Hot Guy

4.6K 317 91
                                    

Luhan akhirnya bisa menenangkan diri. Ia membuka lagi bros di jasnya. Merapikan rambut dan memasang lip balm di bibirnya. Setelah tiga putaran di depan cermin ia pun mengambil sepatu di lemari. Lagi-lagi ia mencoba satu-satu sepatu itu sampai Taehyung kembali dengan tiga bungkus popcorn dan tiga botol minuman bersoda.

Ia duduk tenang di sofa sambil menyilangkan kedua kakinya.
"Baiklah, aku akan menikmati pertunjukan yang ke-2, mari kita lihat berapa lama jie-jie mencoba semua sepatu miliknya"

Luhan tidak menanggapi ocehan adiknya, ia mengambil sepasang sepatu spesial yang ia beli bersama Sehun di Dubai.

Ia teringat pada hadiah milik Taehyung untuk Jungkook, Taehyung menitipkannya di kantor, sebagai kejutan untuk pria manis itu. Taehyung tidak tahu, mungkin hadiah-hadiah itu tidak akan pernah sampai ke tangan Jungkook. Sebab ....


Dua hari yang lalu.

Luhan memeriksa voucher RV dan PV perusahaan, tatkala seseorang masuk dengan menenteng tas besar, orang yang masuk itu menunduk memberi hormat. Luhan tidak langsung merespon karena ia sedang menghitung dan memverifikasi nilai dari RV dalam sebulan. Serta mengedintifikasi jika ada penyimpangan pembiayaan.

Sampai orang itu menyodorkan sebuah amplop, dan Luhan sadar siapa yang berdiri di hadapannya.

"Jungkook, apa ini?" Luhan bertanya.

Jungkook memiliki wajah manis yang sensitif terhadap perubahan suasana hati. Jadi, saat Jungkook gelisah atau bingung, sangat jelas terpancar dari wajahnya, ia memainkan jemari di bawah meja. Mungkin jika seseorang menyentuh jemari itu rasanya dingin dan beku, padahal dahinya tengah berkeringat.

Jungkook menelan ludah, mengumpulkan keberanian untuk berbicara, rasanya seperti banyak tulang ikan menyangkut di lehernya, ia berdehem beberapa kali lalu bersuara dengan gagap.

"Di-direktur, ma-maaf, itu surat pengunduran diri saya."

Seumur hidup Luhan tidak pernah secemas ini, bahkan saat ia kecil dan mengalami yang namanya broken home, saat ibunya memilih pergi dari kediaman keluarga Kim. Luhan kecil hanya menangis, karena sedih berpisah dengan adiknya. Tapi, ia tidak terkejut dengan keputusan ibunya, Luhan tahu di usianya saat itu, banyak hal yang dialami ibunya sampai harus memilih jalan perpisahan.

Namun bagi Luhan, Jungkook adalah pria polos paling tabah, mana mungkin pria yang terlihat lembut ini mengambil keputusan yang sangat besar hanya karena sebuah kesalah pahaman.

Luhan mengambil amplop itu dan membacanya, Jungkook sudah menandatangi kertas pengunduran dirinya di atas materai. Ia memang berniat pergi dari perusahaannya atau pergi dari hidupnya?

"Apa kau sudah pikirkan ini dengan baik?" Suara Luhan melembut, tidak setegas biasanya. Pandangannya menyapu wajah Jungkook yang memucat, sesama pria cantik, wajah Jungkook saat ini terlihat seperti gadis yang menolak lamaran cinta dari kekasih hatinya.

Wajah Jungkook tidak sama yakinnya dengan surat pengunduran diri yang ia tulis. Tentu ini ada hubungannya dengan Taehyung, hanya saja keanehan ini pasti ia tidak sendirian dalam mengambil keputusan. Tidak mungkin Jungkook seberani ini untuk mengambil langkah yang besar dalam karirnya sebagai asisten direktur sebuah perusahaan besar.

Luhan merenung, tidak langsung memberikan komentar. Ia membenarkan letak kacamatanya yang tidak miring. Sesaat ia berpikir untuk menceritakan saja semua kebenaran hubungannya dengan Taehyung sebagai kakak adik.

Namun, melihat apa yang kini Jungkook lakukan, tentu masalahnya lebih besar dari sekedar salah paham. Pasti ada hal lain yang membuat Jungkook mengambil sikap berani.

Sebagai direktur ia tentu saja keberatan jika seorang karyawannya memberikan surat pengunduran diri secepat ini, tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

Akan tetapi sebagai kakak yang mana adiknya telah melukai perasaan seseorang, dan menjebloskan seorang pria polos seperti Jungkook dalam kemesuman. Luhan tak punya cara untuk mencegah keputusan Jungkook.

OVER HORNY (Only Pdf) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang