh. Tapi dia selalu tulus dalam melakukan segala hal termasuk mencintai Yoongi." Renjun mendengarkan dengan seksama dan sedikit membayangkan bagaimana Ana kala masih hidup.

"Apa kau tau? Ana itu seperti anak-anak, sifatnya yang seperti itu yang membuat dia selalu di bodohi orang sekitarnya." Echi sedikit tertawa kala mengingatnya, namun itu malah membuat Renjun terkejut.

"Benarkah??" Renjun mengerjapkan matanya lucu, dan Echi menjawab dengan anggukan kecil.

"Ya, dulu dia pernah berteman dengan beberapa orang perempuan, tapi dia malah dimanfaatkan. Dia juga pernah berpacaran, namun karena dia selalu di bodohi makanya dia lebih memilih untuk menjadi penyendiri dan tidak berpacaran dengan siapapun sebelum akhirnya dia bertemu dengan Yoongi yang sangat mencintainya sampai ia berpulang ke pelukan Tuhan." Sesaat setelahnya, Echi sedikit menangis dan namun dengan bibir yang terus tersenyum manis. Ia tidak ingin sahabatnya itu sedih melihatnya seperti ini.

"Kadang Ka Echi selalu kangen Dengan wajahnya, tingkahnya, dan suaranya. Masakannya selalu lezat, suaranya yang selalu halus, wajah yang begitu menenangkan hati, dan tingkahnya yang selalu menggemaskan. Kalau boleh jujur, Kaka masih belum mau kehilangan Ana, dia sahabat sejati Kaka."  Suaranya mulai bergetar, dan tangisnya semakin pecah setelah mengingat bagaimana Ana menatapnya sebelum menghembuskan nafas terakhirnya.

Renjun menggenggam tangan Echi dan menatap gadis itu dengan senyuman yang begitu manis, "Ka Echi, Njun mau nemenin Ka Echi seperti Ka Ana nemenin Kaka, ka Echi jangan sedih lagi, Ka Ana pasti gk suka liat Ka Echi nangis begini" Renjun memeluk gadis di hadapannya dan menenangkan gadis itu, namun, gadis yang di peluknya malah semakin menangis sembari memeluk erat Renjun, membayangkan kalau anak itu adalah sahabatnya.

Yoongi, Renjun dan Echi sudah berada di teras rumah, karena Echi memilih untuk pulang ke rumahnya setelah kejadian malam ini. Gadis itu mengelus rambut Renjun lalu menatapnya hangat.

"Njun, baik-baik ya disini.. kalau ada apa-apa, kasih tau Kaka aja ya?"

Renjun mengangguk dan memeluk Echi erat. "Pasti ka, makasih ya buat malam ini" ujar Renjun dan hanya dijawab senyuman dan anggukan tipis oleh gadis yang sudah dia anggap seperti kakaknya itu.

"Yoon, jaga Njun ya. Jangan apa-apain Renjunku" Echi menatap Yoongi namun ia malah kesal karena Yoongi malah menunjukkan raut wajah yang datar. 'apanya yang renjunmu?' begitulah batin Yoongi kira-kira.

"Tch! Klo gitu, Njun, Yoon, aku pulang dulu yaa.. bye-bye" Renjun tersenyum dan melambaikan tangannya ke Arah Echi yang masuk mobilnya dan tak lama mobil itu meninggalkan pekarangan rumah Yoongi.

Yoongi melihat ke arah anak di sampingnya lalu menepuk pundaknya. Renjun menoleh dan menatap pria yang lebih tua darinya itu.

"Kenapa??" Tanyanya polos.

"Masuk, waktunya istirahat." Yoongi menyelonong masuk duluan, meninggalkan Renjun yang masih di teras rumah sendirian.

"Untung bos" dengan kesal Renjun mengikuti Yoongi yang akan ke kamarnya.

Yoongi berhenti dan itu membuat Renjun menabrak punggung pria itu. "Awch.. kenapa berhentii?" Renjun mengusap keningnya yang terasa sedikit sakit.

"Kau tidur di samping kamar Woozi, bukan tidur di kamar saya. Barang-barang mu sudah disana." Renjun hanya ber-oh ria dan hendak pergi ke kamar yang berada di samping kamar Woozi.

Namun ia berhenti dan berbalik, "terima kasih tuan" dia sedikit membungkukkan tubuhnya sebentar dan tersenyum lalu sedikit berlari ke kamar yang hendak ditujunya.

Yoongi? Dia mematung setelah melihat senyumnya Renjun. Tapi tak lama ia menggeleng dan langsung masuk ke kamarnya dengan jantung yang terus berdetak kencang.

"Sepertinya aku sakit jantung" ucapnya konyol sambil memegang dadanya. Ia menjernihkan pikirannya dan segera pergi tidur.

🐱💗🦊

Maaf ya baru up sekarang, jujur sempet buntu buat bikin lanjutannya makanya sempet hiatus. Happy reading armyzen💜💚

Primadona Kepincut Duda||YoonRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang