Genre: Spiritual-Romance
Start:02 November 2022
Revisi:03 April 2023
Finish:30 April 2023
[Sudah end+Revisi]
❥ Lauhul Mahfudz kiara
Kehadiranmu adalah anugerah terindah dalam hidupku
___________
Kisah seorang gadis yang kerap disapa dengan nama kia...
Wanita seharusnya tidak seperti bulan yang bisa dilihat tanpa penghalang apapun, tapi wanita itu seharusnya menjadi matahari yang sebelum menatapnya orang itu akan menunduk karna sinarnya.
Bismillah... ❥Vote diawal bab biar nggak lupa!! Jangan jadi silent readers!! ❥ don't forget to reading Qur'an today . . . Mohon tandai typo ✍️ Happy Reading 🖤
34| Benar-benar Aneh
Keduanya pun menuju supermarket dengan berjalan kaki karena jarak supermarket dan pesantren sangatlah dekat. Letak supermarket tepat berada didepan pesantren, tinggal menyebrang saja sudah sampai.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Sumber by pinterest)
Setelah sampai di dalam, langsung saja gus ahnan mengambil troli. Tangan kirinya mendorong troli dan tangan kanannya menggenggam tangan istri kecilnya.
Dengan melihat catatan di ponselnya gus ahnan mulai menurunkan bumbu yang sekiranya di butuhkan untuk membuat soto. Sebelum melanjutkan kegiatannya, ia menoleh singkat menatap istrinya yang tengah sibuk menelisik rak-rak cemilan "Mau itu?" Kiara mengangguk dengan semangat "Yaudah yuk kesana"
Gus ahnan melepaskan tangan Kiara dari genggamannya membiarkan perempuan itu mengambil apa yang ia inginkan "Ambil aja"
Dengan senang hati Kiara menurunkan berbagai macam cemilan yang ia inginkan. Jika di pikir-pikir kapan lagi kan belanja bisa sebanyak ini heheh.
Laki-laki itu kembali fokus pada ponselnya mengamati daftar bahan yang perlu ia beli lagi.
"Kia udah selesai nih"
Gus ahnan seketika terpengarah melihat belanjaan istrinya yang hampir memenuhi troli. Bisa di bilang, cemilan lah yang mendominasi belanjaan mereka, bukan bumbu masakan.
Gus ahnan mengangkat pandangannya menatap pelaku yang hanya menyengir polos.
"Abang nggak marah kan?"
"Gak" Gus ahnan menarik tangan kiara untuk berjalan ke rak sebelah memilih bumbu yang lainnya.
Tangannya mengambil satu bungkus bumbu lalu menyamakannya dengan nama yang benar di ponselnya.
Kiara menghembuskan nafasnya. Sangat-sangat bosan. Suaminya ini terlalu fokus dengan daftar belanja sampai tidak memperhatikannya. Netranya mengedar ke lorong rak. Kiara menatap seseorang disana dengan tatapan yang sulit untuk di artikan. Entahlah Kiara juga bingung dengan dirinya. Tiba-tiba saja keinginan ini muncul begitu saja dalam hatinya "Abang?"
"Hmm" Gus ahnan hanya berdehem singkat tanpa mengalihkan pandangannya dari bumbu yang ia pegang, saat ini ia sedang sibuk memilih bumbu.