Senjata laras panjang itu sontak diangkat dengan sigap. Mereka semua terfokus pada Rinjani yang tiba-tiba saja memunculkan diri dari balik pintu ruangan.
“Cukup!” ia berteriak. Menumpahkan kemarahannya atas tindakan kasar yang Wilson lakukan pada Arundaya.
“Siapa kau?” Wilson menatapnya dengan datar. Ia melepaskan cengkeraman tangan itu dan beralih mendekat ke arahnya. “Apa kau juga seorang penyusup sama seperti perempuan bodoh ini?”
Arundaya mendelik tajam tatkala mendengar kalimat hinaan yang ditujukan padanya.
“Kau yang bodoh, dasar penjahat!” Rinjani berteriak, “Kami datang kemari untuk melepaskan Ananta dari cercahan-mu bersama para prajurit-prajuritmu itu!”
Wilson terdiam. Tatapan datar yang semula terpatri di wajahnya pun mulai hilang. Ia beralih menatap perempuan itu dengan seulas senyum miringnya. “Ananta? Jadi kalian datang kemari hanya untuk menyelamatkan anak dari bedebah sialan itu?”
Brak!
“Bajingan kau!” Arundaya berteriak seraya berontak, “Seseorang yang baru saja kau panggil bedebah sialan itu adalah Ayahku!”
Wilson beralih menatapnya. Tepat pada sorot mata perempuan itu yang menggambarkan amarahnya. “Ternyata aku tak perlu membuang-buang banyak tenaga untuk semua itu. Tanpa diminta pun, para manusia yang akan kujadikan umpan balas dendam itu akan menghampiriku dengan sendirinya.”
“Balas dendam apa yang kau maksud?!”
“Kau bodoh, atau tak cukup pintar untuk memahami situasi ini?” Wilson menatapnya dengan tatapan mengintimidasi. “Apa kau lupa dengan tindakan keji yang Ayahmu lakukan pada Ibuku beberapa tahun silam?”
Arundaya terdiam dengan jantung yang terus berdetak lebih kencang. Kejadian mana? Satu-satunya tragedi kejahatan Sudjakti yang ia ingat, hanya ketika pria tersebut dinyatakan sebagai pelaku utama atas tindakan pembunuhan yang menimpa istri dari salah seorang petinggi Belanda yang singgah di tanah Jawa kala itu. Arundaya menunduk, kembali mengingat pada pada kejadian itu. Ia tak dapat menyangkal apa pun. Kejahatan Ayahnya benar-benar terbukti dan membuahkan sebuah dendam yang telah mengintai keselamatannya bersama Ananta hingga saat ini.
Arundaya melemah tatkala ingatan-ingatan buruk itu kembali bersarang di kepalanya. Sosok-sosok asing di masa lalunya juga mulai mencuat kembali ke permukaan ingatannya. Arundaya membencinya.
“Siapa yang kau maksud?” suaranya terdengar parau.
“Nyonya Christie Van Coullen.” Wilson menekankan kata-katanya.
Deg!
Tidak. Arundaya harap, ia hanya salah dengar.
“K-kau? ... Bibi Christie ...” lirihnya. Kepalanya mendongak, kedua matanya telah berkaca-kaca seraya menatap laki-laki itu. “Wil ... apa ini kau?”
“Bagaimana?” Wilson menyeringai. “Apa kau mengingatku, bitch?”
Bibirnya menyeringai diiringi oleh kepalan tangan di kedua tubuhnya yang kian mengerat dengan kuat. “Ya. Aku Samarta Wilson. Teman lamamu sekaligus anak dari seorang wanita yang telah memperlakukanmu dengan baik, tapi justru mendapatkan timbal balik yang sangat keji dari keluargamu!”
KAMU SEDANG MEMBACA
Bandung dan Kisahnya ; ( Terbit )
Narrativa StoricaBandung dan Kisahnya, perihal kisah asmara Jeandra Van Aldert ; seorang Kolonel Jenderal berkebangsaan Belanda yang mencintai seorang perempuan pribumi di tanah jajahannya. Terbelenggu dalam aksi pengkhianatan serta perebutan kekuasaan Hindia Beland...