Mobil Fort terlalu kecil untuk dua menara yang memperkenalkan diri sebagai Joong dan Ja, yang baru Peat tahu kalau mereka adalah saudara kalau bukan karena Fort yang bercerita. Peat benar-benar tidak berharap untuk banyak berinteraksi dengan pria yang baru ia kenal beberapa menit yang lalu, tapi melihat Fort antusias bercerita tidak ada salahnya untuk mendengarkan. Sudah lama sejak dia merasa nyaman di sekitar sekelompok orang asing dan itu pasti ada hubungannya dengan Fort dan sikapnya yang tenang.
Fort membuka pintu mobil depannya untuk Peat dan membuat Joong mengerang protes.
" Itu tempatku... " keluhnya. " Di mana lagi aku meletakkan kakiku? "
" Dia hanya memberitahuku di mana untuk menurunkannya " sahut Fort, dengan kata lain 'jangan hiraukan dia'.
" Aku nggak mau mendengarmu teriak-teriak, Joong. Sekarang masuklah, aku ingin tidur ". Ja, menarik Joong ke pintu belakang dan mendorongnya masuk.
Setelah kakak adik itu berhenti berkelahi, akhirnya Fort masuk ke kursi kemudi dan mulai menjalankan mobilnya. Ja dan Joong sedang bernyanyi lagu pop yang saat ini dimainkan dari speaker mobil Fort, tapi tak lama kemudian suara mereka menghilang. Fort melihat dari kaca depan dan melihat kedua menara itu tidur menindih satu sama lain. Fort hanya sanggup menghela nafas dan menurunkan volumenya.
" Gedung sains, ya? ", tanya Fort. Tangan kirinya tetap di roda kemudi, sedangkan tangan kanannya ada di persneling. Dia memiliki jemari yang bagus, pikir Peat. Ramping. " Kamu.. Jurusan apa? "
" Tahun pertama kimia " jawab Peat. Entah bagaimana Fort mudah diajak bicara, jauh lebih mudah daripada orang-orang super intens yang terus Noeul coba untuk diperkenalkan padanya. Lebih mudah daripada orang asing biasanya. " Kamu? "
" Tahun kedua sastra inggris ". Fort berucap acuh dengan mengerutkan hidungnya, dan membuat tawa Peat keluar.
" Menyesali pilihan hidupmu? "
" Sedikit. Referensi bukunya gila "
" Aku juga merasakannya. Mata kuliahnya buat aku pusing "
" Sepertinya mereka mengharapkan kita untuk benar-benar belajar sesuatu di sini "
Mereka berdua mendengus dan Fort menatapnya seolah-olah mengukur reaksinya. Rasanya agak aneh duduk di mobil orang asing dengan teman-teman yang asing pula. Mungkin Peat akan menjadi korban penculikan yang mudah. Dia juga tidak tahu cara membela diri. Tapi Peat menjauhkan pikiran gilanya. Fort tampak terlalu baik untuk itu.
Pertama mereka tiba di asrama kampus dan Peat menunggu di mobil sementara Fort membangunkan teman-temannya dan mendorong mereka menuju pintu masuk. Peat bisa melihat mereka begitu dekat dilihat dari cara mereka semua mencoba untuk bersandar padanya. Pria itu tetap tersenyum meskipun raut wajahnya menunjukkan kelelahan. Fort kembali setelah beberapa saat, menghela napas berat saat ia memutar kunci dan mundur dari tempat parkir.
" Apa kamu tahu kedai kopi di dekat gedung ini? ". Peat bertanya ketika Fort menatapnya untuk menunjukkan arah. " Yang pintunya rusak? "
Fort mengangguk. " Itu tempat tinggalmu? "
" Ya. Blok yang berlawanan dengan apartemen ", jawab Peat. Sungguh, itu hanya sebuah bangunan beton jelek dan terlihat lebih seperti kompleks kantor yang ditinggalkan daripada asrama mahasiswa yang aman, tapi biaya sewanya sangat murah dan lokasinya cukup praktis untuknya pergi ke gedung kampusnya.
" Yah.. setidaknya kamu memiliki akses tetap untuk secangkir kopi dan makanan ringan kalau-kalau kamu lapar mengerjakan tugasmu. Dekat dengan gedung kampusmu pula. Aku tinggal sedikit di luar kampus, dan kedai kopi di sana begitu mahal ", ucap Fort.
![](https://img.wattpad.com/cover/330777477-288-k547794.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LET ME LOVE YOU ( FORTPEAT )
FanfictionPeat, mahasiswa kimia, introvert dan tidak percaya diri Bertemu dengan Fort, mahasiswa bahasa, ekstrovert dan membuat Peat kalang kabut Sudah terlalu lama sendiri membuat Peat sama sekali tidak paham pendekatan yang dilakukan Fort Bagaimana dia bisa...