"Pendatang tetaplah sosok yang menyimpan teka-teki."
__________________________________________________
Al-Birru By : Gitar_senja 🦋🦋
__________________________________________________
Kawasan sekolah SMA ZEYANDA tampak meninggalkan hening setelah motor hitam itu berlalu pergi begitu saja. Gavin yang melihat akan hal itu tak tinggal diam. Mulai menyalakan kembali motornya yang semula terparkir sempurna, rambut lebatnya perlahan ia usap kearah belakang guna memakai helm yang masih dia pegang menggunakan satu tangannya.Ghio maupun Ghata sama-sama saling beradu pandang. Tidak ada pilihan lain selain pulang, kedua Cowok itu perlahan mulai menaiki badan motor yang kebetulan terparkir berdekatan dengan motor Gavin.
"Vin, lo mau langsung pulang?"
Gavin menatapnya sekilas, dia cukup malas untuk mengeluarkan suaranya kembali.
"Rafa ga bakalan pulang ke rumah."
Ghata yang mendengar lontaran Gavin barusan lekas mengangkat kepalanya cepat. Dia terdiam cukup lama, mencerna terlebih dahulu sebuah asupan suara yang memasuki gendang telinga.
"Kenapa?" Tanyanya cukup bingung, tak mengerti dengan dugaan Gavin yang bisa saja tidak benar.
Gavin yang paham akan hal itu sedikit memaklumi. Tidak ada yang salah, mungkin waktu belum cukup tepat untuk memberitahu akan apa yang terjadi di dalam kehidupan Rafa. "Dugaan seseorang bisa saja salah, kan?" Gavin balik bertanya, dia sendiri merutuki kebodohannya ketika mengatakan hal itu kepada Ghata barusan.
"Lo ga lagi--"
"Gue ga bisa lama-lama, ada urusan yang harus gue urus."
"Idi irisin ying hiris gui iris, so, lo, Vin!" Ghio berujar dengan suara yang sedikit lantang, tak hirau dengan tatapan elang milik Gavin yang menatapnya di balik helm full face itu.
"Kak Gavin jadi ga jawab pertanyaan gue gara-gara lo." Ghata sedikit mendesis kesal, dia menatap Ghio malas ketika cowok itu hanya diam dengan senyumnya yang mengembang, bersikap baik-baik saja tanpa mau untuk meminta maaf.
"Udah biasa dia, jadi ga usah heran." Ghio berujar, menatap Ghata lekat ketika Cowok itu nampak diam dengan beribu pertanyaan yang bersarang di kepala.
Ini yang harus Ghata cari tahu akan apa yang terjadi. Mengapa Gavin mengatakan jika Rafa tidak akan pulang. Bukankah rumah itu adalah rumah Rafa juga? Apa ini semua karena kedatangannya yang hadir secara tiba-tiba di tengah keluarga besar Bagaskara?.
"Berpikir dengan pikiran kosong itu salah satu hal bodoh."
"Tumben otak lo encer." Ghata menatap Ghio yang sudah memakai helm di kepalanya. Namun, bukannya candaan yang berhasil membuatnya tersenyum, yang dia dapatkan hanyalah kerutan bingung dari Ghio yang menatapnya heran.
"Encer apaan? Dari tadi gue diem," ujarnya, bersuara.
"Terus kalau bukan lo?"
"Itu gue."
🦋🦋
"Ngebuat Cewek baper tanpa perasaan itu bodoh, Raf."
Suara kecil Afra yang keluar, berbaur dengan bisik dari suara kendaraan yang berlalu lalang membelah jalanan kota, berhasil membuat sepasang mata elang itu menatap sekilas ke arah kaca spion yang sengaja dia arahkan langsung untuk menatap objek di belakangnya. Senyum Cowok itu sedikit mengembang ketika melihat kekosongan yang diperlihatkan oleh Afra tanpa disadari langsung oleh Cewek di belakangnya itu.
YOU ARE READING
Al-Birru (DIROMBAK)
Teen Fiction📌 GA FOLLOW GA ELIT 📌 "Kembali pulang jika lelahmu sudah usai." Rafa masih ingat jika ia terlahir bersama. Rafa juga masih ingat akan penyebab berubahnya sikap sang Papa terhadap dirinya. Umur tujuh belas tahun dimana semuanya berubah dengan begit...