Sepanjang pelajaran aku tak bisa konsentrasi. Pikiran ku terus tertuju kepada kalung dan surat tersebut, menurutku aneh sekali seseorang meninggalkan kalung sebagus itu ditaman sekolah. Jadi ingin cepat-cepat istirahat
"Ya pelajaran hari ini selesai, dan kerjakan pr halaman 73-74. Silahkan istirahat" kata bu ita sambil berjalan keluar kelas.
"Ayo zee beli makan" kata clare
"Gue titip aja ya, beliin gue roti lapis telur ya. Gue tunggu di taman byee" kataku sambil berjalan keluar kelasAku masih terus memandangi kalung tersebut. Aku jadi penasaran siapa pemilik kalaung ini. Dan pesan dikotak itu juga aneh. Apa yang harus dilakukan bersama-sama?
"Hey! Ini titipan lo" kata clare sambil memberikan roti lapis telur titipam ku
"Thanks clare" kataku sambil mengambil roti itu dan mulai memakannya
"Gue penasaran, siapa sih yang punya kalaung itu? Kalung bagus kok di taruh sembarangan" kata celvin
"Iya mana pesan di dalamnya aneh lagi" kata tom sambil menyeruput minumannya
"Zee, coba deh gue liat" kata laura. Saat dia hendak mengambil tom merebutnya
"Ehh enak aja lo! Gue yang minta duluan!" Kata laura sambil menarik kalung tersebut
"Ehh gue juga mau liat dong" kata celvin
"Enak aja gue dulu"
"Ihh gue lah"
"Lepas gak! Gue dulu" akhirnya semua berebut ingin melihat kalung tersebut. Aku khawatir kalung itu rusak sebelum kami menemukan pemiliknya. Aku ikut memengang kalung itu
"Jangan rebutan woy, nanti rusak" saat aku memegangnya tiba-tiba kalung itu mengeluarkam cahaya yang sangat terang. Dan tiba-tiba muncul pusaran angin yang sangat kencang. Kami semua berusaha berpegangan satu sama lain
"Aaaaa!! Tolong gueee" teriak clare panik. Dengan cepat laura memegang tangan clare, tapi sayangnya kami semua satu persatu terhisap ke dalam putaran angin yang besar itu, yang aku ingat jhonny memegang tanganku. Kami mulai terhisap kedalam angin tersebut. Setelah itu semua menjadi gelap
Aku merasakan sinar matahari menyentuh kulitku. Aku mulai mengerjap-ngerjapkan mataku. Aku merasa pusing. Aku masih belum beranjak dari posisi terbaring. Aku mulai mengedarkan padanganku. Aku dihutan. Aneh, seingatku kami tadi di taman dan, ah ada angin kencang yang menyedot kami satu persatu. Aku melihat sekitar. Disebelahku ada jhonny. Dia masih belum sadarkan diri. Aku berusaha untuk bangkit
"Jho.. Jhonny" kataku sambil mengguncang-guncangkan badannya
"Jhon, bangun jhon" kataku sambil terus berusaha membangunkannya. Tiba-tiba dia membuka matanya dan memegang tanganku
"Awas zee, anginnya..." Katanya terputus saat melihat keadaan sekitar
"Kita dimana?" Tanya jhonny setelah sadar bahwa kami tidak berada di taman sekolah
"Gue rasa kita terbawa oleh angin tersebut ke hutan ini" kataku
"Tapi sebaiknya kita cari yang lain dulu" kataku kepada jhonny
"Oke" kata jhonny sambil berdiri
"Clare! Laura! Celvin! Tom!" Kataku dan jhonny bersamaan. Aku cukup cemas mengingat bahwa kami berada dihutan dan kami tidak tahu bahaya apa yang menanti kami
"Clare! Laura! Cel.." Tiba- tiba aku mendengar ada yang memanggil namaku dan jhonny
"Jhonny!! Ada yang manggil kita" kataku sambil berlari kearah suara
"Hey zee, jhonny kami disini!" Kata seseorang sambil berjalan mendekati kami. Itu celvin. Dan dia menggendong laura dibelakangnya. Astaga semoga dia baik-baik saja
"Celvin!!" Kataku segera menghampirinya
"Astaga! Laura kenapa?" Kataku sambil menyentuh lengan laura
"Laura gak kenapa-kenapa . Dia cuma belum sadar aja" kata celvin
"Men! Tangan lo berdarah!" Kata jhonny sambil menunjuk kearah luka celvin
" gak apa-apa kok gue" katanya sambil memarkan deretan giginya
"Lo yakin bisa gendong laura?" Tanyaku tak yakin
"Yup! Gue ini cowok sejati" katanya sambil tersenyum usil
"Yaudah ayo kita cari clare sama tom" kataku sambil berjalan ke arah utara