"Sebab bertemu adalah takdir, semoga takdir kembali mempertemukan."
__________________________________________________Al-Birru by: Gitar_senja 🦋
__________________________________________________
Ckitt!Motor hitam dengan ciri yang begitu khas itu berhenti secara tiba-tiba. Manik mata yang menajam di balik helm berwarnakan hitam itu menatap lurus ke arah depan. Bola matanya sedikit memanas.
"Gadis gila!" Cowok itu membatin. Rentangan dua tangan yang menghadangnya ketika memasuki sebuah belokan parkiran sekolah, membuat Rafa-cowok dengan sedikit luka gores di area dahi itu melepas helm nya dengan segera. Tubuhnya beranjak turun.
"Lo mau mati?!"
Angel Florenci. Dia-gadis dengan rambut panjang bergelombang itu menyunggingkan senyumnya ketika mendapatkan hal demikian. Dua tangannya kembali menurun.
"Kenapa ga tabrak gue aja?!"
Rafa sedikit mengalihkan pandang. Napasnya sedikit menggebu. "lo mau apa?!"
"Gue mau lo jadi pacar gue!" Angel melipat tangannya di depan dada. Dua matanya menatap intens cowok di depannya ketika Rafa hanya diam tanpa sedikitpun berekspresi.
"Ga usah munafik. Gue tahu niat terselubung di balik itu semua. Lo Cuma mau ngerendahin gue aja, kan?" Rafa tersungging kecil. Sudah beberapa akhir ini gadis itu selalu mengusik ketenangannya tanpa kenal lelah.
"Berhenti ganggu hidup gue! Gue ga suka!" Rafa menambahkan ucapannya. Cowok itu mulai menaiki kembali motor hitamnya tanpa sedikitpun memakai helmnya kembali. Suara motornya mulai menyala. Angel yang masih tetap keras kepala tidak menghindar sedikitpun, membuatnya mau tak mau mematikan kembali motornya.
Alis Angel berkerut. Dia menatap heran cowok di depannya itu yang hanya diam. "gue ga bakalan pergi kalau lo ga jawab pertanyaan gue!"
"Gue ga suka sama orang yang suka ngerendahin orang lain seperti lo. Perasaan lo hanya sebuah permainan belaka yang hanya ingin menghancurkan kehidupan gue. Seengganya kalau ga bisa jadi orang baik, cukup kasihani seseorang meski itu terbilang mudah dan ga seberapa."
"Jawaban buat lo udah gue kasih."
🦋"Semua berkas yang harus ditandatangani sudah saya siapkan dan saya simpan diatas meja kantor ruangan tuan muda."
Terdiam mencermati, cowok dengan gayanya yang hampir menyerupai seorang ketua geng motor itu menatap lurus ke arah depan. Terlihat mengangguk kecil meski hal itu sama sekali tidak akan dilihat oleh sang lawan bicara di seberang sana, membuat cowok itu mengeluarkan suaranya.
"Trimakasih untuk informasinya. Pulang sekolah nanti saya akan kesana. Maaf sudah merepotkan." Cowok itu berujar dingin-nyaris seperti enggan untuk mengatakan hal itu.
"Tuan muda yakin ingin kesini setelah pulang sekolah?"
"Perusahaan itu sudah menjadi tanggung jawab saya. Saya tidak ingin membuat usaha Kakek saya terbuang secara Cuma -Cuma jika perusahaan itu sampai mengalami kebangkrutan sedikitpun."
"Baiklah jika itu sudah menjadi keputusan yang tuan muda ambil. Saya tidak memaksa."
"Saya tutup telfon nya."
Suara yang sudah tidak kembali memasuki indera pendengarannya, membuat Cowok dengan posisi yang masih terduduk di atas motor lengkap dengan sebuah helm yang masih menutupi kepalanya itu mulai memasukan ponselnya kedalam saku celana. Turun dari badan motor yang sudah ia parkirkan, melepas helm yang semula menyembunyikan ketampanan yang nyaris menunjukan titik kesempurnaan, menjadikan kedua tangan cowok itu tergerak guna mengambil satu tumpukan buku yang semula ia simpan di bagian belakang motor setelah ia menerima sebuah panggilan telepon dari Arzi-Sekretaris pribadinya yang selalu siap siaga membantunya mengurusi pekerjaan kantor ditengah aktivitasnya yang masih mengenyam sebuah pendidikan.
YOU ARE READING
Al-Birru (DIROMBAK)
Teen Fiction📌 GA FOLLOW GA ELIT 📌 "Kembali pulang jika lelahmu sudah usai." Rafa masih ingat jika ia terlahir bersama. Rafa juga masih ingat akan penyebab berubahnya sikap sang Papa terhadap dirinya. Umur tujuh belas tahun dimana semuanya berubah dengan begit...