"Ampun bang jago... Colli bang jago... Ampun bang jago..."
"Jangan ili jangan ili... jangan ili dengki... jangan jangan ili itu penyakit hati..." Dari tadi gadis kecil itu terus saja bernyanyi tanpa memperdulikan orang disekitarnya.
"Siapa sih yang ngajarin kamu nyanyi gitu..?" Tanya Jennie mencium gemas pipi Cea.
"Onty Lyly..." Seru Cea menunjuk Lisa yang duduk dibelakang dengan Kala, saat ini mereka ingin ke Rumah Sakit untuk menjenguk Ayu yang baru saja melahirkan, posisinya Zio didepan nyetir mobil, Jennie yang memangku Cea disamping Zio sedangkan Lisa dan Kala dibelakang.
"Iya... Iya... kalau yang jelek jelek mah gurunya emang Onty Lyly..." Seru Lisa manyun.
"Iiiih... Ciapa bilang... gak cemua jelek Onty... kan Onty juga pelnah ngajalin Cea nulis... telus kasih uang untuk olang yang membutuhkan juga..." Seru Cea, Zio dan Jennie tersenyum mendengar ucapan Cea.
"Pinter banget sih ponakan Onty...." Seru Lisa mencubit gemas pipi gembul Cea.
"Hasil produksi Vincenzio nih Ly... gak kaleng-kaleng..." Seru Zio bangga.
"Tapi Cea itu pinternya nurun dari aku ya... Dari kamu mah nurun jail dan banyak bacot doang..." Seru Jennie mengejek.
"Enak aja... aku juga pin-"
"Hussshh... Ayah jangan belicik..." Seru Cea meletakkan jari telunjuk mungilnya ke bibir Zio, Jennie dan Lisa hanya bisa menahan tawanya melihat wajah kesal Zio.
"Dacal bang Kala tukang molol... dimana mana Bobo telus..." Baru saja tadi dipuji, sudah keluar lagi jiwa julidnya.
"Nah ini nih... Nurun banget dari kamu kak... Julid..."Seru Jennie terkekeh pelan, karna ia tak mau mendapat cibiran cea6 karna terlalu berisik.
"Bunda... Kenapa itu tulicannya Indomalet? Kenapa gak Indoaplil atau Indoagustus bial kayak ulang tahun Cea aja...?" Tiba-tiba saja bocil ini bertanya hal yang sudah pasti tidak diketahui oleh orang-orang disekitarnya.
"Mulai deh..." Gumam Jennie.
"Kamu nanyeeaaa...? Kamu bertanyae tanyae....?" Seru Lisa dengan wajah yang sangat mengesalkan bagi Cea.
"Kak Jill diem aja deh..." Seru Cea sinis, dan dibalas tatapan tajam Lisa.
"Bunda... Jawab dong..."
"Yang punya Indomaret itu Orang lain sayang... Ayah sama Bunda mana tau kenapa dinamain Indomaret... Tapi kalau punya Ayah baru Ayah tau..." Seru Zio mencoba menjelaskan.
"Ayah cea telcayang... cinta... lope... emmmuaaacch..." Seru Cea memajukan bibirnya 2 centi yang membuat siapa saja yang melihatnya gemas.
"Kenapa kesayangannya Ayah yang cantik...?" Tanya Zio tersenyum.
"Cea tanya nya ke Bunda bukan ke Ayah..." Sarkas Cea menatap Zio malas.
"Hahahaha... Kena mental ama anak sendiri..." Seru Lisa tertawa bengek.
"Kenapa ya Bunda...?" Tanya Cea lagi.
"Mau jawab apaan ya...?" Tanya Jennie dalam hati.
"Bunda kok diem... jawab dong..." Seru Cea tak sabar.
"Ehm... jadi gini Sayang..." Jennie menggantung ucapannya sambil berfikir.
"Oh... Itu karna Indomaret itu dibangun bulan Maret Sayang... Kalau bulan April pasti namanya Indoapril..." Seru Jennie tersenyum puas dengan jawabannya.
"Oooh... Gitu ya..." Seru Cea mengangguk seolah paham.
"Dikibulin lagi deh..." Gumam Lisa sangat pelan.
"Syukur lah... Berhasil juga..." Batin Jennie.
"Bunda... Itu yang dicana foto ciapa..?" Tanya Cea menunjuk Poster besar yang ada dijalan.
"Mulai lagi..." Batin Jennie.
"Oooh... itu foto orang nyalon jadi pemimpin sayang...." Seru Jennie menjelaskan.
" Kenapa gak foto Cea aja cih... padahalkan cantikan Cea dalipada yang itu... Jelek begitu kok dipajang... Malah milip cama gambal banteng disampingnya" Seru Cea PD plus Julid.
"Cantikan Onty Lyly kemana-mana..." Seru Lisa menggoda gadis kecil itu.
"Cea yang paling cantik..."
"No.. Onty Lyly.."
"Cea..."
"Onty Ly-"
"Husshhh.... Diem..." Seru Jennie menutup mulut Cea kesal.
"Udah Ly jangan di gangguin lagi..." Seru Jennie dingin, Lisa hanya diam.
"Rasain Ly... Itu resiko bangunin singa tidur..." Seru Zio tertawa pelan.
"Kamu juga diem.." Ketus Jennie, Zio langsung kicep dan kembali fokus menyetir.
"Bun... Mphh... Bumph..." Cea, gadis kecil itu sedang berusaha melepaskan tangan Jennie dari mulutnya.
"Bunda buka tapi harus diem... Jangan berisik lagi..." Cea hanya mengangguk, tapi ingat dia tidak janji tidak akan berisik.
"Huh... Lega..." Seru Cea menarik nafas banyak-banyak.
"Bunda..."
"Apalagi...?" Tanya Cea ngegas.
"Bunda cantiknya Cea... Jangan malah dong... Nanti cantik palipulna nya ilang..." Seru Cea dengan puppy eyes andalannya.
"Gak sia-sia gue ngajarin tuh Bocil ngegombal, kepake juga akhirnya..." Batin Lisa.
"Aaah... Anak Bunda siapa yang ngajarin ngegombal gitu....?" Tanya Jennie gemas.
"Jangan bilang gue Yang ngajarin.... Jangan bilang gue Yang ngajarin... Please..." Batin Lisa yang sudah dah Dig dug ser di belakang.
"Gak ada yang ngajalin Bunda... Tapi benelan deh... Kalau Bunda malah kadal cantiknya belkulang..." Cea melirik Lisa lalu mengedipkan sebelah matanya dan dibalas acungan jempol dari Lisa.
"Sayang... Bunda bukan kadal... Tapi kalau buaya ada Ayah kamu tuh..." Seru Jennie kaget mendengar ucapan Cea, Emaknya salah paham guys....
"Eh kok bawa-bawa aku sih sayang.... Aku bukan buaya ya..." Seru Zio tak terima.
"Ya ampyuuun... Kakak ku yang paling cantik sejagat raya... Yang dimaksud anakmu itu kadar pake huruf R... Rrrrrrr.... Kan Cea belum bisa bilang huruf R makanya kadar jadi kadal...." Seru Lisa geleng-geleng kepala.
"Cantik doang... Loading nya lama..." Cibir Lisa yang membuat Cea tertawa sedangkan Jennie menggaruk tengkuknya yang tak gatal, Zio??? Dia hanya diam menahan tawa, jika ia tertawa pasti Jennie akan marah.
"Itu yang Cea makcud bunda..." Seru Cea terkikik pelan.
"I... Iya... Bunda lupa kalau kamu masih cadel..." Seru Jennie malu sendiri.
"Bunda udah tua telnyata..." Gumam Cea.
"Eh apa...?" Sepertinya Jennie tidak dengar.
"Gak ada...? Emang apa Bunda..?" Tanya Cea sok polos.
"Salah denger berarti..." Batin Jennie.
"Ya ampun... Kakak gue Napa jadi gitu sih...?" Batin Lisa menahan tawanya.
***
Jangan lupa voment ya onty onty kecayangan Cea....