Luhan memandang postur dirinya di depan kaca, membenarkan kancing jasnya yang ke-13.
Pakaian yang ia coba berserakan di atas tempat tidur.Taehyung tak beralih dari layar ponsel yang ia pegang, ini seperti mimpi buruk, ia tidak bisa menghubungi Jungkook sejak kemarin. Kakaknya mengatakan Jungkook tidak masuk tadi pagi karena sakit, tapi begitu Taehyung pergi ke apartemennya, ia tidak mendapati Jungkook di sana. Jimin dan Mingyu berlagak tidak tahu apa-apa, manajer Yoongi malah memberikan jawaban yang berbeda dengan kakaknya. Yoongi mengatakan bahwa Jungkook mengunjungi orang tuanya yang sakit di kampung halaman.
Taehyung hampir frustasi, dunianya yang berbentuk lingkaran yang lembut sejak keberadaan Jungkook, kini kembali menjadi kotak-kotak, kaku dan membosankan.
Taehyung menimang-nimang ponsel yang ia pegang sambil bergumam pelan entah pada siapa.
"Apa Jungkook salah paham tentangku?"
Luhan yang telah selesai mencoba pakaian yang ke-14, menyahut dengan suara rendah dan nada yang hampir tak terbaca."Mungkin Jungkook sedang berada di rumah orang tuanya, jika dia kembali kau bisa menjelaskannya nanti."
Taehyung berusaha menenangkan diri, walau rasanya sulit mengendalikan rindu dan nafsunya setiap kali mengingat wajah manis kekasih hatinya.
Luhan menyematkan bros di saku jas yang ia kenakan, pria itu bahkam tampak lebih muda dari adiknya meski usianya sudah hampir kepala tiga.
Luhan menoleh kepada Taehyung yang kini mulai sadar jika sedari tadi kakaknya telah menurunkan seluruh isi lemari hanya untuk membuat dirinya tampak sempurna di depan Sehun dan keluarganya.
Sementara waktu 2 jam yang Luhan gunakan untuk mencoba segala jenis baju, Taehyung justru tengah sibuk wara wiri mengingat setiap detil wajah dan tubuh menggoda milik Jungkook.
"Kenapa hanya bros? Jiejie akan lebih cantik menggunakan dress dan pita di rambut," goda Taehyung.
"Kau ... kemari kau!" Luhan berlari mengejar Taehyung yang kabur begitu melihat wajah Luhan yang siap menyerang.
* * *
Sebuah kamar berpencahayaan redup, dua insan yang berseteru. Ranjang yang berderit, saling mengelak dan berusaha menjadi dominan.
Diantara kedua insan itu, salah satunya adalah maniak sex kita. Pria gagah berjakun sexy, dengan senyum evil yang menggoda. Satu lagi adalah pria tinggi bertubuh atletis, perut abs dan senyum dimpel manis yang menggemaskan.
Keduanya saling tindih, berguling dan mendorong satu sama lain. Tidak ada yang mau mengalah untuk mengambil posisi di bawah.
Taehyung memang lebih pendek beberapa centi dari pria berlesung pipi itu, tapi kekuatan Taehyung dalam urusan ranjang tidak bisa dinilai dengan ukuran tubuhnya yang tidak setinggi pria lainnya.
Tangannya kekar, apalagi ekor depannya, melengkung dan memanjang. Pria lain yang berseteru dengannya juga membatin dalam hati, kagum atas keperkasaan Taehyung.
Saat itu dini hari, mereka menginap di villa menikmati libur panjang, setelah ujian tengah semester berakhir.
Kejadian ini lima tahun yang lalu saat Taehyung masih sekolah di SMA bergengsi di Busan.* * *
“Biar aku yang melakukannya,” ucap Taehyung.
Pria lain mendorong tubuh Taehyung, “Tidak bisa, aku bukan pihak yg lemah, biarkan aku yang di atas.” Pria itu bersikeras.
Taehyung tak mau kalah, membalik tubuh pemuda itu ke depan.
“Mungkin ini pertama kalinya kau berada di posisi ini, tapi aku sudah menguasai materi ini sejak kecil, aku jamin tidak akan sakit.”
Taehyung menarik celana pria itu ke bawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
OVER HORNY (Only Pdf)
HumorArea dewasa, tolong perhatikan peringatan yang tertera. Author tidak bertanggung jawab atas laporan efek samping berupa jantung yang berdebar keras, mata iritasi, pikiran melayang, keringat dingin, otak panas, mimisan atau kondisi lain disebabkan me...