Dangerously 5

94 96 14
                                    

" Air dingin saja tak mampu menghapus dahaga. Demikian jugan dengan pisau ini yang tak mampu membunuh rasa benci"

ǀ Morgan Rigorus ǀ

Matahari terbit sebagai tanda berawalnya kehidupan baru, tapi kenyataanya masih banyak orang tenggelam dalam masa lalu yang kelabu. Dan dari sekian banyak orang Morganlah yang harus merasakan. Jam berdetak untuk yang keseribu kali, memberi isyarat akan waktunya tiba. Waktu emosi dan kebencian semakin dalam namun selalu terpendam. Hingga sebuah suara terdengar merusak keheningan. " papa mau bicara penting sama kamu". Ucapan yang penuh kewibawaan nan tegas hanya sebuah bentuk basa-basi untuk Morgan.

Morgan tersenyum mendengar kata penting, bukan karena bahagia namun ia sudah sangat paham akan ke arah mana pembicaran ini berakhir. Merasa suasana menegang Morgan mengeluarkan sebat lalu mengapit di bibir tipisnya sedangkan sang pematik bertugas membakar ujung sebat. " To the point. Basa-basi Anda udah kuno". Bahkan dengan santainya ia menaikkan kaki kemeja sang ayah dengan asap rokok mengepul.

"Baik, papa ingin kamu pulag kerumah papa dan mengurus perusahaan papa nak, sudah saatnya kamu meneruskan warisan papa". Ada sorot kesedihan dan kebenaran yang ditangkap oleh Morgan tapi ia enggan untuk mengatakan bahwa dirinya juga ingin pulang dan tinggal bersama tapi kebencian lebih berkuasa atas segalanya. " Tit..... waktu pertemuan udah habis senang berbasa-basi dengan Anda".

"papa belum selesai bicara Morgan, kamu maju selangkah lagi papa ngak segan-segan rebut kafe itu dari kamu". Ucap Setyo dengan peringatan yang tak main-main.

Awalnya Morgan memang berhenti namun seperkian detik ia tetap mempertahankan keegoisan dan meraih handle pintu. Lagi –lagi ia harus menahan amarah melihat Johan berdiri didepan pintu yang tampak tersenyum puas. Belum saatnya ia untuk menghabisi paman angkuhnya ini,lebih baik ia kembali ke kafe dan meninggalkan neraka kantor ini.

~~~ ~~~' ~~~~ ~~~ '~~~ ~~~~~

Terhitung ini hari ke dua Thera bekerja tapi dirinya belum memberikan sesuatu kepada kakaknya. Tak ada yang berubah dan masih sama seperti yang lalu. Kasar, pemarah ,dan pemabuk. Hampir setiap hari sang kakak akan pulang larut malam tapi dalam keadaan mabuk. Dan tanpa jelas memarahi Thera dan menampar nya. Thera tidak pernah sakit hati akan hal itu. Tapi kalimat yang selalu diucapkan Feral kakaknya mampu membuat Thera kembali kedalam lubang keputusasaan.

Kenapa lo harus lahir sih, udah nggak sempurna dan nyusahin gue. Lo tau kenapa kita dibuang, itu karna lo, lo tau kenapa kita susah kayak sekarang, itu juga karna lo ra. Kenapa lo harus lahir ra? Jawab ra! Jaawaab!

Fokus Thera hilang saat membersihkan kulkas yang lumayan tinggi di dapur. Samar-samar ia bisa memperhatikan wajahnya yang penuh lebam kebiruan dari kaca kulkas. Kelupaan yang membawa tanda bahaya tidak disadari oleh Thera. Alam sadar lupa memperingati Thera bahwa dirinya ini sedang berdiri dipermukaan kursi dengan minim keluasan. Perlahan kakinya membawa mundur dirinya sampai ia merasa tak berpijak lagi pada permukaan kursi.

Sampai sebuah tangan panjang menarik pinggang Thera dan menahannya, bahkan dirinya tidak sadar memeluk leher Morgan. Membawa mereka kedalam kedekatan yang tak berjarak. Morgan merasa terkunci akan sorot mata Thera. Seperti menemukan cahaya dalam gelap gulita. Padahal Thera adalah gadis yang biasa-biasa saja. Bahkan tergoda sedikit saja tidak dirasa oleh Morgan. Bahkan kata seksi tak melekat pada gadis dihadapannya. Hingga matanya menemukan banyak luka lebam di sudut bibir, pipi bahkan mata seperti bekas pukulan.

"sudut bibir lo kenapa?" pertanyaan itu membuat Thera sadar dan segera melepaskan diri. Lalu menulis sesuatu yang pastinya jawaban.

"oh itu nggak papa,Cuma habis dilempari anak-anak kecil sama batu". Jawaban Thera memang masuk akal tetapi jauh dari kenyataan. Jadi Morgan percaya saja,bahkan dirinya kemarin berniat membunuh Thera kalau tidak ada Joshua.

"ikut gue!" perintah Morgan yang langsung diangguki kepala oleh Thera.

~~~~~~ ~~~~~~ ~~~~~~


"sal bos ngapain ngajak Thera ke ruangannya?" perasaan Joshua tidak enak melihat Morgan mengajak Thera keruangannya, takutnya jiwa gelap sang Morgan akan muncul tanpa kendali.

"Mungkin si Bos mau nyobain si Thera. Mungkin dia udah bosen sama uler yang kemarin." Ceplos Wissal yang tanpa sadar diangguki oleh Joshua. " et...et... tunggu dulu , mana mungkin si Bos tergoda sama si Thera secara dia kan sukanya sama yang zekzi. Lah si Thera, gue aja nggak nafsu sama dia."

" buka biji mata lo. Gue yakin lo pasti belum liat sisi lain tuh cewek. Kalo liat pasti lo ngences sekarang. Emang keliatan biasa aja tapi kesederhanaan dia itu udah bikin dia jadi menawan. Udahlah,Pasti lo nggak bakal ngerti." Sebenarnya ada sesuatu yang disembunyikan oleh Wissal sehingga bibirnya bisa berkata sedemikian tapi akan ia sembunyikan untuk sementara.

"ahli skincare ahli nya sok bijak, emang nggak bakal ngerti gue sama keahlian lo. Enakan gue nguping kali yah?"

~~~~ ~~~~~ ~~~~~ ~~~~ ~~~ ~~~ ~~~


Minimya penerangan membuat paras mereka tersembunyi dibalik kegelapan. Meja serta kursi menjadi saksi atas berjalannya rencana berbahaya. " Apa misi gue selanjutnya Bos?"

" Untuk sementara ini kita tidak akan bertindak sebelum menemukan kelemahan bocah itu. Untuk saat ini kita hanya akan memantau gerak-geriknya dari jauh." Ucap lelaki yang dipanggil bos.

~~~ ~~~ ~~~~ ~~~ ~~~~ ~~~~ ~~~

















Akhirnya up juga, masih sempetin

Diri buat up cerita ini, padahal udah sibuk.

Oh iy, komennya jgn lupa buat chapter ini

Kira-kira syp orang yang punya rencana jahat dan sasarannya syp?

Jawabannya masih lama

Tinggalkan jejak walau terhalang jarak

©chamelya

DANGEROUSLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang