Gabriella membuka pintu dengan kasar sesaat setelah mereka sampai di depan pintu ruang steril.
"Kondisinya menurun, El." Teriak Damian saat melihat Gabriella dan yang lainnya berjalan tergesa-gesa ke dalam.
***
Hari ini memang jadwalnya Damian untuk memantau serta memberi beberapa suntikan ke pemuda jangkung yang setia memejamkan mata di dalam kapsul.
"Buka kapsulnya." Titah Gabriella sembari berjalan mendekati kapsul dan langsung memencet beberapa tombol yang ada di beberapa alat samping kapsul.
Damian segera menjalankan interupsi Gabriella. Andreas juga langsung mengambil tempatnya di pojok ruangan untuk mempersiapkan cairan-cairan yang harus disuntik kan segera ke tubuh pria yang sedang kritis tersebut. Sedangkan Charles langsung menuju ke ujung kapsul untuk memantau serta mengotak-atik layar kecil yang ada disana.
Saat tabung kapsul terbuka, Damian segera memasang kabel-kabel yang entah apa fungsinya ke dada pria yang sedang berada diambang kematian di depannya, "suhu tubuhnya mendingin, El." Ucap Damian yang bersentuhan langsung dengan kulit pria jangkung tersebut saat memasangkan kabel-kabel itu.
Gabriella hanya melirik sekilas sebagai respon ucapan Damian, setelahnya gadis itu kembali sibuk menekan tombol-tombol rumit serta memasukkan beberapa kode kedalam alat yang cukup besar yang tersambung ke dalam kapsul melalui kabel-kabel yang dipasang Damian tadi.
Tit...tit....tit...tit...
Suara dari alat dihadapan Gabriella membuat suasana di ruangan itu menjadi semakin tegang. Tidak ada yang membuka suara, mereka semua fokus dengan tugasnya masing-masing.
Andreas datang dengan dua suntikan di tangannya. Dengan keduanya yang memiliki warna cairan berbeda, serta fungsi yang berbeda pula. Saat sudah sampai di samping kapsul, Andreas langsung menyuntikkan cairan kuning ke tubuh pria tersebut. Namun, tidak ada reaksi apapun yang terlihat, kondisinya pun juga tidak menjadi lebih baik.
Tit... tit...tit...tiitt......
Suara alat semakin nyaring, menandakan kondisi pria tersebut semakin memburuk. Mereka yang ada di ruangan tersebut semakin panik. Tetapi mereka mencoba bekerja seprofesional mungkin. Mereka tidak boleh terlihat panik dan malah mengacaukan segalanya.
Tiba-tiba saja, tubuh laki-laki tersebut tersentak kuat, setelah itu langsung mengejang hebat. Beberapa kabel yang terpasang di dadanya juga terlepas.
"Shit! suntikkan itu Dree." Perintah Gabriella saat melihat kondisi pria tersebut semakin memburuk.
Damian dan Charles memegang tubuh pria itu, menekan tubuhnya kuat agar tidak terlalu bergerak dan malah menyulitkan Andreas dalam menyuntikkan cairan kedua yang memiliki warna biru pekat.
Setelah cairan tersebut berhasil disuntikkan, tubuh pria itu berangsur-angsur tenang, dan tidak lagi mengejang. Suhu tubuhnya pun secara bertahap mulai menghangat. Gabriella kembali mengotak-atik alat-alat disamping kapsul, memastikan sekali lagi bahwa alatnya sudah terkoneksi dengan benar pada kapsul tersebut. Charles juga langsung melangkah menuju ujung kapsul, memeriksa daftar analisa kejadian serta grafik kondisi pria itu yang secara otomatis keluar pada layar kecil di hadapannya.
"Kondisinya sudah cukup stabil. Tutup kapsulnya, dan biarkan kabel-kabel itu tetap terpasang di dadanya." Ucap Gabriella setelah memastikan bahwa kondisi pria itu sudah stabil kembali.
Andreas yang memang dekat dengan tombol kontrol langsung memencet tombol berwarna merah, tombol itu berfungsi untuk menutup kembali kapsul. Sedangkan, tombol hijau di sampingnya adalah tombol untuk membuka kapsul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Authority
Science FictionOtoritas tertinggi tidak hanya dimiliki oleh sang pemimpin Negara. Terkadang orang-orang yang berada dibalik sang pemimpin lah yang memiliki hak tertinggi atas tatanan dunia. Dalam cerita ini, akan dibuktikan seberapa besar dan seberapa mengerikanny...