"Tanpa kamu sadari, kamu adalah bagian dari manusia hebat itu."
__________________________________________________
Al-Birru By : Gitar_senja 🦋
__________________________________________________
Nuansa kamar dengan warna hitam bercorak putih itu membuat Rafa menatapnya lekat. Dia mengembangkan senyumnya meski hal itu tidak terlalu. Bau kamarnya ternyata masih sama. Dia bisa merasakan jiwanya terkumpul di ruangan besar yang selalu menjadi tempat penenang untuknya dikala kesedihan merundung.Cowok itu mengehela napasnya sesaat. Dia mulai memajukan langkah kakinya kembali mendekat ke bagian tepi ranjang yang terlihat cukup rapi. Tubuh tegap itu tanpa aba-aba mendarat dengan kasur empuk yang selama satu hari kemarin dia tinggalkan. Dua matanya sesekali memejam dengan pikiran yang saling berkecamuk. Dia membutuhkan ketenangan untuk menenangkan pikirannya yang terasa berisik.
Tingg
Notifikasi pesan itu membuat Rafa mendecak kecil. Satu tangannya lekas mengambil sebuah handphone yang dia simpan di saku celananya. Dua notifikasi pesan, Cowok itu lekas meng klik bagian atas terlebih dahulu ketika tiga pesan terkirim secara bersamaan.
Gavin Batu :
"Malam nanti gue ke tempat yang sama."
Rafa memilih untuk abai. Dia lekas meng kllik pesan bagian kedua dimana Arzi yang mengirimkannya pesan. Tidak jauh dari pekerjaan kantor, Rafa sudah bisa menebak akan hal itu.
Mas Arzi :
"Mas, undangan pesta nanti malam di xxx . Saya harap Mas Rafa bisa hadir."
"Bersama Mas Arzi juga, kan?"
"Iya, Mas."
"Baik."
Rafa kembali menekan tombol layar untuk kembali. Pesta yang sama, Cowok itu sudah bisa menebak betul jika Angel tidak akan pernaj menyerah untuk membuatnya datang dan mau menuruti semua keinginannya. Tinggal pesan yang terakhir, atensi Cowok itu menetap di satu titik ketika tak sengaja membaca si pengirim pesan yang sangat dia hafal. Afra, gadis itu masih setia dengan sikapnya yang menyebalkan juga cerewetnya yang tidak pernah bisa untuk berhenti.
Cewek, namanya Afra :
"Rafa beneran ngajak aku?"
"Sumpah ga lucu."
"Nanti kalau di bully gimana?"
"Ck!" Rafa berdecak kecil membaca tiga pesan yang dikirimkan oleh gadis itu kepadanya. Tinggal menurut dan tidak cerewet apa susahnya? Rafa menggeleng keras. Perlu dia catat. Mahluk bernama Perempuan adalah bagian tersulit yang akan dipelajari sekalipun kita sudah mengenalnya lama.
Jemari tangan Rafa bergerak untuk membalas pesan itu. Tidak terlalu panjang, hanya sebuah ancaman kecil yang berhasil membuat pesannya hanya dibaca oleh gadis itu.
"Datang atau gue culik?"
'Datang atau gue culik?' Afra membaca singkat balasan pesan yang dikirim oleh Rafa kepadanya. Gadis dengan rambut yang terurai acak itu menangkup wajahnya penuh frustasi. Dia tidak menyangka jika memasuki lingkungan yang baru adalah awal mula dimana sebuah masalah datang. Napas gadis itu berembus kasar. Ingin berteriak keras namun urung karena dia tidaklah gila. Benar, bukan?.
YOU ARE READING
Al-Birru (DIROMBAK)
Novela Juvenil📌 GA FOLLOW GA ELIT 📌 "Kembali pulang jika lelahmu sudah usai." Rafa masih ingat jika ia terlahir bersama. Rafa juga masih ingat akan penyebab berubahnya sikap sang Papa terhadap dirinya. Umur tujuh belas tahun dimana semuanya berubah dengan begit...