5. Bunker

16 3 3
                                    

Setelah keluar dari jalur evakuasi, keduanya disambut oleh tiga orang satpam. "Kalian? Ayo, kearah sini." Keduanya pun mengikuti intruksi dari satpam tersebut.
>>🌠☄️☄️☄️🌠>>

Kini, mereka semua berkumpul disuatu tempat. Dimana lagi kalau bukan di bunker milik SMA Sakura. Yeah, beberapa jalur evakuasi akan memperlihatkan sebuah lorong menuju tangga bawah tanah, dimana tangga tersebut akan menuntun seisi sekolah menuju bunker bawah tanah. Tujuan Bunker ini hanya satu, antisipasi jika terjadi peperangan negara atau wilayah di jam sekolah. 

Bunker ini juga menjadi alternatif penyimpanan buku berisi data maupun dokumen siswa dan siswi dari awal SMA Asakura itu berdiri. Jangan lupakan fasilitas kamar mandi, lemari dan kulkas berisi persediaan makan juga minuman. Ada juga kotak berisi obat-obatan.

Di Pojok ruangan, terlihat tumpukan lipatan selimut yang terbalut rapi dalam plastik besar. Hey, seniat inikah SMA Asakura untuk menjaga keamanan dan kenyamanan siswa dan siswi-nya? Bunker makanan dan minuman, obat-obatan, selimut bahkan kamar mandi? Tidakkah ini berlebihan?

"Woah ... " Elpida terperangah saat baru menyadari bahwa bunker ini sungguh luas. Setelah itu, dahinya turut berkerut bingung, matanya menyiratkan tanda tanya, melupakan fakta saat dokter penjaga klinik kesehatan sekolah tengah sibuk membalut luka senpai-nya.

Helaan nafas pun terdengar. "Ini pantas. Tak berlebihan, toh untuk kita juga." Tutur sang senpai tiba-tiba, membuat dokter tersenyum. Tentu saja turut membuat bingung Elpida, bagaimana bisa senpai mengetahui apa yang dirinya pikirkan?

"Hanya saja, aku terpukau, hehe." Elpida tertawa canggung diakhir dialognya. "Ah iya, bagaimana dokter? Apa lukanya sudah selesai di balut?"

Yang ditanya pun tersenyum hangat. "Sudah, jangan lupa bantu dia untuk rutin mengganti perbannya. Hindari dulu air dan seka lukanya menggunakan antiseptik ya. Beruntung lukanya tidak terlalu parah."

"Ne" Balas Elpida di susul senyum andalannya.

"Terimakasih dokter." Sambung Mirai.

"Bagus! Dokter tinggal untuk mengurus yang lain ya." Dokter tersebut pun melangkahkan kaki menjauh dari Elpida dan Mirai. Lalu, mulai mendekat ke arah seorang siswi yang menahan sakit sembari memegang kakinya.

"Itu pasti sakit, jujur saja." Tanya Elpida tiba-tiba yang seketika membuat lawan bicaranya tertawa.

"Sok tahu."

"Ish!" Elpida merotasikan matanya malas. Lalu terlintas satu hal dipikiran yang sedari awal memancing rasa penasarannya. "Menurut senpai, Ultraman tadi kenapa bisa menjadi nyata? Kenapa ada di Bumi dan dunia kita? Jika dia datang pasti ada misi atau bahkan masalah sehingga dia membantu kita?" Tanya Elpida bertubi-tubi membuat lawan bicaranya terkikik geli.

"Kalau Ultraman hanya imajinasi belaka, maka aku tak akan terluka. Dan menurutku dia sedang menjalankan misi? Biasanya kan begitu. Dan mungkin saja, kaiju muncul karena pancingan seijin dan menjadi agresif sehingga Ultraman terpaksa mengalahkannya?" Penuturan Mirai barusan membuat Elpida termenung, berusaha keras mencerna setiap kalimat yang Mirai lontarkan. "Ck! Jangan terlalu dipikir, itu bualanku saja. Makan." 

Elpida menoleh ke arah Mirai, lebih tepatnya sih ke arah tangan kanan Mirai yang tengah menyodorkan roti dan sekotak susu pisang. "Terimakasih?" Ucap Elpida meski terselip tanda tanya, dia pun menerima pemberian dari Mirai dan mulai memakannya sesuai perintah. "Bagaimana dengan senpai? Apa tidak makan?"

"Kenyang." Singkat Mirai membuat Elpida menganggukan kepala dan lanjut menikmati makanannya.

Setengah jam berlalu, siswa dan siswi yang mengalami luka-luka ringan telah terobati dengan baik oleh tiga dokter yang bertugas di SMA Asakura. Kini semua duduk mendengarkan instruksi dari kepala sekolah.

"Syukurlah semua baik-baik saja. Terima Kasih kepada kalian semua, baik guru, OSIS, dokter, satpam yang telah membantu evakuasi juga pengobatan. Terima Kasih pula kepada siswa dan siswi yang telah tertib mengikuti instruksi. Mari beri applause untuk kita semua."

Suara tepuk tangan pun bergemuruh. Senyuman mereka pun terbit bersamaan. Setelah itu, kepala sekolah kembali berbicara. "Sesuai instruksi dari kepolisian yang mengawasi sekolah sejak kaijuu dikalahkan, maka kepolisian menyatakan keadaan diatas telah aman. Para Seijin juga sudah tertangkap dan diamankannya, maka dari itu silahkan keluar dari bunker dimulai dari kelas 10, dilanjutkan dengan kelas 11 lalu 12, ingat untuk tertib."

"Tunggu apa lagi? Pergi lah bersama teman angkatanmu." Titah Mirai.

"Um senpai, boleh tidak pulangnya ...."

"Bersamaku."

"Hah?" Elpida kebingungan.

"Pulanglah bersamaku. Kita searah." Jelas Mirai.

"Eh? Kok senpai tahu rumah kita searah?"

"Ck! Pergilah, tunggu aku di pintu gerbang." Lanjut Mirai dan dituruti Elpida.

Ultra Academy: Let's Dream Together!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang