5.TERLAMBAT

0 0 0
                                    

****

Terlambat,

Keyna melangkahkan kaki kecilnya memasuki lapangan, Disana bisa dilihat sudah banyak temannya yang datang, dengan cepat ia mulai berlari menghampiri semuanya.

"Lagat mana?" Tanya Kira pada Keyna, Entah kenapa setiap Keyna datang yang selalu bertanya kehadiran Lagat selalu Kira.

"Aku enggak tahu, Tadi aku lihat papanya masuk mobil yang ada di depan lumah Lagat." Jelas Keyna, Ia bergabung pada teman-temannya yang sedang jongkok itu, Menunggu hadirnya Lagat dan Ajiel.

"Kamu kenapa lama datangnya? Mana aku tadi datang cepet banget ih, Gak ada kamu," Carwaka menyahut, Ia yang berada di sebelah Keyna menyenggol lengan gadis kecil itu.

Spontan karena senggolan Carwaka Keyna mendengus kesal. "Calwa jangan senggol-senggol! Aku tadi lama kalena gedol-gedol gelbang Aji tau!!"

"Jadi Ajiel gak dateng dong nanti?" Majo mengangkat suara, Yang di balas acuhan bahu oleh Keyna. Karena Keyna sendiri pun bingung, Apakah Ajiel akan datang bermain bersama teman-teman hari ini? Seharusnya Ajiel datang ..

"Gasha juga enggak dateng tau .." Ucap Majo, Ia berdiri dari duduknya lebih awal sebelum di susul teman-temannya yang lain.

"Berarti kita berlima aja mainnya, Yang lain nanti bakal nyusul!" Ucap Kajesha, Kemudian mereka mulai berdiri saling berhadap-hadapan.

"Ayo main masak-masak!" Saran Kira membuat Majo dan Carwaka mendengus kesal.

"Main yang lain aja." Usul Majo, Wajahnya begitu murung karena tidak ingin main masak-masak bersama teman-teman perempuannya.

"Terus nanti aku di kasih makanin pasir lagi gitu?! Ih mbung!" Carwaka membalas kesal, Kini kedua tangannya sudah bersedekap dada dan menatap teman perempuannya kesal. Ya siapa yang enggak kesel sih di ajak main masak-masakan padahal ada cowok.

"Main hompimpa aja." Usul Carwaka yang langsung mendapat pukulan mantap dari Kira dan gelengan keras perempuan itu, Tanda tidak setuju.

"Kamu ngebosenin! Main itu telus kayak gak ada pelmainan lain." Sindir Keyna, Ia turut bersedekap dada seperti Carwaka karena usulan lelaki itu yang tidak keren, Bagaimana bisa Carwaka mengusulkan permainan yang sudah sangat sering mereka mainkan, Sedangkan bermain masak-masak begitu jarang.

"Pokoknya aku mau main masak-masak aja! Kalau kalian gak mau jadi pembeli aja, Gimana?" Kajesha Menyahut, Menjadi penengan di antara tengah tengahnya masalah antaran perempuan dan laki-laki.

Majo dan Carwaka serempak mengangguk setuju. "Oke! Kalian jualan yang enak-enak ya, Nanti aku beli." Ucap Majo semangat, Hal itu pun sangat di setujui Carwaka.

"Iya siap! Aku nanti mau jual mie ayam daging babi." Ucap Keyna, Hal itu membuat Kajesha memutar bola matanya malas.

"Dalam agama kamu itu haram, Eya." Beritahu Kajesha, Siapa tahu Keyna melupakan agamanya, Atau materi yang pernah di ajarinya di sekolah.

Namun di sisi lain Kira tertawa terbahak-bahak. "Ih buduh, Kamu mau jual mie ayam tapi pake daging babi gimana ceritanya?" Tawa gadis kecil itu kembali meledak setelah berucap.

"Aku gak mau beli, Aku islam. Gak boleh makan babi." Ucap Carwaka dengan nada menyebalkannya seperti biasa.

"Aku boleh gak beli mie ayamnya tapi gak usah pakai daging babi?" Tanya Majo, Kasihan jika ia tidak msmbeli jualan milik temannya.

Kontan Keyna menepuk jidatnya dengan kekehan tidak berdosanya. "Gak jadi, Aku jual mie ayam, Pake daging ayam."

"Pakai daun mangga ya buat uangnya! Kalau yang lain jangan belanja di lestaulan aku!" Keyna lalu berjalan menuju pohon mangga dan mengambil beberapa daun jatuh untuk menjadikannya mie ayam dan sebagiannya kembalian.

"Ih sombong!" Ucap Majo, Lalu kakinya membawanya menuju pohon mangga yang berada di pojok lapangan, Sedangkan Keyna mengambil daun mangga di tempat yang sama namun pohon yang berbeda, Lebih tepatnya di sebelah pohon dimana Majo mengambil dedaunan.

"Kan demi kebaikan lestaulan aku, Jangan julid ih! Gak baik tau." Keyna membalas ucapan Majo dengan bibir mengercut sombong dan mata yang menatap sinis Majo.

"Serem! Mata kamu mau copot ya?!" Tudung Carwaka yang tiba-tiba sudah berdiri di depan Keyna dengan menunjuk-nunjuk Keyna.

Keyna menggeleng dengan mata membola. "Enggak tau! Aku mau kelihatan galak aja!" Balas Keyna ngegas, Ia dengan cepat berlalu dari sana dan berjalan menuju lokasi tempat ia berjualan.

"KAMU ENGGAK SOK GALAK JUGA TETAP KELIHATAN GALAK! SOALNYA MIRIP NENEK LAMPIR!"

Keyna yang tinggal beberapa langkah sampai di tempatnya menoleh tajam menatap Carwaka, Sedangkan di belakang Carwaka ada Majo yang siap melihat pergelutan mereka.

"CALWAKA KAMU JANGAN JAJAN DI LESTAULAN AKU YA! AKU GAK MAU TELIMA PELANGGAN SEPELTI MONYET!" Teriak Keyna mengeluarkan semua unek-unek kekesalannya terhadap temannya itu, Carwaka Agitaswa.

"DIKIRA AKU MAU JAJAN DI LESTAULANMU?? ENGGAK MAU AKU TUH!" Balas Carwaka dengan sindiran di teriakannya, Mengejek kata Restauran yang di sebutkan Keyna.

"CARWA JANGAN JAHILIN KEYNA TERUS, SANA AMBIL UANG BANYAK BANYAK BIAR BISA BELI JUALAN AKU, SOALNYA MAHAL." Kajesha menyahut, Membela Keyna yang kini berdiri di sebelahnya meminta pembelaan darinya.

Kajesha itu seperti kakak Keyna, Mereka memang seumuran, Tapi jika dilihat dari tinggi, Pasti Keyna akan di sangka beda 2 tahun atau 1 tahun dengan Kajesha, Bagaimana tidak? Tinggi Keyna hanya sebatas ketiak Kajesha, Membuat Ia tampak begitu kecil dan pendek, Di tambah sudah memasuki kelas 3 SD cadelnya masih terus terusan melekat pada lidahnya.

"Kalian kalau jualan jangan mahal-mahal kenapa sih! Aku cuman dapat uang sedikit, Habis di ambil Kira sisanya." Majo menghampiri mereka, di susul Carwaka yang sibuk memasukkan dedaunan itu di kantung plastik yang tidak sengaja ia temukan di bawah pohon.

"Kamu aja yang lama ambil uangnya! Karena masih di rumput ya aku ambil duluan dong." Kira menyahut, Jelas membela dirinya sendiri. Sedangkan Majo di tempatnya menghembuskan nafas pasrah.

"Ayo main, Aku udah selesai tokonya."
Ucap Kajesha mengajak teman-temannya untuk mulai bermain.

****

Tinggal membutuhkan waktu beberapa menit untuk memasuki  waktu Maghrib, Ajiel menuruni tangga saat beberapa menit lalu sudah mencuci muka setelah bangun dari tidurnya.

Sesampainya di teras rumah, Ia menemukan Papanya tengah duduk di salah satu kursi yang tersedia di teras, Papanya tengah minum kopi dengan kacamata baca bertenggar pada hidung mancungnya yang kini menurun pada Ajiel dan Kakak laki-lakinya.

Luvian yang melihat Wajah Ajiel yang seperti banyak pikiran mengernyit, Ia menahan tangan anaknya itu saat hendak melangkah pergi.

"Ajiel, mau kemana?" Tanya Luvian, Ia melepaskan cengkramannya pada anaknya saat Ajiel menoleh padanya.

"Tadi ada yang cariin Ajiel nggak, Pa? Atau teriak-teriak di depan pagar?" Tanya Ajiel berturut-turut, Namun harapannya nihil, Justru gelengan pelan yang ia dapatkan dari jawaban Papanya.

"Papa gak dengar apa-apa selain gerbang di gedor-gedor tadi, Kayaknya orang jalanan gak sengaja lewat terus iseng." Jawab Luvian kemudian menghirup kopi yang beberapa jam lalu dia buat.

Ajiel melongo mendengar penuturan papanya, Dan segera berlari menuju pagar. "Pa, Ajiel kelapangan sebentar ya!" Tepat saat Ajiel membuka pintu pagar, Masjid berbunyi. Namun langkahnya tetap membawanya berlari menuju lapangan tempat kemarin ia bermain.

Sesampainya disana Ajiel menatap sekeliling dengan senyuman pahitnya.

"Aku telat ... Aku gak punya teman lagi hari ini." Setelahnya ia berjalan lesu meninggalkan lapangan.

****

Thankyou and ily— Kyl's.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 06, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE ACCIDENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang