Sebelum anda membaca, Author ingin meminta maaf karena telah menarik draft yang seharusnya sudah terbit ini. Saya menarik draft ini karena draft ini dan draft part 6 saling bertabrakan sehingga cerita part 6 ditayangkan lebih dulu dari cerita part 5. Sekali lagi, Author meminta maaf. Terima kasih atas pengertiannya.Joyce dan So Eun sedang bercanda ria dalam perjalanan pulang mereka. Yah, mereka sudah cukup dekat selama beberapa waktu ini.
"Ya, asisten! Di rumah nanti kaulah yang harus memasak dan melakukan pekerjaan rumah," kata Joyce sambil mengacak rambut biru tua So Eun, membuat gadis itu merengut.
"aku bukan pembantumu! Aku hanya asistenmu di rumah sakit!" Teriaknya kesal. Namun Joyce tersenyum licik, "kecuali kau ingin tidur di tempat lain..."
"Andwe! Oke, aku akan mengerjakan segala perintahmu!" Kata So Eun spontan memegang tangan Joyce.
"Hahaha... bercanda, kok. Kita bisa mengerjakan semuanya bersama," kata Joyce sambil tersenyum dan melanjutkan perjalanannya. Ada apa ini? Hati So Eun merasa sangat nyaman berada di dekat Joyce.
"Tu..tunggu aku!" Teriak So Eun sambil berlari mengejar Joyce. Joyce tersenyum, lalu sengaja berlari. "Yak! Aku bilang tunggu aku!"
So Eun dan Joyce berjalan masuk ke dalam apartemen. Langkah mereka terhenti ketika melihat dua orang pemuda tampan berdiri di pos jaga apartemen.
"Sunggyu ssi?" Kata Joyce membuat kedua pemuda itu menatap mereka.
"ada keperluan apa kemari?" Tanya Joyce sambil mengerutkan keningnya. Rasanya dia tidak membuat janji dengan Sunggyu sebelumnya. Apa Sunggyu ingin menemui kenalannya di apartemen ini?
"saya menyewa kamar apartemen di sebelah apartemen anda, dokter. Kelihatannya saya membutuhkan perawatan intensif," kata Sunggyu sambil menepuk punggung temannya. "ini teman saya Woohyun,"
Woohyun langsung membungkuk dan tersenyum riang, "annyeong haseyo, Woohyun imnida. Terima kasih atas bantuan anda selama ini kepada leader kami yang lemah ini," kata Woohyun sambil nyengir kuda.
"Ah, apa kalian sudah makan malam? Ayo kita makan bersama," kata Joyce mengajak kedua pria itu.
"Maaf kami harus..."
"dengan senang hati, dokter! Hehehe!" Tawa Woohyun sambil menyikut badan Sunggyu.
"cewek di sebelah dokter itu cantik," bisik Woohyun sambil cengar-cengir membuat Sunggyu cemberut. "nanti kita dimarah manager hyung!"
"Hyung, ayolah, hyung~" pinta Woohyun sambil menarik-narik baju Sunggyu seperti anak meminta permen kepada ayahnya. "hyung... jebal... sekali saja. Ya? Ya?"
Joyce tersenyum menatap mereka. "jadi?""Tentu saja kami ikut, dokter!" Kata Woohyun bersemangat. "Okay.. nah, kajja!"
"Wuah... makanannya enak sekali, dokter. Terima kasih!" kata Woohyun sambil tersenyum gembira. Sunggyu menyikut badan Woohyun agar anak itu tidak bertingkah memalukan.
"asisten ku memang pandai memasak. Berterima kasihlah padanya," Woohyun lalu menatap ke arah So Eun yang masih memakan makanannya.
"terima kasih, agashi," Sunggyu bangkit berdiri, "sebaiknya kami pulang saja sebelum manager hyung mencari kami, dokter. Terima kasih atas makanannya," kata Sunggyu sambil membungkuk dan menarik Woohyun tepat sebelum Woohyun ber-aegyo di depan So Eun. Tentu saja Woohyun ikut dengan tidak rela.
"Sunggyu ssi, kapan anda akan pindah?" Tanya Joyce ketika mengantar mereka di depan pintu. Sunggyu menatapnya. "besok sore, dokter," Joyce mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Still Love You
FanfictionTidak ada seorang pun yang tahu rahasia takdir. Kapan seseorang harus mati dan apa yang akan terjadi setelah kematian, tidak ada yang pernah tahu. Ketika Kim So Eun harus mati dan menjadi arwah di Death-End, Joyce Hubert, seorang malaikat penunggu a...