Dangerously 4

150 156 20
                                    

"kamu adalah bulan,pemilik sisi gelap yang tak pernah menunjukkan pendarnya.

ǀ Thera Alesya ǀ

Seperti apakah definisi wanita ular? rok diatas lutut? Bibir menor? Atau baju ketat nan sempit ? jawabannya ya, dan definisi itu sangat pas untuk wanita yang masuk ke ruangan Morgan dengan mendobrak. Bahkan wajahnya tak menampilkan wajah bersalah. " Hai sayang ". Sapanya mendekat ke arah Morgan, berjalan lenggak-lenggok sengaja ingin menggoda.

" Sorry Bos, tadi udah gue cegat Cuma cewek uler nih maksa banget. Pake ngancem segala lagi, cih macem jalang kau". Terus terang Joshua memang sangat kesal pada wanita dihadapnnya, apa lagi saat didepan pintu ruangan Morgan tadi rasanya Joshua ingin mencekiknya sampai wafat. kalau julukan dari Wissal itu " Ratu jalang".

" Gue Eren bukan cewek uler. Sayang belain aku dong, Joshua ngatain aku tuh". Adunya dengan manja tapi hal itu semakin menambah kesan jijik pada Joshua. Morgan yang masih dalam keadaan mencengkeram baju Thera semakin dibuat frustasi. Beda situasinya dengan Thera yang berusaha meminta bantuan Joshua. " Eh lo siapa, deket-deket sama pacar gue?" ternyata Eren baru menyadari ada gadis selain dirinya.

Suasana hening, buru-buru Joshua melepas cengkeraman Morgan dan menarik pergelangan tangan Thera . "Dia karyawan baru disini, dan intinya nggak kayak lo cewek uler. Ya kan Bos?" jelasnya yang tersurat akan sindiran pada Eren. "Ayo ra disini ada ulet bulu gede, gue nggak ada linggis buat garuknya".

"Sayang kita ketempat biasa yuk, kita seneng-seneng pasti kamu ketagihan deh". Eren seakan menggoda dengan melingkarkan tangan dileher Morgan. Merasa tak terganggu dengan kelakuan Eren dan jujur dirinya memang butuh wine untuk menghilangkan rasa frustasinya . " Hm". Finalnya .

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~'

Lamunan diantara bingung dan beruntung,Thera tidak tahu. Bingung karena Joshua yang tiba-tiba mengangkatnya menjadi karyawan padahal ia tidak melamar pekerjaan. Beruntung karena ia bisa bekerja walaupun menjadi tukang bersih-bersih setidaknya itu lebih layak daripada harus menjadi pemulung yang harus berpanas-panasan. Dan yang utama gajinya lumayan .

" Jo, nanti kafe lo yang tutup. Gue pulang agak malem". Perintahnya yang baru saja keluar dari ruangan menatap gadis berkepang dengan minibook menggantung dileher. "Sejak kapan tuh cewek jadi karyawan disini?" barulah matanya teralihkan dari Thera. "Mungkin sejak gue yang ngangkatnya". Jawab Joshua dengan acuh. sebenarnya Joshua tidak akan bersikap sedemikian, namun kehadiran Eren membuat benih kebencian muncul tanpa diundang. "Gue bos disini,dan yang berhak nerima karyawan itu juga gue!"

" Kalo lo pecat Thera, sama aja lo mecat gue dan pilihan ada ditangan lo!" ancam Joshua tak main-main. Morgan tak bisa memilih karena memang Joshua adalah sahabat seperjuangan dari nol sampai sekarang ini. Dan dirinya benci untuk memilih.

"sayang ayoo..disini hawanya panas banget...". Morgan dan Eren pun berlalu keluar kafe, tapi sebelum benar-benar keluar Eren sengaja menendang kursi disamping Thera dan berhasil mengenai tulang betis Thera. Tendangan Eren yang kuat atau memang bahan kursi yang terlalu keras membuat Thera memejamkan mata merasakan sakit.

" Ra mending lo obati dibelakang aja, takutnya nanti memar, biar si Wissal aja yang nerusin".Joshua sudah menebak kelakuan si ratu jalang itu yang akan bermain fisik pada lawannya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Siang berotasi menjadi malam, matahari diganti posisikanoleh bulan sebagai simbol cahaya dikegelapan. Sudah lima belas menit yang lalu kafe tempat Thera kerja tutup. Selalu Thera senangi saat dimana kakinya menapak bulan seakan berusaha bersinar walau tak bisa menandingi sang surya. Bulan selalu jadi pengingatThera akan tutur sabda ibunya itulah sebabnya siangnya tak seistimewa malamnya. "hari ini Thera dapet kerja baru bu, jadi Thera nggak perlu lagi keliling malem- malem Cuma untuk nyari sampah". Thera yakin kata hati akan sampai kepada yang ia tuju.

Entah Thera yang kurang hati-hati atau memang sang pengendara mobil yang ugal-ugalan, hampir saja menabrak Thera alhasil mobil sport hitam itu manambrak tiang listrik dipinggir jalan. Setengah berlari Thera mendekat dan mengetuk kaca yang terdengar hanyalah ringisan. Cepat tapi pasti Thera membuka mobil dan mendapati bosnya sedang mabuk, sudah jelas tercium dari aroma alkohol yang menguar.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Ting .......

Menandakan lonceng pintu terbuka, tapi kafe sudah tutup dari lima belas menit yang lalu.karena penasaran Joshua akhirnya menghampiri pintu dan mendapati Thera membawa Morgan dengan keadaan setengah sadar. "Bos kenapa ra?" tak sempat mengeluarkan pulpen ataupun minibooknya semoga Joshua paham akan gerakan tubuh yang ia praktikkan.

"ceritanya panjang nanti aku ceritain sama kamu". Praktiknya yang ternyata dipahami oleh Joshua. "Sal tolongin gue bentar nih!"

"Woah.... Bos kita bisa mabuk juga, nggak nyangka gue". Wissal berkacak pinggang memperhatikan tampang Morgan yang memerah akibat efek alkohol pastinya.

Akhirnya Joshua dan Wissal mengambil alih tubuh Morgan dari Thera,di ikuti Thera yang mengekor dibelakang. "punya Bos bangke macem nih lama-lama undur diri gue". Keluh Wissal langsung membanting tubuh Morgan dan segera keluar dengan menyugar rambut panjangnya kebelakang berlagak sok tampan tapi jiwa lembut layaknya perempuan.

" Ra tungguin dia bentar yah, gue mau ambil baju ganti dibawah". Thera ragu sebenarnya tapi tak enak hati membuatnya mengangguk pertanda ia setuju akan hal itu. Kini tinggallah berdua ,Thera dapat mendengar deru napas Morgan yang memburu,menggeliat tidak tenang dan mengeluarkan air mata.

Tangan Thera reflek menyentuh dahi Morgan dan ia menyimpulkan bahwa Morgan sedang deman. Tangan yang ingin terangkat tiba -tiba ditarik oleh tangan kekar membuat Thera tenggelam dalam pelukan Morgan. Walau kesadaran masih setengah, Morgan dapat merasakan sejuk ditengah panas yang dihantar Thera sama seperti ibunya, sejuknya seorang ibu yang hanya dimiliki Thera. Dan ini terlalu nyaman untuk dilepas. Bau bayi menenangkan pikirannya,ia suka bau ini. Bau yang menjadi penyebab dirinya selalu mendapat usapan serta kasih seorang ibu.

"Ma, Morgan benci papa!" lirihnya yang hanya bisa didengar Thera. Thera percaya pasti jika Morgan ada masalah hidup yang tak pernah ia pamerkan kepada orang lain.

"Eh si tai main nyosor anak orang aja, sini ra gue bantuin!" ucapnya setengah berlari berniat membantu

Thera lepas dari pelukan Morgan dan ternyata berhasil. "Ra jangan tinggalin gue".

" Udah ra nggak usah didenger mendingan lo pulang, ini udah malem banget dan sorry gue nggak bisa anter gue mau urus dulu nih si tai".sebenarnya Joshua ingin mengantar pulang tapi ia tak bisa meninggalkan Morgan sendirian. Thera yang paham akan situasi memilih mengangguk dan dirinya memang tak perlu diantar karena itu memang yang lebih baik..

........

......













Minggu kemarin nggak di up karna ada kesibukan

Tapi aku bakal terus usahain buat up

Part ini baru pendekatan Morgan sama Thera

Part selanjutnya bakalan lebih seru!!!

Tinggalkan jejak walau terhalang jarak

©chamelya

DANGEROUSLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang