"Kesederhanaan yang ada lebih mewah dari sebuah kekayaan ."
Thera Ayesha
Terdengar napas terputus-putus dari Joshua yang baru saja datang menghampiri Morgan. Pisau digenggaman yang hendak beraksi terpaksa berhenti. Ingat ! dua kali sudah emosinya dipermainkan disini. Kalo bukan teman dari orok,jangankan sekarang mungkin dari dulu ia sudah mencabut kepala berotak uang milik Joshua itu.
"Bos, dicariin sama Om. Dia lagi dikafe tuh. .....Huuh......huuuh.. taik capek banget gue". Jelas Joshua dengan napas ngos-ngosan setengah kesal.
"Lo ngomong sama siapa? Sama gue?" tanya Morgan dengan tampang tak berdosanya,menganggap informasi yang disampaikan Joshua seperti jangkrik lalu.
"ya iya lah tai, emang gue ngomong sama Beruk". Kesal Joshua tampa embel-embel Bos nya lagi.
Sedari tadi Thera memperhatikan percakapan antara dua lelaki yang tidak dimengertinya ini. Tapi tidak ada yang menyadari kehadirannya. Merasa waktunya pas Thera berinisiatif untuk melarikan diri, dengan gerakan perlahan diraihnya stang sepedanya dan mangkayuhnya dengan cepat bersama sebongkah sampah diboncengannya.
Joshua yang merasakan kehadiran orang lain selain dirinya dan Morgan,mencoba berpaling kedepan dan melihat gadis bersepeda . Diperhatikannya dengan saksama punggung kecil yang mulai menjauh sambil mengayuh sepeda ontel yang menurutnya sudah terlalu reot dengan sekarung sampah diboncengannya. sampai fokusnya hilang saat tiba-tiba Morgan mengeluarkan kata pelampiasannya.
"Potong gaji". Morgan berujar tenang , berlalu meninggalkan Joshua bersama umpatan murahannya.
"Setan lo gan, dikit-dikit potong. Enak kalo motong nadi,lah ini gaji orang main potong. Mentang –mentang Bos juga". Kesalnya setengah mati ,teriaknya sepenuh hati.
Joshua yang melihat Morgan berbalik sudah hapal dengan dialog teman sebangsatnya itu.
"Atau di pecat". Tebak Joshua sebelum Bosnya angkat bicara.
~~~ ~~~~~~~
Rumah yang tidak layak disebut tempat tinggal,akan berbeda arti jika rumah yang layak disebut tempat tinggal bisa memberi rasa kenyamanan dan aman. Bahkan sebuah gubuk layak dijadikan tempat tinggal
bila sang penempat merasa nyaman. Inilah yang dirasakan Thera , tidak sepenting mewahnya rumah asalkan ia bisa nyaman,tidak sepenting mahalnya rumah asal dirinya aman. Jika ditanya rumah seperti apakah yang di impikan Thera, maka ia akan menjawab bahwa dirinya hanya memimpikan rumah nyaman dan aman. Nyaman dengan kebahagiaan tanpa kemewahan, dan aman tanpa gangguan.
Diraihnya handle pintu , perlahan Thera masuk dan tampak seorang laki-laki dua tahun diatasnya tertidur lelap didepan tv,seakan dirinya begitu lelah. Padahal Theralah yang bekerja namun ia tak pernah merasa lelah barang sedetik pun. Sebenarnya ia ingin memberi kejutan kakaknya yang berulang tahun,menyadari tak ada hadiah ataupun kue ia urungkan niatnya. Lebih baik dirinya tidur dan mengumpulkan tenaga untuk esok hari mencari penghidupan.
~~~~ ~~~~ ~~~~
Kegelapan digantikan pendaran,malam berputar menjadi siang. Waktu beristirahat pun berubah menjadi waktu bertugas. Sama seperti kafe gorus yang saat ini kedatangan banyak pelanggan,membuat para pekerja nya kewalahan. Hari ini weekend . Joshua yang berprofesi sebagai pembuat kopi merasa seperti robot hari ini , tak ada waktu sedetikpun untuk mendudukkan pantatnya yang keram berdiri terlalu lama.
"Sal,....sal ...oi anjing..setan...taik..bantuin gue napa , tangan gue mau patah ,sumpah dah". Kesal Joshua ,sedangkan yang dipanggil nampak seperti orang tuli.
"Sal.... Ada Bos,buruan!"
Buru-bruru Wissal berlari tapi tak melihat batang hidung Bosnya itu. Sial .
"Bangsat lo jos." Sambil berlalu kembali ke tempat awalnya.
" eh lo mau kemana taik?"
"mau skincare an biar glowing ,udah beberapa hari ini gue belum ritual."
" Lo tuh cowok Sal, nggak usah kemayu. Muka sih glowing tapi kalo isi dompet tipis kek kulit bawang nggak bakal cerah masa depan lo." Ceramah Joshua.
Terkadang Joshua heran, ingin disebut perempuan tapi tenaga Wissal sama seperti lelaki perkasa, namun ingin disebut laki-laki gayanya melebihi wanita.
Tiba-tiba pintu berdenting , menarik perhatian seisi kafe termasuk Wissal dan Joshua. Menampilkan laki-laki dengan perawakan tinggi , tidak putih namun terbilang manis, hari ini penampilannya sedikit urak-urakkan. Lihat saja para wanita mulai curi – curi pandang bahkan tak segan menyapa. Cewek centil.
"Bos, semalem Om lo ngomongin apa sampai bikin lo agak berantakan hari ini. Penasaran deh gue!" kepo Wissal.
"Jo sampah depan kafe buang, busuk kayak kalian berdua." Perintah Morgan mencoba mengalihkan topik.
"Bagian sampah gue mulu Bos, kapan si Wissal nya sih?"
" Bagian lo yah tugas lo, bagian gue yah tugas gue."potong wissal tak mau kalah.
"Lo mulai berani sama gue, inget disini gue Bos dan kalian cuma bawahan."
"iya iya taik,pedes banget omongan lo, gejala sakit hati gue mulai timbul nih." Kesal Morgan namun tak urung melakukan perintah Morgan.
~~~~~~
Seperti melihat berlian,maka dirimu akan tergoda untuk memilikinya, namun beda halnya Thera yang melihat sampah didepan kafe, senangnya bukan main . Tak ada waktu untuk berpikir segeralah Thera memungut sesuatu yang tak berharga bagi orang lain tapi dimatanya ini sebuah rezeki. Diambilnya satu persatu lalu memasukkannya kedalam karung yang lumayan besar. Hingga tiba-tiba ada tepukan dibahunya membuat aktivitasnya terhenti. Thera berpaling untuk melihat,sampai tak sadar dirinya melepas sampah yang digenggam.
"Ngapain lo, ......lo cewek yang semalem kan?"
Tubuh Thera kaku tanpa diminta, layaknya orang yang sedang tercyduk mencuri........
.................
Kira2 Thera bakal diapain yh ?.....
Morgan dan Thera akal ketemu di part selanjutnya nggak yah?....
Jawabannya bakal ad di part berikutnya!.....
Tinggalkan jejak walau terhalang jarak :)......
©chamelya
KAMU SEDANG MEMBACA
DANGEROUSLY
Teen Fictionini tentang kegelapan yang tidak bisa mengusir kegelapan,namun hanya cahaya yang dapat melakukannya. Kebencian tidak akan mampu menghapus kebencian, hanya Cinta yang mampu melakukannya . kegelapanku bukan ancaman, hanya peluang untuk menghidupkan c...