ENDING

633 75 24
                                    

Belum ada revisi, maaf kalau masih berantakan 🙏

-ENDING-

"Ibu..." bisik Pangeran Jeofrel. Bibirnya bahkan sampai gemetaran memanggil Ibunya. Tak terasa air mata menyusup keluar dari mata tajam itu. Tubuh sang Ibu bercahaya. Dia tak mengerti mengapa, tapi yang pasti dia sangat bahagia melihat kehadiran sang Ibunda.

Tapi di sisi lain, Pangeran Jeofrel sedih. Dia sadar ada sesuatu yang berbeda dari sang Ibu. Sepertinya dia datang kembali ke bumi karena terpaksa, karena sebenarnya setelah ritual ratusan tahun yang lalu, dia tidak boleh kembali lagi ke bumi.

Apapun yang terjadi, semoga Ibunya tidak kenapa-kenapa...

Ratu Ramera mengelus wajah Pangeran Jeofrel sambil memberikan senyuman hangatnya. Ia hapus air mata yang mengalir di kedua pipi sang anak.

"Kemana mata tajammu yang dulu, Jeofrel? Kenapa mata tajam ini sekarang mengeluarkan air mata?" Suara Ratu Ramera melantun lembut sekaligus meledek Pangeran Jeofrel yang berubah cengeng.

Sementara Pangeran Jeofrel semakin menangis terisak sambil terus mendekap Varischa.

"Pulanglah, Ibu..." pinta Pangeran Jeofrel.

"Tidak bisa, nak..., tempat Ibu bukan di dunia kalian lagi."

"Kenapa tidak bisa, Bu? Kerajaan kita masih sama, masih menjadi rumah kita bersama."

Ratu Ramera terkekeh pelan. Ia kemudian melihat ke arah Kesatria Pedro. "Kenapa dia menjadi cengeng, Pedro? Dulu saat aku meninggalkannya, dia tidak seperti ini."

Kesatria Pedro tertawa pelan menimpali guyonan Ratu Ramera. Ratu Ramera yang lucu seperti inilah yang membuat Raja Ladomir jatuh cinta.

"Kau tidak malu menangis di depan Varischa?" Kesatria Pedro pun ikut meledek Pangeran Jeofrel dan ditimpali dengan tawa anggun Ratu Ramera.

Omong-omong soal Varischa, gadis itu terkena efek kesurupan Ratu Ramera. Makanya ia tidak sadarkan diri sejak tadi.

"Kau sangat mencintainya, nak?" Ratu Ramera bertanya serius. Sorot matanya begitu teduh.

Dalam tangisannya, Pangeran Jeofrel mengangguk pasti. "Aku juga tidak tahu sejak kapan, tapi yang pasti, aku selalu berdebar bila di dekatnya, aku merindukannya saat dia jauh dariku, aku khawatir jika dia kenapa-kenapa, Ibu."

"Kalau begitu kau harus menjaganya. Jika tidak, Kesatria Pedro akan mengamuk karena kau tidak menjaga keturunannya dengan baik."

Pangeran Jeofrel melihat ke arah Kesatria Pedro. Matanya berkaca-kaca dan tampak seperti anak kecil yang merasa bersalah.

"Maafkan aku..." cicit Pangeran Jeofrel.

Kesatria Pedro menghela napas kasar dan menggaruk kepalanya. Kenapa Pangeran Jeofrel berubah seperti anak kecil? Dia lebih suka Pangeran Jeofrel yang sedingin musim dingin dari pada menangis seperti anak kecil yang kehilangan permen lolipop.

"Jangan sampai aku menebas wajahmu dengan katana mu."

Ratu Ramera lagi-lagi tertawa. Namun tawanya seketika menghilang melihat kondisi Varischa yang diambang kematian. Anak ini tidak bisa hidup abadi seperti putranya, Varischa sewaktu-waktu bisa mati kapan saja. Ia mengusap air mata sang putra sambil menghela napas pelan. "Maafkan Ibu. Varischa harus terkena efek tidur panjang karena Ibu telah merasukinya tadi. Dia tidak akan sadar."

(Seri 2) D'FORSE | FINDING THE MISSING Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang