Chapter 5

52 30 32
                                    


Ruangan dengan warna putih yang mendominasi itu dipenuhi rak yang berjajar. Dalam rak itu, banyak cairan beraneka warna yang disimpan dalam botol kaca berbagai bentuk. Di tengah ruangan terdapat kapsul berbentuk lonjong yang memiliki tinggi seukuran pria dewasa, disertai kabel-kabel rumit yang terhubung dengan alat-alat besar di sekelilingnya.

Gabriella, seorang ilmuan yang ditunjuk menjadi pemimpin eksperimen lanjutan ini memasuki ruangan yang berisi objek eksperimennya yang masih tertidur lelap dalam kapsul itu. Setelah insiden menegangkan kemarin, yang hampir saja merenggut nyawa sang objek penelitiannya. Dia ingin memastikan kondisi manusia yang ada di dalam kapsul aman dan stabil.

Gabriella berjalan mendekati kapsul tersebut. Menatap dengan lamat sesosok manusia jangkung penghuni kapsul. Kabel-kabel penunjang hidup tertempel di dadanya. Terbesit rasa kasihan di hatinya. Gabriella termenung memikirkan kekejaman organisasi yang tega melakukan rekayasa genetik kepada pria di depannya ini. Mereka bahkan merubah seluruh struktur jaringan otak dan struktur genetik tubuhnya. Hal itu mengakibatkan struktur genetik yang ada dalam tubuhnya tidak sama lagi dengan struktur genetik manusia-manusia di Bumi. Tapi mau seberapa besar perbedaan struktur genetiknya, laki-laki tersebut tetaplah makhluk Bumi. Dan sialnya, Gabriella ikut serta dalam skenario kekejaman yang dirancang oleh pihak organisasi untuk kehidupan pria malang ini.

"Malangnya." Lirih Gabriella dengan tatapan mata yang masih tetap tertuju ke pria di dalam kapsul tersebut.

"Kau mengasihaninya El?" tanya Andreas membuyarkan lamunan Gabriella.

Gabriella terkejut melihat Andreas sudah ada di sampingnya. Dia sama sekali tidak mendengar suara pintu terbuka, bahkan dia sama sekali tidak mendengar suara langkah kaki Andreas.

"Kau? sejak kapan kau disini?" tanya Gabriella dengan raut wajah terkejut nya.

"Hmm, sejak kau mulai termenung, maybe." Jawab Andreas dengan nada ragunya.

"Kau mengasihaninya El?" ulang Andreas yang menuntut jawaban Gabriella

Hening. Andreas masih menunggu jawaban dari gadis pirang di depannya, namun nihil. Hingga beberapa menit, Gabriella tetap diam dengan tatapan mata yang masih tertuju ke kapsul tersebut.

"Tugas ini adalah tanggung jawab kita bersama, dan kau yang berperan sebagai leader, jangan sampai mengacaukan apapun, terlepas dari identitas objekmu saat ini." Ucap Andreas dengan tegas.

Gabriella menatap Andreas dengan tatapan tidak terimanya.

"Apa maksudmu! kau menuduhku akan mengacaukan penelitian ini, dude?" jawab Gabriella dengan marah

"Sekuat dan sejenius apapun dirimu, kau tetap perempuan El. Dan yang ku tahu, perempuan sering menggunakan perasaannya untuk berpikir. Bahkan terkadang seorang perempuan lupa jika masih memiliki otak di kepalanya." Jawab Andreas dengan tenang.

"Heh, kau pikir aku seperti itu?" Tanya Gabriella dengan salah satu alis terangkat, serta seringaian kecil yang muncul dibibirnya.

"Aku memang merasa sedikit kasihan kepadanya, tapi bukan berarti aku akan mengacaukan penelitian hanya karena rasa kasihan, Dree. Aku merasa sedikit tersinggung dengan pendapatmu soal wanita." Lanjut Gabriella seraya pergi meninggalkan ruangan tersebut.

"Yah, seperti itulah wanita. Mudah marah, mudah tersinggung, dan sulit ditebak." Monolog Andreas mengikuti langkah Gabriella yang keluar dari ruangan steril ini.

"Jika bukan karena 'Dia' aku tidak akan pernah mau berurusan dengan seorang wanita." Gumam Andreas sebelum benar-benar keluar dari ruang steril.

Andreas berjalan mengikuti langkah Gabriella, yang ternyata membawanya ke kafetaria gedung laboratorium ini. Dia juga melihat Damian dan Charles yang duduk di dekat jendela kafetaria.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 06, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AuthorityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang