Ini hari ketiga kami berada disini. Kami belum bisa menemukan jalan keluar dari sini. Pagi ini aku membantu bu gina menyiapkan sarapan.
"Kalian bisa belajar menggunakan senjata bersamaku" kata pak bibo sambil menuangkan madu ke pancakenya.
Setelah selesai sarapan kami segera keluar rumah
"Kalian bisa pilih sendiri senjata yang ingin kalian gunakan" kata pak bibo sambil menyetahkan panah dan pedang. Aku memilih mengambil panah dan busur. Aku mengambil busur dengan ukiran bunga dan panah berwarna emas. Kali ini pak bibo membantu melatih cara menggunakan anak panah. Sedangkan cara menggunakan pedanh diajarkan oleh pak gio, teman pak bibo"Kalian harus konsentrasi saat melepaskan anak panah" kata pak bibo
"Kita mulai dari tom" kata pak bibo. Tom menggunakan busur yang sama denganku. Panahnya berwarna hitam mengkilat dengan ujung berwatna biru. Tom melakukannya dengan baik
"Bagus tom, sekarang giliran clare" kata pak bibo. Clare menggunakan busur berukiran tulisan kuno dengan panah berwarna silver yang cocok dengan kulitnya.
"Bagus clare, sekarang giliran zee" kata pak bibo. Aku bersiap-siap untuk membidik, kurasakan peluhku membasahi keningku. Ku kuatkan peganganku ke busur. Dan aku mulai melepaskan anak panahku. Panah itu menari-nari di udara dan menancap tepat di buah-buahan yang disediakan oleh pak bibo.
"Bagus zee. Sekarang kalian akan kuberikan waktu untuk melatih kemampuan memanah kalian. Saya sudah menyiapkan papan sasaran untuk kalian" kata pak biboSetelah selesai latihan kami duduk di ruang membaca pak bibo
"Apakah kami bisa berjalan-jalan keluar?" Tanya tom
"Ya kami juga ingin menghafal rute-rute jalan disini" tambah jhonny
"Kalian bisa keluar, tapi jangan sampai terlihat bersama-sama. Bisa bahaya bagi kalian kalau orang-orang menyadari pahlawan-pahlawan yang diramalkan quincy sudah datang" kata bu gina sambil berdiri
"Ini pakai jubah dan bawa beberapa gold untuk kalian belanjakan" kata bu ginaKami berjalan keluar dari huta. Rumah pak bibo terletak didalam hutan. Setelah mencapai bibir hutan kami berpisah dan berjanji akan bertemu 30 menit lagi. Kami mengunjungi pasar yang ada disini. Pasar disini menjual barang-barang unik seperti tongkat sihir, ramuan, dan barang-barang yang katanya bertuah. Aku tertarik membeli bubuk penahan rasa sakit dan bubuk tembus pandang. Kalau bubuk penahan rasa sakit aku masih percaya. Bubuk tembus pandang? Kita lihat saja nanti. Jhonnt asyik melihat-lihat buku sihir
"Kira-kira apa yang dikatakan quincy itu benar apa tidak ya?" Kata laki-laki bertubuh besar yang mukanya tampak garang
"Entahlah, tapi kita harus waspada" kata laki-laki yang tak kalah seram disebelahnya. Zee diam membeku di tempat mendengar pembicaraan tersebut. Tiba-tiba salah satu laki-laki itu melihat ku. Aku rasa jantungku berhenti berdetak. Dan tiba-tiba laki-laki itu mengalihkan pandangannya dan melanjutkan pembicaraannya
"Jhonny ayo pergi" kataku sambil menariknya
"Ehhh kenapa sih?" Katanya. Aku tak menjawab pertanyaannya. Aku terus berlari sambil sekali-sekali menengok kebelakang, kalau-kalau mereka mengikuti kami
"Kemana aja sih kalian? Lama banget" kata laura setelah kami mencapai bibir hutan
"Nih clare beli roti banyak" kata tom sambil menggigit roti yang dipegangnya
"Enak aja lo! Lo yang tadi mohon-mohon ke toko kue juga" kata clare sambil menjitak tom
"Guys kayaknya kita harus lebih hati-hati. Tadi gue gak sengaja denger percakapan orang di pasar. Mereka kayaknya gak suka sama kedatangan kita" kata zee
"Kita harus bilang ke pak bibo tentang ini. Ayo pulang" kata jhonny sambil berjalan ke dalam hutan