Setiap kita punya cita-cita yang beragam. Ada yang mesti di kubur dalam ada pula yang masih bertahan.
........Fajar menyapa dan menelan kegelapan. Perlahan mentari menampakkan diri pertanda pagi akan segera datang Kemarin Thera pulang kerumah setelah pergi beberapa hari. Namun terjadi tragedi yang cukup membuatnya malas pergi keluar hari ini. Pulang kerumah lalu kau di sambut tamparan pedas dari saudaramu yang cukup membuat lebam di pipi juga tentu akan membekas di kepala, Saudara atau lebih tepatnya kakak kandungnya mencacinya musabab ia yang bekerja di tempat orang yang di bencinya. Sedangkan jika tidak bekerja sehari saja, akan makan apa untuk esok hari.
Andai saja dirinya tidak terlahir bisu, mungkin ia juga akan balas mencaci dan menyerak Feral Sayangnya karena kecacatan ini, semuanya terasa sulit untuk diungkapkan orang-orang memandang kasihan hanya karena orang lain itu punya kekurangan. Sekali berbuat salah kau akan di hina berkali-kali. Tapi begitu kau sempurna, satu kebaikanmu bisa menutupi seluruh kesalahanmu Terlebih lagi jika bisu, ingin bercerita kepada teman tidak bisa padahal pertanyaan apa kabar kau hari ini akan sangat berarti jika bisa ia ceritakan dengan lisan.
Thera bangun dari tempat tidur, karena perut lapar, kakinya memksa berjalan ke dapur Mencari bahan masakan yang bisa di masak Untung saja masih ada beberapa sayuran seperti wortel, kentang, dan bahan lainnha. Mungkin memasak sop akan menjadi pilihan Thera.
"Lo nggak usah kerja lagi di tempat itu!" ujar sang kakak yang baru datang ke dapur yang mengambil secangkir air putih dan berlalu keluar setelahnya Ke tempat yang Thera juga tak tahu
Thera hanya berpura-pura tak mendengarnya mau menjawab juga idak bisa di ucapkan Haruskah Thera kembali ke pekerjaan awalnya. Entahlah, tapi bekerja di kafe terlalu nyaman bagi Thera. Tidak perlu berpanas-panasan, hanya perlu meracik kopi dan mengantar pesanan ke meja-meja pembeli.
Terlalu lama lamunan itu berkeliaran, sop yang dimasak juga sudah masak. Mengambil secentong nasi di hujani sop menjadi menu sarapan yang cukup enak dan mengeyangkan juga tentunya menyehatkan.
Sekelebat pikiran tentang cita-cita lama yang terpendam muncul di kepala Dulu la punya cita-cita menjadi seorang penulis mungkin karena kekurangannya ia ingin tuangkan pikirannya dalam bentuk tulisan sederhana. Namun cita-cita harus di kuburnya dalam-dalam karena dari segi sarana dan prasarana serba tidak ada Zaman sekarang orang-orang menulis melalui benda pipih dan canggih melalui laptop atau handphone lalu menyebarnya di media sosial dan beberapa.
aplikasi baca yang dapat langsung dinikmati oleh pembaca. Dan sekarang tulisan itu ia tuangkan dalam buku harian saja. Entah sampai kapan tulisan itu hanya akan tersimpan dalam buku lusuh.
.........
.......
.....Kafe hari ini cukup sepi di datangi pengunjung dan pecinta kopi. Mungkin karena cuaca yang terik menjadikn momen ngopi kurang tepat di kala panas. Hari panas, hati sudah panas, ditambah ngopi panas, bisa rusak suasana dalam sehari
Bagi Joshua dan Wissal ini adalah momen-momen menyenangkan, kerja santai tapi uang tetap ngalir. Sekali-kali makan gaji buta, kata mereka berdua
"Sal, lo ngerasa ganteng nggak saat ini ?" tanya Joshua tiba-tiba
"Hmm." Jawab Wissal seadanya, malas meladeni pertanyaan abstrak Joshua.
"Pantes lo jelek, sok ganteng lo." Ujarnya sambil tertawa terbahak-bahak karena merasa lucu dengan lelucon yang ia but sendiri.
"Gue jelek, tapi berkarisma. lah elo ganteng tapi slay Banci lo" balas Wissal dengan
sarkas.
Seorang pelanggan datang menghentikan canda mereka seketika benar jika bekerja harus sepenuh hati. namun sesekali akan muncul rasa jenuh jika tekanan kerja begitu banyak. Jadi tidak ada yang salah bercanda di sela-sela pekerjaan, yang salah itu bercanda sambil bekerja. Hidup jangan terlalu di bawa serius.
Morgan datang melalui pintu belakang kafe. Sebab parkiran mobil atau kendaraan ada di halaman belakang kafe ini. Asal tahu saja, kafe ini bertingkat 2 meski harus berdempetan dengan rumah-rumah disekitamya. Sebenamya ini bagian dari desain Morgan. Mungkin di mata orang lain ini adalah kafe yang interior dan desainnya biasa saja. Tapi dimata arsitektur hebat, ini dalah kafe yang luar biasa. la dulu kuliah jurusan arsitektur, dan hingga sekarang hal itu masih ia jalankan meski tidak terang-terangan Katanya ia sedang membuat rancangan rumah impiannya. Tapi masih terlalu abstrak jika ia jelaskan kepada kedua temannya.
Kamar Morgan di lantai dua sebenarnya. Namun di lantai bawah ia jadikan sebagai kamar utama. Sebab di lantai ataslah, rancangannya berada dan ia tidak ingin diusik jika sedang fokus membuat rancangan desain rumahnya Morgan juga ke sana hanya ketika moodnya sedang baik atau memang sedang tidak ada pekerjaan.
Seperti bisa tanpa menyapa, Morgan berjalan ke atas menaiki tangga kayu berwama coklat tua dengan bentuk setengah lingkaran jika di lihat dan bawah bentuk tangga ini seperti bualn sabit yang miring ke arah kanan. Kalau tidak bisa dibayangkan, tidak perlu.
Sebelum benar-benar naik ke atas, Morgan berpesan kepada temannya jika ada yang mencarinya, katakan saja ia sedang tidak ingin di ganggu atau bilang saja ia sedang tidur. Dan intinya jangan biarkan orang lain masuk termasuk papanya sekalipun.
Wissal dan Joshua yang mengerti pun hanya manggut-manggut seraya memberikan jempol, pertanda bahwa mereka bisa di percaya.
.........
......
.....
KAMU SEDANG MEMBACA
DANGEROUSLY
Teen Fictionini tentang kegelapan yang tidak bisa mengusir kegelapan,namun hanya cahaya yang dapat melakukannya. Kebencian tidak akan mampu menghapus kebencian, hanya Cinta yang mampu melakukannya . kegelapanku bukan ancaman, hanya peluang untuk menghidupkan c...