BAB 8 - PERJALANAN MENUJU LEMBAH DIRMAGA

1.4K 187 9
                                    

Kalau ada typo, harap dimaklumi ya!

-BAB 8-

|PERJALANAN MENUJU LEMBAH DIRMAGA|

"Aku tidak tega meninggalkan Jino sendirian."

Selagi kereta salju mulai melakukan perjalanan, Pangeran Inocenzio terus memandangi D'Jino yang ditinggal sendirian di tepi tebing. Begitu pun dengan D'Jino, juga memandangi semua rombongan yang berangsur masuk ke dalam hutan menuju Lembah Dirmaga menggunakan kereta salju. Tatapan mata sang naga terlihat sendu karena harus tinggal sendiri di sana sampai nanti semua orang kembali pulang setelah berperang dengan Anthanasius. Tidak tahu berapa lama, yang pastinya D'Jino harus mengurus dirinya sendiri sampai menunggu Pangeran Inocenzio yang kembali.

Ya, sebenarnya D'Jino tidak sendirian saja. Masih ada Kepala Penasihat dan 5 orang prajurit yang menjaga D'Jino. Rombongan berangkat keesokan harinya setelah semalam sudah selesai mempersiapkan bekal, saat matahari belum terbit dan langit masih sedikit gelap.

"Bagaimana lagi? Kita tidak bisa membiarkan Jino ikut dengan kita dalam kondisinya yang seperti itu. Lagi pula sudah ada Kepala Penasihat Emogene dan 5 orang prajurit yang akan menjaga D'Jino untuk sementara." Pangeran Jemiriel berusaha memberikan pengertian pada si bungsu.

D'Jino masih belum bisa terbang. D'Jino juga masih belum bisa mengecilkan tubuhnya seperti dulu. Sehingga tidak memungkinkan D'Jino ikut dengan mereka, dengan kondisi tubuh yang sangat besar dan berat tersebut. Ditambah lagi banyak permukaan es salju yang menutupi tepi jurang lembah, D'Jino bisa saja salah menginjak dan terjerembab ke sisi jurang, lalu susah untuk membawa D'Jino untuk naik kembali ke atas.

Pangeran Inocenzio mengalihkan pandangannya dari D'Jino yang masih menatap ke arah mereka. Jika terus-menerus ia melihat ke arah D'Jino, bisa-bisa ia tidak jadi pergi bersama rombongan ke Lembah Dirmaga. Terdapat guratan sedih di wajah si bungsu. Keenam Kakaknya mengerti, D'Jino dan Pangeran Inocenzio tumbuh besar bersama. Tiada satu hari pun yang terlewatkan oleh mereka berdua. Maka dari itu Pangeran Inocenzio terasa sedih saat mengetahui bahwa akan meninggalkan D'Jino untuk sementara waktu.

"Aku dulu masih ingat saat punggung Jino terbakar. Ino mengatakan "jangan Jino, kau bisa mati terbakar", padahal kita tidak bisa mati sama sekali," ledek Pangeran Jemiriel yang duduk di depan bersama Varischa.

"Aku sangat panik saat itu. Jadi, yang hanya keluar dari mulutku hanyalah kata-kata itu," kata Pangeran Inocenzio untuk membela diri.

Varischa dan Pangeran Jemiriel terkekeh. Sementara Stephen masih sibuk mengagumi kereta seluncur salju yang mereka naiki saat ini. Mirip seperti kereta di zaman dahulu. Tapi... dia kan memang terjebak di zaman dahulu.

Kereta salju itu terdapat 3 kursi panjang. Di kursi paling belakang ada Pangeran Inocenzio dan Stephen. Di tengah ada Varischa dan Pangeran Jemiriel. Mereka berdua tidak bisa dipisahkan. Lalu di paling depan adalah prajurit yang bertugas mengendalikan 2 kuda yang sedang menggeret kereta salju mereka. Kereta ini tidak memiliki atap, terbuka begitu saja sehingga mereka bisa melihat ke depan dengan leluasa.

 Kereta ini tidak memiliki atap, terbuka begitu saja sehingga mereka bisa melihat ke depan dengan leluasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Seri 2) D'FORSE | FINDING THE MISSING Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang