2.CINTA PERTAMAKU

0 0 0
                                    

****

Cinta Pertamaku,

Dengan langkah kecilnya Keyna berjalan memasuki rumahnya tempat ia berpulang, Dapat dilihat sang ibunda tengah sibuk merapikan adonan kue di atas meja, Ibundanya menoleh menatap Keyna yang baru saja memasuki rumah, Anaknya terlihat kotor karena main seharian penuh ini.

"Capek, ya?" Tanya ibun dengan nada lembut seperti biasanya, ia membiarkan Keyna duduk di sebelahnya dan mengusap kepala anak gadis satu satunya yang menyenderkan kepala di lengannya.

"Keyna kesel, Ketemu anak nakal di depan!" Gerutu Keyna mengadu kepada ibunda, Ibun terkekeh melihat tingkah menggemaskan anaknya yang berumur 7 tahun itu.

Ibun mengangkat tangannya dan mengelus lembut surai indah putrinya, "Kamu bersih - bersih badan dulu gih, Banyak kumannya habis main dari luar." Usuk Ibun dengan senyuman yang selalu ia tunjukkan pada banyak orang di luaran sana.

Keyna mengangguk, "Nanti Keyna mau makan nasi goleng buatan ibun ya!" Antusiasnya kembali hadir saat mengingat beberapa minggu lalu ibundanya membuat nasi goreng yang Begitu lezat.

Ibun mengangguk, "Kamu mandi dulu, Nanti masak bareng sama ibun, Mau?" Tawar Ibunda Keyna dengan senyumannya, Namanya Yeshana, Di sapa bunda Hana dengan orang - orang.

Keyna mengangguk antusias. "Keyna mau! Kalau gitu Keyna mandi dulu ya, Dadah ibun ..." Semakin jauh ia melangkah semakin tidak terdengar dengan jelas suara Keyna dalam pendengaran Yeshana.

"Ini di iris pelan - pelan ya sayang," Titah Yeshana pada Keyna yang tengah memegang pisau, Bersiap untuk mengiris - iris bawang merah yang berada di atas talenan.

Yeshana yang melihat Keyna menoleh ke arahnya dengan cemberut itu dengan spontan terkekeh dengan gelengan khasnya. "Yaudah kamu ambil nasi di Ricecooker ya, Nanti bawa ke meja. Ini biar Ibun yang iris."

Yeshana mengambil alih pisau yang berada di tangan putri kecilnya, Sedikit takut jika putrinya yang benar - benar mengiris bawang, Keyna terlalu ngotot untuk melakukannya lebih tepatnya.

Keyna mengangguk membalas ucapan sang Ibunda, Dengan langkah kecilnya ia berjalan dengan pasti menuju tempat dimana Ricecooker yang di maksud ibunda berada. Dengan perlahan keyna mulai berjinjit untuk meraih sendok nasi untuk mengais nasi yang berada di dalam Ricecooker, Namun usahanya sia - sia, Ia tak kunjung sampai memegang Sendok nasi yang berada di pinggir Ricecooker tersebut.

Keyna menyerah, ia menoleh menatap ibundanya dan menghela nafas kasar. "Ibun ... Keyna gak bisa sampai sama Licecookel nya, Tolongin ..." Ujar Keyna di tengah kesibukan ibunnya sibuk memecahkan cangkang telur untuk si ambil isinya.

Yeshana menoleh, Ia berjalan menghampiri sang putri setelah membuang cangkang telur pada tempat sampah. "Keyna ambil dudukan kecil itu ya, dibawa kesini. Lalu naik di atasnya untuk ambil apa yang Keyna usahakan,"

Keyna melirik dudukan kecil yang jauh dari tempatnya dan Ibun berdiri, Ia mengercutkan bibirnya sembari menatap ibun. "Ibun, Itu jauh banget, Keyna males ambilnya." Ucapnya, Hal itu membuat Yeshana menampilkan senyuman kecil pads putrinya, Ia mengapit kedua pipi anaknya.

"Keyna, Gak semua hal bisa langsung datang di hadapan kamu, gak semua bisa langsung kamu dapatkan, Sama halnya kayak kamu mau ambil nasi di Ricecooker, Kamu harus butuh usaha sampai akhirnya kamu bisa dapatkan nasi. Tadi ibun kasih Keyna cara biar Keyna bisa ambil nasi, Kan? Di luar sana banyak orang yang berusaha setengah mati untuk menggapai apa yang mereka mau, Tapi mereka belum menemukan Caranya, Maka dari itu Keyna harus bersyukur karena sudah di berikan saran dari Ibun, Karena itu bisa membantu Keyna, Keyna gak perlu lagi mikir bagaimana caranya untuk ambil Nasi? Karena ibun sudah kasih saran, Keyna tinggal ngelakuin apa yang ibun bilang, Paham sampai disini sayang?" Ucap Yeshana panjang lebar, Ia tidak benar benar yakin putrinya mengerti 100% yang di ucapkannya, Namun ia harap itu akan menjadi bekal masa depan untuk di ingat Putrinya di kemudian hari.

Keyna mengangguk, Ia sedikit paham, Namun tidak sepenuhnya paham, Ibun hanya memintanya untuk mengambil dudukan kecil yang jauh darinya dengan tutur kata yang begitu lembut. "Paham, Ma'am." Keyna tersenyum, Menampilkan gigi putihnya yang rapi, Ia kemudian melangkahkan kakinya untuk mengambil dudukan kecil itu dan kembali ke Ricecooker untuk mengambil nasi.

"Ibun, Keyna bisa!" Keyna membawa Langkah kecilnya menuju ibun yang tengah berdiri dan sibuk dengan kompor di depannya.

Yeshana menoleh, Ia menerima pemberian nasi yang cukup untuk dua orang itu dari tangan Keyna, "Terima kasih, Ma'am." Yeshana berucap demikian, Hal itu membuat Keyna tertawa.

"Ibun ikutin kata Keyna!" Ucapnya di sela sela tawanya, Yeshana yang melihat itu ikut tertawa karenanya.

Tawa keduanya telah reda, Kini Keyna berdiri dengan bantuan Dudukan kecil tadi di sebelah bundanya yang sibuk mengoseng - oseng nasi goreng yang sudah tercium semerbak bau wanginya.

Keyna menghirup wangi nasi goreng itu setelah kompor benar benar sudah di matikan. "Humm, Wanginya masakan ibunku!" Ucapnya Begitu semangat, ia turun dari dudukan kecil itu dan melangkah mengikuti langkah ibunnya menuju ruang tamu-Untuk menonton televisi sekalian-Rumah mereka.

"Ayo kita makan!" Ucap Yeshana menyodorkan sepiring nasi goreng untuk Keyna yang sudah fokus pada film upin ipin di depannya.

"Selamat makan, Ibun."

****

"Ada yang mau diceritakan?" Tanya Geriel Pada adiknya, Ia menatap teduh wajah yang sangat ia sayangi itu, Dengan posisinya yang duduk dan Ajiel yang berbaring menatap langit kamar Almh. Mama dan Kamar papa dahulu.

"Kenapa mama, Tinggalin Jiel?"

Geriel diam di tempatnya, Tidak tahu harus menjawab seperti apa ucapan adiknya, Ia begitu ngilu mendengar pertanyaan yang ia rasa itu lebih menyakitkan untuk adiknya yang lebih kecil di bandingkan dirinya, Sakitnya akan berkali kali lipat lebih dari pada yang ia rasakan, Ajiel masih butuh kasih sayang seorang mama, Dan hanya karena keobsesian seseorang pada Geriel, Mamanya meninggal karena penyabotasean pesawat.

Geriel mengusap surai tebal milik adiknya lembut, Mengalihkan seluruh atensinya untuk menatap lelaki yang berada di sisi kirinya. "Mama bukan tinggalin Jiel, Mama cuman pergi ke tempat dimana harusnya mama tinggal sekarang, Ajiel senang gak, Kalau mama bahagia?"

Ajiel diam membisu, Namun kepalanya mengangguk menjawab pertanyaan Abangnya. Geriel yang melihat itu tersenyum kecil. "Mama bahagia di atas sana sama Allah, Jadi Ajiel harus berusaha buat ikhlasin mama ya? Abang tau itu berat buat Jiel lakuin, Tapi disini kan masih ada Papa, masih ada abang, Kamu gak perlu takut sama hal apapun yang siap datang ke kamu suatu saat, abang sama papa bakal selalu ada buat kamu kapanpun." Geriel Merengkuh badan adiknya yang sudah menangis tersedu - sedu itu.

"Mama is always with us, don't be afraid."

****

Thankyou and ily- Kyl's.

THE ACCIDENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang