Chapter 2

188 163 224
                                    


Setelah dari kafetaria, Andreas, Gabriella, Charles dan Damian berjalan bersama menuju lantai sepuluh gedung laboratorium. Mereka ber empat berjalan menuju lift ditemani perbincangan ringan yang didominasi oleh Charles dan Damian. Sepanjang jalan pun mereka menerima sapaan dari beberapa staf yang juga bekerja di gedung ini. Setelah berjalan beberapa saat, mereka sampai di depan lift khusus yang hanya bisa dipakai untuk menuju ke lantai sepuluh.

Andreas menekan tombol open pada samping lift. Saat lift terbuka, mereka ber empat segera masuk ke dalam ruang kecil berbentuk persegi panjang yang akan membawa mereka ke lantai sepuluh dengan cepat. Andreas menekan tombol yang memiliki simbol panah keatas saat melihat rekan-rekannya sudah memasuki lift.

"Bagaimana jika kita tidak berhasil menemukan penawar virus tersebut?" tanya Damian tiba-tiba memecah keheningan.

"Kita pasti menemukannya." Jawab Andreas dengan yakin.

"Kenapa kau sangat yakin?" tanya Charles kepada Andreas, "bukankah lebih sulit menemukan formula penawar jika setiap virus itu memiliki komponen yang berbeda?" lanjut Charles.

Ting

Suara lift yang menandakan jika mereka sudah sampai dilantai sepuluh pun memutus pembicaraan mereka. Tanpa menjawab pertanyaan dari Charles, Andreas pun melenggang pergi sesaat setelah lift terbuka.

"Jika kalian tidak yakin bahwa kita akan menemukan penawar virus tersebut, artinya kalian juga tidak yakin terhadap isi otak geniusmu itu." Sarkas Gabriella sembari melangkah mengikuti Andreas.

Carles dan Damian mendengus mendengar sarkasme dari Gabriella. Bukannya tidak yakin, mereka berdua hanya sedikit ragu. Bukankah wajar jika manusia memiliki perasaan ragu akan hal yang akan mereka kerjakan, terlepas segenius apa otak orang tersebut.

Dengan perasaan kesal Damian dan Charles berjalan cepat disertai hentakan kaki yang kuat menandakan mereka sedang sangat kesal. Sangat kekanakan memang. Mereka berdua memiliki jalur perjalanan yang berbeda, Charles berjalan menyusul langkah Gabriella dan Andreas dengan perasaan dongkol yang masih ia simpan, sedangkan Damian berjalan menuju lorong kanan. Lorong yang berkebalikan dari kedua rekannya.

Charles mencoba menyamai langkah Andreas dan Gabriella yang sudah cukup jauh di depan sana. Mereka berjalan menuju ruangan paling pojok sebelah kiri dari lantai ini. Ruangan yang akan mereka tuju memang ruangan yang biasa di pakai untuk mendiskusikan segala sesuatu yang berkaitan dengan projek penelitian yang sedang mereka jalankan.

Ceklek

Andreas membuka pintu ruangan. Terpampanglah ruangan minimalis yang didominasi warna hitam pada dinding dengan meja bundar yang berada di tengah ruangan. Serta ada meja keramik panjang yang menempel dengan dinding sebelah kiri ruangan. Di atas meja tersebut ada beberapa tabung berbagai bentuk yang berisi cairan bermacam-macam warna.

Mereka ber tiga segera masuk dan langsung duduk menempati kursi masing-masing seraya mendiskusikan lebih lanjut mengenai perbedaan komponen virus yang mereka temukan.

"Sangat cantik bukan?" Tanya Charles tiba-tiba.

"Ya, si cantik yang mematikan." Jawab Gabriella mengikuti arah pandang Charles ke layar iPad yang menampilkan seluruh struktur virus yang sedang mereka teliti.

"Lihatlah bentuknya yang menyerupai mahkota ini, sangat indah." Ucap Charles kembali mengagumi bentuk struktur virus yang memang terlihat seperti berbentuk mahkota.

"Tidak hanya bentuknya, bahkan namanya pun diambil dari bahasa latin yang memiliki arti Mahkota. Sungguh pemberian nama yang penuh perhitungan." Ungkap Gabriella

AuthorityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang